Pintu terbuka tepat saat pintu itu hampir rusak karena hantaman tubuh Minho.
Tn. Nakamura keluar dengan baju lengkap terlihat sangat rapi.
"Kau lebih cepat dari perkiraanku ya? aku harus pergi sekarang, dia menunggumu didalam."
Tanpa bicara lagi pria paruh baya itu keluar dengan senyuman jahil di bibirnya. Minho dengan segera masuk dan menemukan Jiyeon disana sedang menikmati segelas sampanye.
"Oh hai!" perempuan itu menyapa nya.
"Aku tidak berpikir kau akan kembali." ucap Jiyeon.
"Aku lebih tidak habis pikir dengan pikiranmu sendiri. Kau benar-benar akan menjual dirimu?" Minho bertanya dengan nada kesal bukan main.
"Aku sudah bilang, aku akan melakukan apapun demi uang."ucap Jiyeon sengit.
Minho menatapnya dengan tatapan tidak percaya yang mengarah ke arah jijik.
"Kenapa? Seolah kau tidak pernah melihat perempuan yang bersikap seperti diriku, aku tidak bisa hidup tanpa uang dan kau sudah tahu apa yang akan kulakukan untuk mencukupi biaya kehidupanku."
Kini hanya tinggal mereka di dalam kamar hotel itu, Minho berdiri dengan wajah yang kembali datar.
"Kenapa Choi Minho? kau ingin memakai jasaku?" Jiyeon bertanya dengan sengit.
"Tn. Nakamura, dia pengidap HIV." ucap Minho dengan sabar.
"Dia apa?"
"Pengidap HIV."
"astaga. Kau mengetahuinya sejak kapan?" Jiyeon maju kearah Minho dengan kesal.
"Sudah lama."
"Dan kau membiarkan aku tidur dengan nya?" Jiyeon terkejut setengah mati.
"Bukan kau perempuan seperti itu? Apa bedanya lelaki yang tidak sakit dan yang sakit untuk mu? Orang orang yang membutuhkan uang tidak akan memikirkannya lagi." Minho membela dirinya dengan cara yang kejam.
"Persetan denganmu Choi Minho. Aku akan pulang." Jiyeon memasang kembali jaket pinjaman nya dengan penuh kemarahan.
Namja itu menarik tubuhnya kembali dengan cukup keras.
"Tapi aku punya tawaran untukmu."
"Persetan dengan semua tawaranmu, aku tidak ingin berhubungan dengan lelaki keparat sepertimu."
"seolah kau suci Park Jiyeon."
"Setidaknya aku tidak membiarkan seorang perempuan jatuh pada lelaki dengan penyakit berbahaya."
Minho tetap mencengkram tangan nya.
"Lepaskan aku."
"Aku tidak akan melepaskanmu."
"Choi Minho!"
Jiyeon baru menyadari bahwa pria itu sudah melepaskan dasi yang tadi ia gunakan.
"Dari pada menyia-nyiakan jasamu mengapa tidak aku saja yang kau puaskan?" Lelaki ini gila dan mereka semua gila. Jiyeon ingin segera keluar dari kegilaan ini, bahkan tadi jika Tn.Nakamura mencoba menidurinya ia tahu ia akan menolak dan rela kehilangan uang yang ditawarkan Minho.
"Tidak."
"Kau jijik padaku Jiyeon? apakah aku tidak cukup kaya untuk menciumi tubuhmu itu?!"
"Aku akan pergi di tempat ini."
"Kau tidak boleh pergi, aku menghabiskan banyak waktu untuk mencarimu dan sekarang kau ada didepanku."
"apa yang kau inginkan Choi Minho? balas dendam pun sudah tidak ada gunanya, kau lihat aku tidak bisa melawanmu."