Ending scene***

284 15 5
                                    

Tuhan menciptakan manusia sejak awal bersama takdirnya.
Cinta, alur hidup, batas hidup, semuanya sudah di persiapkan sejak awal mereka lahir ke dunia ini.
Mungkin sebagian dari mereka; pemilik takdir yang di rasanya selalu buruk, tak apa mengorbankan seseorang demi kebahagiaannya pikirnya.

Nyonya Min misalnya, di masa lampau dia dengan suka rela mengorbankan perasaan anak-anaknya dan mantan suaminya untuk di tinggal mencari kebahagiaannya sendiri.

Semuanya kritis, tujuan mereka kritis saat itu.
Tidak punya pilihan lain pikirnya, hingga mengorbankan semua orang yang terlibat di kehidupan mereka.

"Kara".

Wanita paruh baya yang berprofesi sebagai desainer yang lumayan terkenal itu mendekat pada anak perempuannya yang di carinya sejak dulu.
Kehilangan sosok Kara di masa lampau membuat semuanya menjadi pelik. Perceraian, pertengkaran semuanya terjadi karena keegoisan masing-masing.

Duduk di dekat Kara yang sedang berbaring di tempat tidurnya; Kamar pribadi.
Satu Minggu yang lalu Kara di perbolehkan pulang dari rumah sakit.
Kara bersikeras untuk tinggal bersama ibunya dari pada kakak-kakaknya, apalagi ada Jimin dan dua anak Jimin.

Setelah percakapan singkat di rumah sakit beberapa waktu lalu.
Jimin pulang membawa dua anaknya dari hadapan Kara. Tapi, Kara ingat betul Sebelum Jimin keluar dengan susah payah membawa dua anaknya. Jimin bilang 'Jangan libatkan anak-anak dalam masalah kita, dia berharga bagi ku, sangat berharga'.

"Ayo keluar kamar sebentar. Ada kakak mu di bawah".

"Aku mau tidur ma, lelah. Tidak mau di ganggu".

"Kakakmu kalau sedang marah, menakutkan. Jadi, jangan buat dia menunggu lebih lama. Ayo, dengarkan kata Mama".

"Aku tidak mau bertemu siapapun Ma, a-aku takut".

"Kara sebenarnya ada apa? Kenapa anak mama tidak mau bertemu siapapun bahkan anak--

"KARA!!".

"Astaga Yoongi, jangan teriak! Adikmu masih sakit".

"Lebih sakit mana, saat aku melihat adik ku seperti mayat hidup begini, sebenarnya ada apa. Coba jelaskan pada kakak mu ini!".

Yoongi menghampiri kara, menyingkap selimut yang sengaja Kara gunakan untuk menutupi tubuhnya, juga untuk mengurangi suara bentakan Yoongi. Menakutkan bagi Kara.

"Jangan menangis! Sini, bangun! Coba jelaskan ada apa. Kau dan Jimin benar-benar aneh".

"Mama tinggal dulu".

"Jimin terlihat aneh, anak-anak jadi terlantarkan. Kau lepas tanggung jawab namanya".

"Mereka bukan tanggung jawabku kak unggie".

"Hah! Apa maksudmu!! Bukan tanggung jawab mu dari mana mereka--

"Mereka anak Dahe bersama kak Jimin. Kalian fikir Kara tidak tahu!! Kalian___kalian tega membiarkan anak Kara tidak selamat hiks..."

"A-apa maksudmu Kara, siapa yang bilang begitu?!".

"--Apa yang kau sembunyikan dari kami Kara, jujur pada kakak!".

Flashback.

Im Dahe berjalan dengan tergesa setelah mendengar kabar dari orang suruhannya, bahwa Kara sadar dari komanya.
Padahal sedikit lagi Kara mati saat orang bayarannya memutus alat bantu yang melekat di tubuhnya.
Tapi gilanya Tubuh Kara bereaksi berlebihan dan mengakibatkan Kara sadar dari koma-nya.

Di bukanya pintu kamar yang Kara tempati selama tujuh bulan lebih.
Di dapatinnya Kara yang sedang menjangkau air putih di nakas.

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang