30•Kenyataan

1.4K 187 23
                                    

Next Day

Zeyu kini sudah berada di kelasnya. Sedang menunggu seseorang. Di tangannya sudah ada buku pr yang sudah ia pegang sejak baru datang ke kelas tadi.

Yumin masuk ke kelas, membuat Zeyu tersenyum sumringah. Sejujurnya ia agak gugup karena kemarin menyatakan perasaannya, tapi ia mencoba untuk tidak peduli.

"Yumin, kau sudah mengerjakan pr matematika?" Tanya Zeyu menghampiri meja Yumin.

"Em.. Sudah, kenapa mamangnya?" Tanya balik Yumin. Sebenarnya ia juga merasa sedikit gugup. Tapi melihat Zeyu yang terlihat seperti tak mengingat kejadian kemarin membuatnya ikut bersikap biasa saja.

"Em... Aku kesulitan mengerjakan soal nomor delapan, bisa tolong ajari aku?" Tanya Zeyu membuat Yumin menaikkan satu alisnya.

"Kau mengerjakan pr? Tidak biasanya. Apalagi ini matematika, pelajaran yang kau tidak suka,"

Zeyu mendengus, "Ngerjain salah, ga ngerjain juga salah. Kau juga kan ga suka matematika, tapi ngerjain tuh. Aku juga sedang ingin jadi anak yang rajin, sebentar lagi kita akan mengikuti banyak ujian.

"Ga salah kok, haha. Sini aku ajari," Perkataan Yumin sontak membuat Zeyu tersenyum senang. Ia kemudian menggeser bangku ke dekat Yumin dan duduk di sana. Setelahnya ia membuka bukunya dan mulai berdiskusi dengan Yumin.

Sebenarnya Zeyu bisa mengerjakan soal itu sendiri, hanya saja ia memanfaatkan ini untuk bisa kembali dekat dengan Yumin. Zeyu juga sebenarnya jarang mengerjakan pr, tapi karena Yumin, ia jadi mau mengerjakan pr. Semalam ia meminta teman sekelasnya yang pandai matematika untuk mengajarinya. Makanya sekarang Zeyu bisa mengerjakannya.

Selama Yumin menjelaskan, bukan buku yang menjadi pusat perhatian Zeyu, melainkan wajah cantik cewek itu. Rasanya ia sudah sangat merindukan cewek itu walau baru beberapa hari ini menjauh darinya.

"Oh, begitu. Aku mengerti. Xie xie, Yumin!" Ujar Zeyu setelah Yumin selesai mengajarinya.

Yumin mengangguk. Ia diam-diam merutuk dalam hati. Niatnya kan ia masih mau menjaga jarak dengan Zeyu, tapi rasanya Yumin tidak bisa menolak saat tadi Zeyu meminta bantuannya.

Zeyu beranjak dari duduknya dan menuju bangku nya, hendak menaruh bukunya. Namun saat ia baru melangkah ia melihat Dianjia sedang berjalan ke arah Yumin sambil sesekali melirik kearahnya. Sepertinya cowok itu heran kenapa Zeyu bisa kembali berbicara dengan Yumin, pada kemarin mereka masih marah.

"Selamat pagi, Yumin~ Kau sudah mengerjakan pr matematika?"

"Pagi juga, sudah kok,"

Zeyu dapat mendengar pembicaraan singkat Yumin dan Dianjia. Yaah sejujurnya ia kesal, tapi ia mencoba untuk tidak peduli karena tidak ingin merusak mood bagusnya di pagi hari ini.

"Zeyu!" Panggil Mingrui yang tiba-tiba datang. Zeyu hanya mengangkat salah satu alisnya sebagai jawaban.

"Ikut aku, ada yang ingin aku bicarakan," Ujar Mingrui kemudian berbalik pergi mendahului Zeyu, sementara Zeyu meletakkan bukunya di meja kemudian mengikuti Mingrui.

Mingrui membawa Zeyu ke rooftop. Zeyu tidak mengerti sebenarnya apa yang ingin anak ini bicarakan.

Mingrui duduk di sofa, begitu juga dengan Zeyu.

"Ada apa sih?"

Mingrui menarik nafas sebentar, kemudian mengembuskannya, "Kau tahu orang yang membuat Yumin menjauhimu? Aku tahu orangnya!"

Zeyu melebarkan matanya, "Sungguh? Siapa?!"

"Tapi kau harus janji padaku kau tidak akan memarahi orang itu,"

Bad Boy [Yu Zeyu] - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang