PROLOG

7.2K 343 20
                                    

Happy Reading😎

Happy Reading😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chesa Pridiana, 27 tahun, adalah seorang job seeker juga seorang newbie programmer. Setelah beberap­a bulan mengikuti online coding-bootcamp, ia kini menekuni profesi barunya di bidang IT. Cita-citanya adalah ingin menjadi web developer, khususnya full stack developer. Entah mengapa bekerja dibagian full stack developer terkesan menarik, menantang dan telihat keren. Karena harus membangun sebuah website agar selalu berjalan dengan baik, menarik, progressif dan efisien. Selain itu, enjadi seorang programmer wanita adalah suatu hal yang unik, karena mayoritas atau lazimnya digeluti oleh para kaum adam.

Karakter Chesa yang tertutup alias introvert tapi bukan tipe pemalu. Sangat cocok dengan dunia pemrograman. Lantaran tidak terlalu banyak bertatap muka dengan orang secara langsung seperti seorang public relastions, cutomer service ataupun job lainnya. Ia lebih suka menghabiskan waktu sendirian, tidak pernah curhat atau bercerita panjang dengan sembarang orang. Sehingga selama hidupnya ia tidak begitu banyak memiliki kawan. Namun jika seekdar kenalan atau orang yang dikenal, ia pun memiliki banyak. Hanya saja yang dekat dengannya bisa dihitung jari saja.

Walaupun memiliki pribadi yang tertutup, Chesa memiliki kelebihan dan bakat luar biasa. Ia seseorang yang multitalented, kreatif dan cerdas. Dia pintar memasak, melukis, makeup, dan juga tentunya bakat terpendam dalam bidang IT. Padahal ia sama sekali bukan dari lulusan sarjana komputer. Dia sendiri adalah lulusan Hubungan Internasional dan bergelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P). Tetapi ilmu yang didapatnya semasa kuliah malah tidak terlalu terpakai dalam kehidupan karirnya.

Ia tidak terlalu mengerti dan tertarik dengan dunia politik. Bidang tersebut terlalu pelik dan sulit dicerna oleh otaknya. Padahal ia lulus cum laude dengan IPK 3.84. Cukup tinggi bukan? Entah, dia juga heran mengapa bisa lulus dengan nilai yang bagus padahal ia sendiri masih belum mengerti banyak soal dunia poltik. Mungkin karena faktor IQ yang dimilikinya yang lumayan tinggi dibandingkan orang biasa. Saat kelas X SMA, ia mengikuti tes psikotes untuk penentuan minat dan bakat serta penjurusan apakah cocok di IPA, IPS atau Bahasa. Dan hasilnya menakjubkan! Ia menjadi siswa yang memiliki IQ tertinggi 160. Cukup jenius bukan? Albert Einstein saja IQ-nya 200. Maka Tak heran jika ia bisa lulus cum laude dengan nilai IPK tinggi walau ia sendiri tidak minat dengan jurusan yang diambilnya itu.

Kadang Chesa merasa salah jurusan. Ia justru lebih senang dan otaknya lebih cepat memproses kala belajar soal IT. Entah itu mengenai Bahasa pemrograman, cloud computing, teknologi blockchain, Artificial Intelligence atau AI, programming web, aplikasi Android atau iOS, hingga pembuatan games. Ia sangat menyukai dan senang dalam mempelajari ilmu tersebut. Sama sekali tidak ada beban atau merasa pusing dengan bahasa dan code pemrograman.

Padahal coding-mengoding itu adalah salah satu skill yang sangat sulit dipelajari dan dipahami. Apalagi oleh kaum hawa, melihat kode-kode di layar sudah membuat mereka mengerutkan dahi.

"Bahasa apa itu? Aneh!"

"Bahasa alien ya?"

"Cewek mah udah aja di dapur, ngurus anak-suami, shopping, dandan. Gak usah ikutan begituan. Itu mah kerjaan cowok. Kurang pantes cewek mah!"

Ya begitulah kebanyakan komentar dan nyinyiran orang-orang yang mengenal Chesa. Seolah menyepelekan dan meragukan kemampuannya. Kodrat sebagai wanita tidak harus melulu di dapur, bahkan presiden kita saja ada perempuan, Ibu Megawati contohnya. Emansipasi wanita. Chesa sangat menjunjung tinggi nilai tersebut.

