17**

197 16 0
                                    

Langkah kaki itu berjalan tergesa setelah mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit.
Mereka semua turut hadir untuk memastikan kebenarannya.
Tidak lupa pula dua buntalan lucu mereka bawa ikut serta.

Sampai satu dari mereka berhenti setelah melihat seseorang yang di kenalnya berjalan tergesa, pun ada bercak darah di sekitar tangannya.
Kim Taehyung; pria itu lekas menghampiri sosok di ujung lorong rumah sakit.

Sekali tarikan tubuh itu berbalik menghadap Taehyung.
"Apa yang kau lakukan disini!".
Pun hanya nafas gusar yang menjawab pertanyaan Taehyung.
"Aku tanya sekali lagi IM Dahe apa yang kau lakukan disini!".

"A--aku___

*

Pintu ruang rawat terbuka menampilkan wajah pucat yang mereka rindukan.
Suara rengekan Moka mengalihkan perhatiannya dari tembok putih, satu lagi sosok mungil yang berada di antara mereka tiba-tiba merengek serta kaki kecil itu bergerak-gerak menendang pamannya.

"Kara".

Yoongi menghambur memeluk tubuh ringkih Kara dengan sangat erat sampai-sampai Kara rasa dia akan kehabisan nafas.
"Lepaskan Kak, aku baru siuman dan kau mengenai luka ku".

"Aku benar-benar merindukan mu".
Semuanya tersenyum haru. Tadi Pihak rumah sakit mengabari bahwa Kara sudah siuman dengan luka tangan yang masih segar, Dokter berkata sebaiknya Pihak keluarga jangan menanyai tentang luka.
Mereka semua khawatir dan juga senang karena Kara sudah sadar dari koma nya.

Hoseok yang menggendong Chio kini mendekat mendudukkan dirinya di dekat Kara, tersenyum menyambut si bungsu.
"Lihat siapa yang aku bawa".

"Aku sedang ingin sendiri, tolong singkirkan dia".

Semuanya terkejut.

"Kara dia--

"Sudahlah Seokjin Hyung, mungkin Kara sedang mencari ketenangan. Ayo biarkan dia sendiri dulu".

"Ketenangan pantat mu Joon, Kara sudah sendirian sejak tujuh bulan yang lalu dan sekarang-- astaga kau ini kenapa Kara-ya? Setelah sekian lama menutup mata, membuat semua orang khawatir, sekarang kau ingin sendiri dulu?".

"Hyung".

"Dan kau Jimin kenapa diam saja Hah! Coba ajak bicara Kara".

"Hyung, sudah Hyung--ayo".
Jungkook menarik baju bagian belakang Seokjin untuk di bawanya keluar dari ruang rawat.
Hoseok memandang Kara "aku tidak tau adik bungsu ku ini kenapa, tapi kalau ada masalah bicarakan baik-baik, aku tinggalkan Chio disini".

Hoseok lekas keluar setelah membaringkan Chio di sisi kanan Kara.
Kara melihat mata yang begitu bulat dan lucu, berbinar dan menggemaskan.
Tapi Kara tidak berhak untuk menyentuhnya kan.

"Na_ sudah lebih baik?".

Jimin mendekat dengan susah payah saat Moka tidak bisa diam di gendongannya.
Karena khawatir Moka akan jatuh, Jimin menurunkannya pun Chio juga ikut.
"Apa saja yang kamu mimpikan di dalam tidur lama mu, Heum?".

Duduk di dekat Kara yang masih saja diam menatap dua bayi mungil di hadapannya.

"Kenapa mereka di bawa kesini? Apa maksud kak Jimin membawanya kemari".

"Kara apa maksud mu tentu saja aku membawanya kesini".

"Tapi aku tidak mau melihatnya!!".

Ya, tentu Kara akan marah melihat mereka setelah mendengar semuanya.
Apalagi beberapa menit yang lalu Kara hampir kehilangan nyawa.

*

"AKU TIDAK MENYANGKA KAU WANITA SEMACAM ITU DAHE".

"ampun, Taehyung".

"Kau, kau harusnya mati!!".

Suasana kamar di apartemen pribadi Taehyung semakin mencekam, setelah Taehyung membawa Dahe kemari.
Di mana letak hati nurani Dahe sampai berbuat hal se keji itu.

"Harusnya kau lihat aku saja Dahe, bukan melakukan hal sebodoh ini!! Kurang apa aku, Hah!!".

Taehyung menarik tubuh Dahe dari lantai untuk di bawanya ke atas ranjang.
Menghempas kasar tubuh itu hingga Dahe merintih kesakitan.

"Apa yang kau lakukan Taehyung, LEPAS!!".

"Menjadikan dirimu milikku. Supaya kau tidak menggangu Kara lagi".
Tangan itu dengan kasar merobek kain yang melekat di tubuh bagian atas Dahe.

"Tidak!!! Ampun Taehyung, aku mohon-- hiks".
Tersadar bahwa tindakannya akan memicu permasalahan baru dan menyakiti wanita di bawahnya, Taehyung lekas menjatuhkan diri di samping Dahe, menarik tubuh yang bergetar itu untuk di rengkuh.

"Maaf".

"Aku benci melihat mu seperti ini Dahe, kenapa__kenapa kau jadi wanita jahat".

Bumi dan seisinya pun tahu Dahe melakukan semuanya demi perasaannya terhadap Jimin.
Tapi bagaimana dengan Taehyung?
Bagaimana dengan perasaannya yang kian hari, kian hancur lebur.
Kita memiliki banyak kata yang ingin kita ucapkan, tetapi selalu tertahan karena kita pikir perasaan orang lain yang lebih penting.

To be continued 🌹

To be continued 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!

Satu chapter lagi kita menuju ending 🙂

And!!!

ARMY!!! UDAH OADA BELI GOODIES BELOM?? TERBATAS!!
AYO DI PESEN.
INFO LEBIH LANJUT BISA KE IG JIMIN BASE 💜

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang