Im Dahe, berjalan menuju rumah yang jauh dari rumah-rumah warga desa.
Siapa lagi kalau bukan Jimin yang suka menyendiri.
Dahe heran sendiri kenapa Laki-laki tampan itu bisa tertutup selama hidup disini.
Padahal desa ini penduduknya ramah-tamah pada semua orang.
Awalnya memang sangat sulit untuk mendekati si pria Tampan itu. Tapi Dahe tidak pernah menyerah dan sekarang terbukti mereka mulai dekat dalam ikatan pertemanan.
Karena kalo boleh jujur Dahe tidak berani mengungkapkan bahwa dirinya menyukai Jimin.
Tidak secepat itu, pikirnya."Jiminie""
Dahe mengetuk pintu rumah Jimin, berharap laki-laki itu sudah bangun di jam segini, pukul lima pagi.
"Jiminieeeeee......"
"Jim-
"Ada apa Dahe, ini masih terlalu pagi untuk menggangu ku".
"Paman minta tolong, katanya kamu tau tempat Cokelat batangan di kota".
"Lalu kenapa?".
"Tolong antar aku ya.... Aku tidak pernah ke Kota".
"Tidak bisa Dahe, aku tidak akan menginjakan kaki ke Kota lagi".
"Jim__ aku mau buat kue ulang tahun untuk nenek ku. Hari ini ulang tahunnya yang ke 78 tahun dan aku mau memberikan kejutan, yaaa...... please, aku mohon".
*
Benar kata orang, bahwa kebahagiaan hanya bersifat sementara.
Buktinya, di usia kandungan yang semakin tua delapan bulan. Kara harus mengalami satu kejadian yang di takuti kaum ibu hamil, kandungannya lemah.Hari ini hujan bertamu ke bumi lagi.
Sudah berjam-jam lamanya hujan turun tapi tidak ada tanda-tanda akan segera berakhir.
Kara baru saja bertemu teman kuliahnya di salah satu cafe ternama di kota Seoul.
Mereka banyak menceritakan kehidupan mereka di universitas.
Ngomong-ngomong tentang universitas, Kara jadi merindukan masa-masa kuliahnya dulu.
Kini kara di wajibkan untuk fokus pada kandungannya, soal kuliah katanya nanti bisa di lanjut lagi kalau keadaannya sudah lebih baik."Apa aku terobos saja ya?".
Kara memperhatikan sekitar, siapa tau ada taksi lewat.
Tapi, perhatian Kara berfokus pada sosok di sebrang sana, di toko cokelat.
Dua sepasang manusia berbeda kelamin sedang berteduh di teras toko."Kak Jimin!!!".
Kara tidak bermimpi kan di sana ada kak Jimin yang di carinya;
Iya Kara yakin itu Kak Jimin.
Kara beranjak dari tempat duduknya, tanpa melihat keadaan jalanan Kara bergegas berjalan menerobos Hujan."Kak Jimin!!!".
Sedangkan laki-laki di sebrang mencari sumber suara yang mengganggunya akhir-akhir ini, dia merindukannya.
"Jim, kenapa?".
Dahe memandang wajah Jimin, ekspresi wajah Jimin sulit di jelaskan.
"Kamu kedinginan, mau aku peluk?".
"Kak Jimin!!!!".
Dahe menoleh pada sumber suara di sana, beberapa meter di hadapan mereka ada sosok_wanita?
Yang menerobos Hujan."Jimin, dia memanggilmu".
Kara berjalan sampai tiba-tiba tubuhnya di tarik ke belakang.
Dan motor lewat di hadapannya dengan kecepatan tinggi.
Kakinya gemetar, tadi itu Kara hampir di tabrak."Kau gila!!! Ada motor yang hampir menabrak mu Kara!!!".
"Kak Taehyung, Kak Jimin__
Kara menunjuk pada laki-laki yang ekspresinya terlihat kaku dan pandangannya kosong.
Taehyung mengikuti arah tangan Kara, Taehyung ikut kaget.
![](https://img.wattpad.com/cover/210294858-288-k8471.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
Short Story''Luka ini milik kita berdua". (COMPLETED- END) WARNING!!! -DRAMA. Hay!!! Siap buat kalian terombang-ambing kaya naik roller coaster saat baca cerita ini. Aku akan update di setiap hari Kamis dan Malam Minggu..♥️💜🐣