Akan tetapi dibalik kejeniusan otaknya yang ber-IQ 160, multitalented, hampir semua bidang ia bisa. Tetaplah ia seorang manusia biasa yang memiliki kelemahan. Banyak orang yang tidak mengetahui jika ia seorang prosopagnosia. Prosopagnosia adalah ketidakmampuan mengenali dan kesulitan dalam mengenali wajah seseorang. Atau bahasa simpelnya 'buta wajah'. Orang yang mengidap prosopagnosia bisa melihat wajah orang, dari mulai rambut, mata, hidung hingga dagu. Tapi ia tidak bisa mengingat wajah itu siapa. Bahkan lebih parahnya lagi ada yang kesulitan mengenal wajahnya sendiri.

Tapi, Chesa tidak sampai separah itu. Dia hanya kesulitan dalam mengingat wajah orang saja tidak sampai lupa dengan wajahnya sendiri. Tak heran jika ia sering sekali salah menyapa orang ataupun dianggap sombong jika berpapasan dengan orang yang dikenalnya. Ia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana pada orang-orang mengenai gejalanya itu. Orang tidak mengetahui jika ia sedang berusaha keras mengingat siapa yang sedang ditemui dan dihadapannya.


🌺🌺🌺


Diar Hutama Wicaksono, usia 32 tahun. Seorang public figure yang sudah lama berkelana di dunia broadcasting. Kepopulerannya yang banyak mewawancarai para tokoh penting dalam dan luar negeri. Pun sebagai presenter dalam beberapa acara penting yang berikaitan dengan bidang IPTEK baik itu off air maupun on air.

Sudah 5 tahun ia bekerja sebagai news anchor di Astro TV dan tutor di Astro Academy dibawah naungan Astro Group. Astro Group sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang media, informasi dan komunikasi. Ada tiga perusahaan yang tergabung dalam Astro Group yaitu Astro TV (penyiaran), Astro Update (media dan majalah online) dan Astro Academy (sekolah non formal atau kursus dibidang broadcasting dan public speaking).

Dengan segudang prestasinya, baik itu dari segi karir maupun akademik, tak heran jika Diar memiliki otak yang brilliant. Pribadinya yang hangat, ramah, terbuka pada siapapun (extrovert) dan berkharisma. Sehingga banyak orang yang merasa nyaman berteman atau berkolega dengannya. Ia juga orang yang tegas dan disipilin sehingga dihormati dan disegani o­­leh orang-orang yang mengenalnya. Hobinya selain membaca buku dan travelling, ia juga pandai menjaga tubuhnya agar terlihat tetap sehat, bugar dan atletis. Ia juga sangat disiplin dalam menjaga pola hidup sehatnya.

Oleh karena itu, ia banyak digandrungi para kaum hawa. Banyak yang memuja dan berharap menjadi kekasihnya. Penggemarnya pun banyak sekali di tanah air ini. Terlihat dari media sosialnya yang dipenuhi komentar pujian dan gombalan receh dari para netizen perempuan yang terang-terangan menyukainya.

Tapi dari sederet prestasi dan kesempurnaan yang terlihat dari panca indra. Tidak banyak yang tahu jika ia juga manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. Ia tidak bisa memasak, bahkan mengupas kulit buah saja ia tidak becus malah daging buahnya suka ikut terbuang. Ia juga tidak terlalu mengerti dalam mengoperasikan beberapa software komputer alias gaptek. Skill yang dimilikinya terkait IT hanya sebatas, Ms. Word, Ms. Excel (*itu pun hanya sebatas membuat table dan perhitungan saja), Power Point Presentation (PPT), browsing, installing, dan downloading.

Itu saja! Sangat berbanding terbalik dengan Chesa yang begitu mahir dalam pengoperasian komputer.


Bandung, 28 Maret 2020

Link foto:
Maudy Ayunda
https://www.instagram.com/p/BsfW5lFgVUq/?igshid=10epkj6pgiewr

Rory Asyari
https://www.instagram.com/p/B5-XLXqJKKr/?igshid=yy6eod353bs4

Programmer Cantik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang