2.

2.3K 285 176
                                    


"Plak."

Tamparan yang sangat keras, bahkan ia merasakan rasa pedih di pipinya mungkin terkena salah satu dari cincin tajam yang digunakan oleh perempuan itu. Sebenarnya ia tidak salah sepenuhnya, perempuan itu berjalan tanpa melihat kiri dan kanan saat seseorang dari arah pintu tiba dan membuat semua orang ingin berlomba lomba sampai disana.

Perempuan itu menabrak dirinya tanpa sengaja dan kemudian menyalahkannya atas apa yang sebenarnya tidak ia perbuat. Namun setelah bekerja selama beberapa minggu ini , ia mulai memahami bahwa seorang pelayan tidak akan memiliki kesempatan untuk membela dirinya sendiri.

Dia lelah, beberapa hari ia tidak tidur dan bahkan digunakannya untuk bekerja serabutan. Ia mengalami banyak sekali gejolak batin yang mulai memakan semua semangatnya, lalu bank mulai mengejar dirinya seolah-olah hutang ayahnya menjadi tanggung jawabnya.

Hari ini, tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan kehilangan pekerjaannya. Itu artinya dirinya harus mencari pekerjaan lain yang bisa mencukupi biaya hidupnya, hatinya seperti teriris apalagi saat perempuan itu mulai mengatakannya sebagai pelac*r murahan.

Apakah semua orang miskin dianggap pelac*r?

Mereka juga pasti akan meminta ganti rugi atas apa yang ia lakukan, karena minuman yang dibawanya tadi adalah minuman dengan harga di atas rata rata dan merupakan minuman terbaik yang ada di Korea saat ini. Dia sudah hampir mencapai ambang batas kemampuannya sebagai manusia menghadapi cobaan ini, hanya Hyomin lah yang membuat dirinya masih ingin berjuang sampai saat ini.

"Aku minta maaf."

"Fuck! minta maafmu tidak akan mengganti bajuku sialan. Dimana atasanmu!" perempuan itu mengamuk.

Jenny kim datang dengan tubuh gemuknya yang ia tarik dengan paksa, dia adalah atasan Jiyeon untuk event ini dan hampir semua pelayan takut dengan wanita bertumbuh tambun itu. Dia galak sekali dan sikapnya sangat minus.

"Agasshi, saya minta maaf atas kece-"

"Aku tidak mau tahu, kalian harus mengganti segala kerusakan yang sudah di lakukan oleh pelayan bodoh ini."

"Kami-"

"Atau aku akan menggunakan pengaruh orang tuaku untuk memblokir semua kegiatan dari perusahaan kalian. Aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan jika terpaksa."

Jenny terlihat meliriknya dengan penuh kebencian.

"Tidakkah kau malu menjadi tontonan semua orang?" sebuah suara seolah menghentikan semua suara yang ada disekitar mereka, suasana berubah sunyi.

Tubuhnya menegangkan karena ia tahu suara itu.

"Menindas seorang pelayan yang bahkan lebih miskin dari mu adalah sebuah kegilaan dan sikap bodoh yang bisa kau tunjukan didepan semua orang." ucapnya dan berdiri disamping Jiyeon.

"Tidak kah begitu? siapa namamu?"

Dia mohon suara itu bukan orang yang ada dipikirannya sekarang. Tidak jangan namja itu, jangan.

"Park Jiyeon?" namja itu membaca namanya dengan nada mencemoh.

Dia tahu takdir tidak berpihak padanya hari ini.

SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang