TIME

009*

Ayo Vote dulu biar nggak ada alasan lupa🙂
Nanti kalo nggak Vote ya nggak update :')
Aku sayang kalian loh... Bela-belain nulis di tengah kerjaan dan promosi Exhibition...

Lagi musim Virus Corona kalian harus jaga kesehatan ☺️ pake masker kalau keluar rumah ya.. banyakin minum air putih🥰

Vote!

Vote!

Vote!

Coment!

Nanti kalo pembaca sama votenya banyak, aku mau update oneshoot 🌚☺️

Semestinya semesta yang menyaksikan langsung siksa hidup Nina tertawa bahagia saat ini.
Tapi, tidak.
Semesta pun ikut menangis melihat bagaimana gadis_oh! Nina mungkin saat ini sudah tidak pantas untuk di panggil gadis lagi, setelah Jimin merebut satu-satunya yang Nina jaga setelah__orang tua dan rasa cintanya.

Bagaimana Nina meringkuk di sudut kamar mandi, terisak hingga dadanya sesak.
Oh, begini kah Nina yang sekarang, Seperti orang sekarat yang tak punya lagi tujuan.

Sedangkan laki-laki bermarga Park tersebut baru saja terbangun dengan keadaan kacau. Jimin mengamati seisi ruangan, berantakan.
Apa yang Jimin lakukan tadi malam.
Semuanya terjawab saat Jimin melihat dirinya sendiri tidak memakai pakaian sehelai pun dan darah di seprai.
Jimin lekas memakai celana dan lekas keluar dari sana__Jimin butuh sendiri.

Bagaimana? Brengsek bukan. Jimin kita.

Hampir dua Jam Nina berdiam diri di dalam kamar mandi dan kini Nina memutuskan untuk keluar.
Saat keluar Nina tidak mendapati Sang terkasihnya lagi.
Kamarnya sudah terlihat lebih baik, tidak ada seprai penuh noda darah.
Dan makanan sudah tersedia di meja nakas.
Nina tidak membutuhkan itu, biarkan begini saja sampai waktunya Nina mati, batin Nina.

"Tidak mau makan lagi__hm?".

Jimin berdiri di ambang pintu kamar, berdiri dengan angkuh.
Tampak tak bisa Nina gapai lagi.
Jimin menatap lurus, mendapati Nina dengan tatapan kosong dan peluh di dahinya.

"Jawab kalau aku bertanya!".

Jimin meraih bahu Nina, mencengkram erat hingga Nina merasa kuku Jimin menancap disana.
Nina tidak perduli lagi, sungguh.

"Duduk!".

"Kak Jimin mau apa lagi, Nina lelah".

"Aku bilang duduk!!"

Jimin mendorong Nina hingga terjatuh di lantai.
Tubuh bagian belakang Nina menghantam ranjang.

"Aauw!" Ringis Nina.
Penderitaannya tidak sampai situ saja. Jimin tiba-tiba mencengkeram pipi Nina dan menyuapi dengan gerakan kasar.

"Telan!".

Nina memberontak, Nina rasa bibirnya terluka.

"Kak sakit!".

Pyarr!

Piring yang ditangan Jimin kini sudah hancur lebur di lantai sebab Jimin membantingnya.
Sedangkan Nina, menenggelamkan wajahnya di sela-sela lututnya.
Nina menangis, lihat betapa menyedihkannya hidup Nina saat ini.
Jimin keluar kamar, membanting pintu hingga menimbulkan suara keras.

Tidak sampai situ saja penderitaan Nina, karena tiba-tiba tubuhnya di tarik oleh Kim Suljin yang baru saja menyaksikan siksa hidup Nina.

"Lihat sekarang dirimu gadis manja, menyedihkan".

Tamparan Nina dapatkan.
Rasanya sakit. Tapi, Nina tidak berniat menangis kembali karena rasanya sudah jadi makanan Nina akhir-akhir ini.

"Kapan, berakhir".

*

"Sudah aku bilang, akan aku bunuh Laki-laki itu sampai melukai Nina!"

"Hyung__

"Diam brengsek! Kalian ini, kakak macam apa sampai diam seperti ini dan tidak memberi tahu ku tentang ini hah!!".

"Yoongi__

"Kamu juga Seokjin Hyung, kenapa diam saja!".

Semuanya diam menunduk takut, kalau sudah begini siapa yang harus di salahkan.
Yoongi baru pulang dari luar negeri dan sudah di beri kejutan berupa berita Nina hilang.
Sial! Harusnya Yoongi kemarin tidak pergi saat di panti asuhan.

"Apa lagi yang kalian sembunyikan dariku". Suaranya tenang tapi terlihat jelas ada ketegasan dan amarah di setiap katanya.

"Jimin Hyung mengetahui siapa dalang dari kecelakaan".

"Brengsek! Jangan bilang Jimin salah paham". Yoongi menendang meja di depannya.

"Apa maksudmu Hyung?".

"Pelakunya bukan orang tua asli dari Nina".

.
.
.
.
.

#To be continued 🌹🐣💜

AYO ARMY INDONESIA IKUT MERIAHKAN EXHIBITION JIMIN BASE DI KOTA YANG TERTERA DI POSTER.
FREE!!!
INFO LEBIH LENGKAP KALIAN BISA LIAT DI IG JIMIN BASE 💜

#Derin!