13**

171 16 0
                                    

Warning!!!!
1200 kata😳

Vote!

Vote!

Min Kara(Nina)

"Hosh...! Hosh...!" Mimpi itu datang lagi.

"Nona muda sudah sadar, syukurlah".

"Bibi Kang ada apa?".

"Nona muda tadi pingsan dan sepuluh menit yang lalu baru selesai di periksa Dokter Yumi".

Ah ternyata aku pingsan.
Memang beberapa hari belakangan ini, aku merasa ada yang tidak beres dengan tubuhku.
Karena kepalaku terasa pusing, aku memutuskan untuk memejamkan mata sebentar.

"Kara".

Ayolah aku baru saja memejamkan mata tapi sudah di usik suara orang yang tidak ingin aku temui dulu.

"Kakak bicara padamu, buka matamu. Aku tau Kamu sudah bangun".

Karena memang sejak awal aku malas jadi tidak ada acara buka mata, aku lelah dan pusing menyikapi kak Yoongi yang egois.

"Baiklah jika diam saja. Tapi, tolong jawab pertanyaan ku-

Ada jeda cukup lama, sebenarnya ada apa?

"Siapa yang sudah berani meniduri mu".

Dengan spontan aku terduduk dan menampar kak Yoongi.
"Maksudmu apasih kak! Kalau marah padaku jangan bawa-bawa hal semacam itu!!".

Aku bisa melihat tangan Kak Yoongi yang mengepal menahan amarah. Aku tau, aku sudah keterlaluan menampar pipi kak Yoongi.

"Aku sudah gagal menjadi kakak kan, baru saja aku merasakan kebahagiaan karena bertemu dengan adik ku__ tapi saat ini aku sudah di tampar kenyataan yang menyakitkan. Aku tidak becus sebagai kakak".

Aku merasa bersalah, sekaligus tidak mengerti dengan ucapan kak Yoongi.

"Kak, maaf menampar kak Yoongi. Maafkan aku".

Entah kenapa tiba-tiba rasanya aku ingin menangis hebat, ada apa sebenarnya Dengan diriku akhir-akhir ini, yang gampang sekali emosional.

"Aku memaafkan mu, kalau Kara jujur, siapa ayah dari bayi yang sedang kamu kandung".

"A-apa maksud kak Yoongi!!".

"Kau hamil Kara, usianya sudah dua bulan".

"T-tidak__mungkin. Kak Yoongi bohong!!".

Aku berani bersumpah bahwa gurauan Kak Yoongi benar-benar tidak lucu.

"Katakan saja, siapa ayah dari janin itu Kara!!".

Kak Yoongi mencengkeram kuat kedua sisi bahu ku.
Aku mati rasa, semuanya tidak terasa. kenyataan bahwa aku sedang hamil membuat semua terlihat abu-abu dan kosong, sunyi.

Seumur hidup ku, aku hanya pernah melakukan itu dengan Kak Jimin.
Dan kemungkinan besar yang di dalam tubuh ku adalah Kak Jimin kecil.
Semua ingatan dulu berputar lagi bagai kaset usang, dimana kak Jimin yang tiba-tiba datang ke kamar ku dan melakukan semuanya dengan pemaksaan. Jadi, boleh di katakan bahwa anak yang di dalam kandungan ku ini tidak pernah di inginkan untuk hidup, benar kan?

"Beri tahu aku dulu, dimana Kak Jimin sekarang Kak".

"Brengsek! Jadi laki-laki itu yang melakukannya!".

Aku benci mengakui bahwa aku tidak menyukai Kak Yoongi yang di Liputi amarah seperti sekarang.
Aku diam membisu, tidak mau menyangkal dan membenarkan perkataan kak Yoongi.
Biarkan dia sendiri yang mencari tau, karena aku mulai lelah.

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang