Part 21. Pelengkap

22 6 0
                                    


"Ikhlas itu,, ketika kita mampu untuk diam disaat kita seharusnya mampu membalas, tersenyum meski inginnya marah dan berkata maaf  meski kita tidak berbuat salah"

-Word Think

_________________________________________
Next-
Selamat membaca😘

__________________________________________

Ceklek suara pintu terbuka

"Minwoo cepat sini, sepertinya kontrakan kita ada yang maling!" (ucap Renna khawatir)
"Iyaa sabar sayang, tenang dulu"
"Di dalam kan banyak barang berharga kamu!"

"Berhenti!!" ucap perintah Minwoo kepada seorang bocah lelaki yang memasuki kontrakan mereka.

"Ngapain datang kesini?, pergi sana!" mau saya laporin ke polisi?" ancamnya.
"Jangan ka, baik saya akan pergi asal kakak kasih saya uang dulu!"
"Mau berapa?"
"Satu juta!"
"Buat apa?"
"Ibu saya sedang sakit ka" (ucap anak laki-laki itu)
"Ini ambil" (Minwoo memberikan belasan uang merah kepada sang bocah)

"Ingat yaa jangan mencuri lagi!" (ucap Renna)

"Makasih kakak-kakak yang baik" (si bocah itu langsung pergi dengan penuh kebahagian, ia senang tidak akan dilaporkan ke polisi dan pulang mendapatkan uang)

"Aduh masih bocah udah berani-beraninya maling yaa" (ucap Minwoo).
"Tapi kasihan tau sama bocah tadi sepertinya dia harus kita tolong!"
"Ngak ahh ngapain dibantu anak yang bandel gitu" (Minwoo menolak)
"Eehh pasti dia seperti itu ada alasannya, kan kasihan Min"
"Iyaa iyaa"
"Kalo kita ketemu dia lagi kita bantuin berobat ibunya yaa!"
"Iyaaa" (Minwoo mengiyakannya)

"Tapi yang lebih penting yaitu pernikahan kita, kamu harus fokus!"
"Itu aku tau kok, aku akan fokus"

"Gimana bangunan rumahnya apa baru jadi pondasinya?"
"Iyaa sih sayang, kan kita kemarin baru cari tempat yang pastinya dua hari baru bangun pondasinya!"
"Oohh kira-kira kapan jadinya rumah kita?" (Renna kepo)
"Mungkin sekitar 2 bulan sayang!"
"Wah lama juga yaa"
"Iyaa,, kamu gak sabar ya mau nempatin rumahnya?"
"Iyaa Min"
"Sabar ya sayang!"
"Iyaa aku sabar kok"

Hening...

Audzubillahiminassyaithonirojim
Bismillahhirahmanirahim

Renna sedang membaca Al-quran tiba-tiba Minwoo ada disampingnya

"Renn kamu sedang apa?"

Renna tetap melanjutkan membaca Al-quran, sesudah beberapa menit membaca barulah Renna selesai.

"Renn, kok gak jawab pertanyaan aku?"
"Iyaa maaf, tadi aku lagi baca kitab suci Al-quran"
"Ini buku!" (Minwoo menyentuh kitab suci Al-quran)
"Ini kitab suci umat islam namanya Al-quran, kalo kamu mau menyentuhnya harus suci!"
"Tapi tadi suara kamu merdu banget saat baca buku ini seperti ada iramanya lembut dan tentram didengar" (jelasnya)
"Syukur Alhamdulillah kalau kamu merasa tenang, tentram aku ikut senang"
"Iyaaa" (tiba-tiba Minwoo mencium pipi Renna lalu membisikan kata "aku cinta kamu)

Lalu Renna hanya tersenyum tersipu malu dengan bisikannya.

Renna dan Minwoo terdiam sesaat

Kemudian Renna masih memikirkan bocah tadi, ia berencana untuk bersilaturahmi kekeluarga bocah laki-laki malang itu.

Renna memutuskan ingin keluar sebentar dari rumah tapi jangan sampai Minwoo tau.

"Kamu mau kemana lagi Ren"
"hmm aku mau ke warung, sebentar kok!"
"Yang benar!, apa kamu masih penasaran dengan bocah tadi?"
"Hehehe sebenarnya sih iyaa, aku ingin mencarinya gapapa yaa, BTW,, apa kamu udah izin sama perusahaan kamu di korea?"
"Udah masalah itu tenang aja!"
"Hmmm gitu,, yaudah aku keluar sebentar yaa!"
"Iyaaa, hati-hati sayang!"

(Minwoo berubah pikiran)

"Eeehh tunggu aku mau ikut juga!" Minwoo menyusul.
"Kamu gak takut kulit kamu hitam pergi jam segini" (ucap Renna)
"Gak apa-apa asalkan aku pergi bersama kamu Ren"
"Yukk" (Renna berpegangan tangan dengan Minwoo)
"Ayok sayang"

Tiba di warung

"Eehh tunggu Min"
"Ada apa!" (Minwoo heran)
"Bukannya itu bocah tadi ya?"
"Iyaa, ayoo samperin!" (ucap Minwoo)
"Ehh ntar dulu, kita mata-matain dia terlebih dahulu, mau ngapain ya tu bocah"

Beberapa menit berlalu Minwoo dan Renna memata-matai bocah laki-laki itu, ternyata ia bekerja sebagai buruh angkut beras di warung besar sebrang jalan.

"Shuttt diam!!, kita kan lagi mata matain" (Renna mengendap-endap sedangkan Minwoo berada di belakangnya)
"Iya aku diam" ucap Minwoo kaget.

Kemudian sang anak itu selesai dalam membantu mengangkat beras di warung itu, ia diberi uang oleh pemilik warung sebagai upah yang telah ia kerjakan.

Sedangkan Renna dan Minwoo masih asyik melihat anak bocah laki-laki itu, mereka penasaran dengan kediaman sang bocah itu.

Kemudian sang anak itu pergi meninggalkan tempat warung itu dan berhenti di tukang penjual sayur.

Terlihat si bocah membeli sayur bayam, wortel, serta beberapa butir telur.

Setelah dari membeli bahan makanan ia pergi ke toko obat, sepertinya ia akan membeli obat untuk anggota keluarganya yang sakit.

Terlihat ia membeli beberapa tablet obat maupun obat cair sebagai buah tangan menuju rumah.

Kemudian kembalilah sang bocah kerumahnya, Renna dan Minwoo kaget melihat mereka hidup dalam keadaan gubuk kumuh yang tak terurus lagi.

Kemudian kembalilah sang bocah kerumahnya, Renna dan Minwoo kaget melihat mereka hidup dalam keadaan gubuk kumuh yang tak terurus lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renna dan Minwoo mendatangi sang bocah tersebut dan memeluknya erat terasa bahwa Renna sudah menitikan air mata kebaju sang bocah.

Ia tak tega melihat bocah
itu, sama seperti hidupnya dahulu yang harus hidup keras untuk menafkahi keluarga.

_________________________________________

Next chapter yaa🤗
Baca terus cerita ini😘

See u
Bye-bye😁

By on:
Intan Englina

 Renna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang