EP 8. TABRAKAN BIBIR

3.1K 237 2
                                    

Terima kasih bagi yang sudah vote dan komen.

Selamat membaca😊

🌺🌺🌺


Author POV

Chesa masih memandang Diar dengan wajah memelas penuh harap. Kedua matanya berlinang menahan tangis.

"Mas Diar ..., hiks ... please."

"Jangan begini, nanti orang salah paham Chesa!"

Diar mendesis, berusaha menyingkirkan tangan lemah Chesa dari lengannya. Matanya melirik sana-sini, cemas dan takut jika ada orang lewat yang melihatnya.

Dengan cekatan sang supir turun dari mobil majikannya. Lalu membantu membebaskan sang majikan dari cengkraman gadis gila, pikir Joni.

"Mbak, jangan begini dong Mbak. Kasihan Bos saya. Entar kalo ada yang lihat gimana?" Joni berusaha menyingkirkan tangan Chesa dari lengan Bosnya.

"Apa sih Bang!" Chesa mengomel pedas pada Si Supir.

"Chesa, tolong tenang. Jangan begini. Saya akan bantu kamu untuk bertemu dengan HRD Astro TV. Tapi gak gini caranya," Diar tetap bersabar. Walau sebenarnya ia sudah geram dan ingin mencak-mencak.

"Gakpapa Jon. Biar saya aja. Kamu nyalain mobilnya." Perintah tegas Diar.

Setelah sang supir kembali masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba saja ada dua pegawai hotel sedang mendorong paket barang yang besar. Karena tertutup paket tersebut, sehingga pegawai hotel itu menambrak Chesa hingga terhuyung ke arah Diar. Akibatnya Chesa pun ambruk lalu terjatuh dan menindih tubuh tegap Diar.

Chesa tak bisa menyeimbangkan tubuhnya lantaran menanggung beban ransel yang berisi dua buah laptop. Sehingga begitu terkena dorongan dari belakang, otomatis tubuhnya tak bisa menahan dan langsung terhuyung ke depan hingga jatuh menimpa tubuh Diar.

Brukkk

Cupp

Sepersekian detik keduanya tetap berada dalam posisi awkward. Bibir Chesa menabrak bibir Diar yang hangat. Dada mereka menyatu dan mengimpit karena beban ransel. Sungguh amat sangat intim dan awkward, saling tumpah tindih.

Sampai-sampai Joni, sang sopir dan dua pegawai hotel terdiam beberapa saat dengan pandangan melotot tajam dan mulut menganga lebar.

Mata Chesa membulat sempurna begitu sadar ia berada di atas tubuh Diar. Wajahnya begitu dekat dengan wajah tampan Diar tanpa jarak sesentipun. Bibir keduanya saling menempel tanpa ada pergerakan. Keduanya saling menatap tajam tak percaya.

Chesa masih berada di atas tubuh tegap pria yang dikaguminya itu. Sampai-sampai harum parfum mahalnya pun begitu terasa memabukkan indra penciumnya.

Sepersekian detik, Diar pun sadar dan langsung menjauhkan tubuh kurus Chesa darinya. Ia bangun dan terduduk di atas lantai sembari meringis kesakitan di sekitar belakang badannya.

"Mas, aduuhh ... Mas Diar, gak kenapa-napa?" Joni buru-buru keluar dari mobil dan mengecek keadaan majikannya. Dengan cekatan membantu Bosnya hingga berdiri.

Krekk!!!

"Saya gak papa. Cepet kamu kejar netizen paparazi itu. Tadi orang itu kesempatan ambil foto saya sama Chesa," tukas Diar sembari memegang punggungnya yang terasa sakit.

"Ma...maaf Pak. Kami gak sengaja. Bapak gak kenapa-napa?"

"Mbak gak kenapa-napa?"

Programmer Cantik (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang