Yumin menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Pikirannya dipenuhi dengan percakapan--ralat, perdebatan Zeyu dan Dianjia saat pulang sekolah tadi.
Beberapa hari ini Yumin memang menjaga jarak dengan Zeyu. Gadis itu berniat untuk kembali menjauhi Zeyu. Alasannya? Tentu saja karena Shuwan yang marah-marah padanya tempo hari. Shuwan memang tidak menyuruh Yumin menjauhi Zeyu seperti Jingmi, tapi otak Yumin bersikeras menyuruhnya untuk menjauhi Zeyu. Ia merasa merebut Zeyu dari Shuwan jika tidak menjauhi Zeyu. Dia berpikir, mungkin dia egois jika tetap dekat dengan Zeyu.
Mungkin, pemikirannya itu terdengar aneh. Tapi percayalah, Yumin juga masih tidak yakin dengan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Sejujurnya ia tidak ingin menjauhi Zeyu, terlebih melihat Shuwan kini jadi semakin dekat dengan Zeyu karena dia menjauh dari Zeyu. Tapi mengingat Shuwan yang marah-marah sambil menangis padanya saat itu membuatnya tidak tega.
Yumin menghela nafas berat, kepalanya terasa sangat pusing saat ini. Ia masih bingung dengan keputusannya.
• • •
Next Day
Zeyu menyandarkan tubuhnya di dinding dekat pintu kelasnya. Satu tangannya masuk ke dalan saku celananya. Matanya terus menatap ke sekitar, dia sedang menunggu seseorang.
Zeyu menegakkan tubuhnya ketika seseorang yang ditunggunya kini datang dan hendak melewatinya. Namun sebelum orang itu melewatinya, Zeyu menghentikannya dengan memanggil namanya.
"Dianjia,"
Dianjia menoleh dengan satu alis terangkat. Zeyu mendengus sebal melihat ekspresi Dianjia yang terlihat menyebalkan di matanya.
"Ada apa?"
"Temui aku di taman belakang sekolah saat istirahat nanti." Ujar Zeyu. Setelahnya ia pergi begitu saja, meninggalkan Dianjia yang masih terdiam bingung.
• • •
Jam Istirahat
Tidak seperti hari-hari sebelumnya, Dianjia yang biasanya pergi ke kantin saat istirahat kali ini pergi ke taman belakang sekolah untuk bertemu dengan seseorang. Ya, siapa lagi kalau bukan Zeyu. Sejujurnya ia heran, kenapa Zeyu tiba-tiba mengajaknya untuk bertemu di taman belakang sekolah seperti ini?
Dianjia dapat melihat Zeyu sedang duduk di salah satu bangku taman dengan tangan yang terlipat di bawah dada.
"Ada apa?" Tanya Dianjia. Hening untuk beberapa saat hingga akhirnya Zeyu bersuara tanpa menoleh ke arah Dianjia.
"Sebenarnya apa maumu?"
Dianjia mengernyit, tak mengerti apa yang Zeyu bicarakan.
"Maksudmu?
"Kau sedang berusaha menjauhkan ku dengan Yumin?" Zeyu kini menoleh dengan wajah dinginnya serta tatapan tajam nya.
"Menjauhkan? Pftt- kurasa kau salah paham,"
"Maksudmu?"
"Yaah, kurasa bukan aku yang menjauhkan kalian, tapi Yumin yang menjauh? Seharusnya kau sadar bukan?"
Zeyu melengos kasar, "Kau yang menghasut nya! Kau yang menghasutnya untuk menjauhiku! Iya kan?!"
"Kenapa kau berpikir begitu? Tanpa ku hasutpun Yumin sudah menjauhimu, seperti sekarang. Haha.." Sungguh, Zeyu benar-benar ingin memukul Dianjia sekarang.
"Mungkin Yumin sudah bosan denganmu, makanya dia menjauh darimu dan memilihku,"
Bugh
Satu pukulan berhasil mendarat di pipi Dianjia. Ia kini tersungkur di tanah sambil memegangi pipinya yang terasa sakit karena pukulan Zeyu.
"Yumin tidak pernah memilihmu!"
Dianjia bangkit, "Dia memang tidak pernah bilang dia memilihku, tapi sikapnya seakan mengatakan itu!"
Bugh
Zeyu tak kuasa menahan rasa kesalnya.
Dianjia kembali memegangi pipinya.
"Sialan!"
Bugh
Bukan, itu bukan pukulan dari Zeyu, tapi pukulan dari Dianjia. Hanya satu pukulan, tapi sudah dapat membuat ujung bibir Zeyu kini mengeluarkan darah karena sedikit robek.
Zeyu meringis kesakitan, memegangi ujung bibirnya yang terasa perih. Zeyu menatap Dianjia tajam. Ia bangkit, hendak memberi Dianjia pukulan lagi. Namun tiba-tiba sebuah suara membuat Zeyu menahan aksinya.
"ZEYU!!"
Yumin tiba-tiba datang dan menarik Zeyu kasar.
"Kau ini apa-apaan sih?!" Yumin mendorong bahu Zeyu, membuat Zeyu sedikit terhuyung kebelakang.
"Dasar bodoh! Apa salah Dianjia sampai kau memukulinya begini?!"
Zeyu terkejut dengan perlakuan Yumin. Ia kesal karena Yumin membela Dianjia. Zeyu melengos kecewa.
"Memangnya kau pikir aku seperti ini karena siapa?!" Tanya Zeyu menggantungkan kalimatnya. Yumin hanya diam, tak dapat menjawab.
"Karena-mu, Yumin!"
Setelahnya Zeyu pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal sekaligus kecewa. Meninggalkan Yumin yang masih mematung bingung harus berbuat apa.
• • •
Zeyu berjalan cepat ke arah rooftop, di dorngnya dengan kencang pintu rooftop saat ia sudah sampai di sana.
Tidak ada siapa-siapa. Hanya ada beberapa minuman kaleng dan makanan ringan yang ia yakini milik para sahabatnya yang memang sering datang ke sini saat jam istirahat.
Zeyu mengambil sebuah minuman kaleng kemudian membukannnya dengan kasar. Diteguknya minuman itu dengan tidak sabaran, tak menghiraukan rasa sakit yang sangat amat di ujung bibirnya.
Setelahnya Zeyu melempar kaleng tersebut dengan kasar.
Tangg!
"AKHH SIALAN!! DIANJIA SIALAN!"
Zeyu meninju tembok yang berada di sampingnya.
"Kenapa juga Yumin malah membelanya?! Bahkan sampai mendorongku seperti itu!"
Zeyu membanting tubuhnya ke sofa kemudian mengacak rambutnya frustasi.
"Sialan!!"
Tak lama, datang lima orang laki-laki dan seorang gadis yang tidak lain adalah kelima sahabat Zeyu dan-- Shuwan.
"Hei, kau tidak apa-apa Zey?!"
"He! Temanmu itu habis berkelahi dan patah hati, tidak mungkin tidak apa-apa!"
"Hei Xiao yu, kau perlu di obati!"
• • •
TBC
Vote and comment, please~
Terima kasih untuk 4k readersnya❤
Mksh buat yg selalu baca, vote, & comment. Makasiiih banyakkk.
Semoga kalian masih tertarik sama cerita ini ya.
See you in next chap~❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy [Yu Zeyu] - (END)
Fanfiction✧ 𝒇𝒕.𝒁𝒆𝒚𝒖 ❝ 𝙳𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚋𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗! ❞ -𝚈𝚞𝚖𝚒𝚗 ❝ 𝙳𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚙𝚊𝚢𝚊𝚑! ❞ -𝚉𝚎𝚢𝚞 𝚂𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚗𝚐𝚔𝚊𝚛 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊...