16**

155 16 0
                                    

Mata itu selalu tertuju pada satu manusia yang berbaring lemah di tempat tidurnya; ruang rawat.
Ini sudah menginjak bulan ke tujuh dan tidak ada yang berubah, Min Kara tetap terlelap dalam koma'nya.
Tidak ada keinginan untuk sekedar membuka mata dan menanyai bagaimana kabar Jimin dan buah hati mereka; Park Chio dan Park Moka.
Park Chio anak laki-laki pertamanya, dan Moka anak perempuannya yang berpipi gempil dan sangat aktif.

Kara hebat bukan?
Melahirkan dua malaikat kembar dengan sehat sampai saat ini, meski Jimin harus menerima kenyataan bahwa Kara di nyatakan Koma.
Anak mereka Kini sudah berusia tujuh bulan lebih seminggu, Moka yang lebih mendominasi suasana saat bersama; karena Moka sangat aktif dan suka bergumam dalam bahasan yang hanya di mengerti bayi seumurannya.
Sedangkan Chio lebih banyak diam dan tentu saja suka jadi bahan amukan Moka, karena tidak pernah mau berinteraksi pada adik perempuannya.

Ayolah mereka masih umur enam bulan saja sudah sangat ribut.

Moka akan lebih sering merebut dot abangnya dan membuang dot miliknya, mirip sekali saat Kara bertengkar dengan Jungkook.
Namanya juga bayi, yang di lakukan Chio saat mendapati perilaku bully adiknya, ya hanya pasrah dan menangis. Membuat suasana rumah mereka yang awalnya sudah di isi pria-pria keren dan berwibawa jadi tempat pesta tangisan bayi.

"Jimin, tidak pulang? Anak-anak menunggu".

"Aku masih ingin di sini Dahe, aku merindukan Kara".

"Sampai kapan kamu akan seperti ini? Anak-anak butuh seorang ibu Jim. Toh Dokter bilang bahwa besar kemungkinan Kara tidak akan pernah lagi membuka mata. Sia-sia kamu menunggu, dengarkan aku, kamu harus cari istri untuk anak-anak".

'pilih saja aku Jim, aku sudah menunggu sejak lama dan sabar menunggu Kara meninggal. Biarkan aku egois, karena hanya kamu yang membuatku nyaman'.

"Jangan bicara seperti itu lagi Dahe, kamu semakin aneh belakangan ini. Keputusan ku tetap menunggu Kara".

'kalau begitu biarkan aku mempermudah semuanya'.

"Tapi bagaimana kalau kara__eumm Meninggal? Kamu akan tetap sendiri merawat anak-anak?".

"Mau tidak mau aku harus cari ibu untuk mereka meski butuh waktu lama, tapi aku percaya, Kara akan cepat sadar dan kembali pada kami".

'aku akan mempermudah kematiannya'.

*

Im Dahe sudah bukan lagi gadis desa yang lugu seperti dulu.
Semuanya mempersulit dirinya dekat dengan Jimin.
Merasa muak, dan marah lebih mendominasi, sikap egois entah siapa yang mewariskannya pada Dahe.
Jadi Berfikir untuk menyingkirkan Kara dari Jimin adalah rencananya.
Dahe menyukai Jimin, pun dirinya juga menyayangi dua anak kembar Jimin; Chio dan Moka.

Dahe ingin mereka jadi miliknya; seutuhnya.

Egois?

Masa bodo!

"Sedang apa disini".

Lantaran khidmat menatap dua bayi berusia enam bulan tersebut, Dahe sampai tidak sadar ada sosok lain di antara mereka; Kim Taehyung.

"Aku__hanya melihat mereka. Kasihan karena Mamanya tidak sadar-sadar juga__

"Dahe".
Suara Taehyung terdengar mengintimidasi pun tatapannya tajam dan dingin.

"Iya, Taehyung. Kenapa?".

"Kau tau kan, kau disini hanya orang Asing dan baru. Jangan pernah berani macam-macam; aku selalu mengawasi mu akhir-akhir ini".

"Kau ini bicara apa sih, aku__bukan wanita jahat".

'Aku hanya jahat di saat waktunya kok'.

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang