008

166 17 0
                                    

AYO VOTE DULU SEBELUM BACA.. MARAH NI AKU🙂

Bukan keinginan Nina sepenuhnya. Tetapi, hatinya yang menginginkan tetap bertahan di antara pesakitan ini. Dan Nina tidak perduli dirinya yang tidak pernah tidur dengan baik karena traumanya.

Nina membutuhkan teman untuk mengusir mimpi buruknya.

Han Nina.

"Anak pembunuh".

"Anak pembunuh".

"Han Nina anak seorang pembunuh".

TIDAK!!  Aku bukan anak seorang pembunuh. Bagaimana bisa kak Jimin berkata bahwa aku anak seorang pembunuh.
Tapi, Tuhan bagaimana dengan penjelasan yang dua jam lalu aku dengar dari mulut Kak Jimin.

"Ayahmu adalah musuh dari Ayah Seokjin Hyung. Dia penggila Harta dan kekuasaan, sakit hati karena Perusahaan Ayah Jin Hyung lebih maju daripada perusahaan ayahmu. Dia berinisiatif untuk melenyapkan semua musuhnya termasuk orang tua kami yang berada di dalam bus saat itu. Bukankah orang tua mu seorang psikopat Han Nina. Harusnya kamu ikut mati bersama mereka".

Rasanya, aku mau tidak percaya tapi apa yang di ucapkan kak Jimin tidak ada kebohongan yang aku dapatkan sedikit pun.
Bagaimana bisa aku hidup di antara anak orang yang dibunuh ayahku.
Bagaimana bisa aku menikmati kasih sayang dari mereka.
Benar, harusnya aku ikut mati saat itu bersama orang tua ku.
Tapi, Kini aku akan menebus dosa orang tuaku dengan diriku sendiri.
Ya, biarkan Kak Jimin menyiksa ku dengan luka-luka ini.
Biarkan kak Jimin mengurungkan disini sampai benar-benar dirinya puas.

Waktu__terus berjalan dan entah sudah berapa lama aku disini. Di kamar Kak Jimin yang penerangannya minim.
Kak Jimin masih memberi ku makanan dan minuman lewat Bibi Choi yang setiap waktu datang untuk membawakannya.
Aku tau, Bibi Choi sering merasa kasihan padaku. Tapi mau bagaimana lagi Bibi Choi pasti di ancam Kak Jimin untuk tidak mengobati luka ku.

Kim Suljin wanita itu, dua hari ini tidak aku dapati seperti biasanya.
Kadang dia akan datang dan memukul ku, tentu saja dia dendam pada ku karena dulu aku orang yang suka sekali marah karena kehadirannya di tengah-tengah diriku dan Kak Jimin.

Setelah lelah menangis, aku berjalan ke jendela menatap hamparan langit yang sayangnya malam ini tidak ada bintang yang bisa aku hitung jika merasa bosan, Hujan menutupi keindahannya.
Malam ini Hujan, dan aku menyukai hujan di malam hari. Bagiku itu hal yang luar biasa. Dulu saat hujan di malam hari aku akan duduk di depan televisi bersama kakak-kakak ku yang sayangnya saat ini hanya angan-angan belaka.

Suara pintu kamar terbuka memperlihatkan kondisi Kak Jimin yang__

"Kak Jimin mabuk?".

"Ya, kenapa. Mau mengoceh seperti biasanya?".

"T-tidak kak".

"Ayo mengoceh, aku suka kau mengoceh daripada diam seperti orang tidak punya semangat hidup begini".

"Kak Jimin sebaiknya keluar saja ya".

Aku benci orang mabuk.

"Siap kamu sampai berani menyuruh ku keluar ha!".

"Kak, jangan mendekat".

Gambaran di masa lalu yang sudah aku kubur, kini hadir lagi.
Trauma itu__datang lagi.

Kak Jimin mendorong ku sampai terlentang di ranjang.
Aku sudah mencoba untuk memberontak tapi mustahil, tubuh ku lebih kecil.
Baju ku koyak di robek kak Jimin.

"Kak, sadar aku mohon__hiks".

Kak Jimin di pengaruhi oleh alkohol dan aku benci fakta bahwa dia tidak sadar dengan perbuatannya.

"Katakan Kak Jimin mencintaiku, dan aku akan memaafkan kak Jim__Argh..."

Sudah terlambat.

*

Jungkook diam menatapi sosok di balik bingkai foto itu.
Dirinya bersama Nina dan Suga, kucing kesayangan si bungsu.
Ekspresi Nina sangat bahagia karena berhasil mengabadikan ekspresi Jungkook yang hampir menangis karena Suga kucing Oren tersebut belum mandi dan dia alergi.

"Kamu kemana Nina__pulanglah".

Tidak ada hasil apapun yang di dapat dari anak buah mereka untuk mencari keberadaan Jimin dan Nina.
Mereka menghilang seperti di telan bumi. Tanpa jejak.
Jungkook takut adik dan Hyung nya kenapa-kenapa.

Malam semakin larut. Jungkook memutuskan untuk keluar dari kamar Nina, dia haus.
Saat menuruni tangga Jungkook menemukan Seokjin melamun di meja makan.

"Hyung".

"Oh, Jungkook belum tidur?".

"Belum ngantuk".

"Dari kamar Nina?".

"Ya. Mungkin aku merindukannya Hyung".

Seokjin melamun sebelum berucap lirih_
"Jimin mengetahui semuanya Jung".

"Bagaimana__

"Aku melihatnya di Cctv panti asuhan___kemungkinan terbesarnya adalah Jimin membawa pergi karena ini".

"Akan aku habisi jika Jimin Hyung macam-macam_"


#To be continued 🌹🐣💜

#DERIN🌹

VOTE, COMEN.. KALO NGGAK NTAR AKU NGGAK UPDATE 😁😁

*AYO ARMY IKUT EXHIBITION JIMIN BASE. INFO LEBIH LANJUT DI IG JIMIN BASE... NGGAK BAKALAN NYESEL☺️💜💜💜

 NGGAK BAKALAN NYESEL☺️💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang