Terima kasih bagi yang sudah vote dan komen
Selamat membaca😎
🌺🌺🌺🌺
Author POV
Chesa memang mengagumi sosok Diar. Kagum dengan kepintarannya, wawasannya, pembawaannya dalam membawakan berita dan diskusi dengan para narasumber yang hadir pada program beritanya. Suara berat alias baritone yang terdengar syahdu di telinganya. Prestasi akademiknya juga pemikiran bijaknya terkait masalah 'menikah'. mungkin poin terakhir, yakni soal pernikahanlah yang paling cocok dan merasa Chesa ada teman satu pemikiran. Dan sekarang, dia tidak merasa sendirian dengan prinsip soal pernikahan.
Berkat obrolan santai Diar dalam channel YouTube-nya terkait pernikahan. Dalam vlog-nya itu Diar memaparkan fenomena masyarakat Indonesia yang kebanyakan selalu menanyakan 'Kapan Nikah?' pada wanita atau pria lajang. Dan seolah menstandarisasi batas usia normal untuk menikah. Tak heran, banyak wanita atau pria lajang yang merasa stress dan lelah menghadapi perulangan pertanyaan 'Kapan nikah?', 'Cepet nikah keburu jadi perawan atau perjaka tua' dan berbagai pertanyaan sarkastik yang menyulut emosi para kaum lajang.
Diskusi santai itulah awal Chesa mengenal sosok Diar. Dengan kecnaggihan teknologi dalam sekejap ia dapat informasi secara general mengenai siapa itu Diar. Orang yang memiliki pemikiran cerdas dan bijak. Yang bisa membuat semangat untuk terus berkarir menggapai cita-citanya tanpa harus risau mendengar ocehan orang-orang tentang kapan dia menikah. Mengingat usianya yang sudah mapan untuk menikah. Bahkan teman SD sampai SMA-nya sudah banyak berkeluarga. Teman kuliahnya juga satu persatu mulai menikah. Tinggal beberapa teman dekatnya yang masih melajang.
Chesa sangat kagum dan mengapresiasi tentang pemikiran dan pendapat Diar tertang masalah pernikahan. Dalam paparannya Diar mengatakan: "Boleh gak sih kita gak nikah? Terus gimana sih menghadapi pertanyaan orang kapan nikah? Mengapa pernikahan itu menjadi tekanan sosial bukan sebuah pilihan hati? Kenapa kita yang nikahnya kok orang lain yang ribet?"
Sederet pertanyaan yang Diar ajukan pada dua temannya yang menjadi narasumber vlog-nya kali itu. Membuat pikiran Chesa terbuka, ia seperti menemukan teman. Pemikiran Diar soal pernikahan smaa dengan dirinya. Dan ia sangat setuju sekali tengtang pendapat Diar juga teman-temannya terkait membahas pernikahan. Selama ini dia merasa aneh sendiri. Orang-orang terdekatnya terus saja mendesaknya untuk segara menikah, hingga sang ayah pun terbawa pengaruh lingkungan sekitar. Sungguh membuat Chesa muak dan tertekan.
Why people are so fussy about it?
Bahkan Kakak perempuannya saja menikah di usia 32 tahun. Mengapa orang lain rela mengurusi hidupnya sampai rela memikirkan kapan dia menikah? Dia sudah muak terus diberikan pertanyaan sarkastik tersebut. Entah itu di momen Hari Raya, reuni, kondangan bahkan di acara berkabung sekalipun, masih saja ada orang yang mengenalnya sempat menanyakan kapan dia nikah?
What the Hell?!!
🌺🌺🌺
Walaupun dengan konsekuensi ia harus berhasil menjadi PNS daripada dinikahkan dengan calon suami pilihan ayahnya. Chesa rela. Asalkan tidak mendapat desakan dari sang ayah , " kapan menikah?" Tapi orang-orang di sekitarnya selalu menanyakan "kapan ia nikah?" Entah harus memakai bahasa apalagi agar orang-orang berhenti menanyakan kapan ia menikah.
Chesa bahkan sampai menuliskan syntax (*code pemrograman) yang unik supaya lebih cepat mengerti dan paham betul mengenai algrotima pemrograman. Ia pun menuliskan code pemrograman dalam java script yang kini sedang dipelajarinya.
##
var lajang = true;
while (lajang) {
console.log ("Kapan Nikah");
lajang = confirm ("Lagi");
}
##
Itulah contoh tipe data perulangan (looping) dalam algoritma pemrograman.
Dan Chesa selalu mengaitkan hal itu untuk contoh case-nya pada setiap materi yang dipelajarinya. Hal itu sengaja ia lalukan agar lebih cepat mengerti dan paham.
Yang ia fokuskan saat ini adalah bagaimana ia mendapatkan pekerjaan tetap. Terus mengasah skill coding-nya agar ia bisa bekerja sebagai web developer. Dan menabung untuk biaya pendidikan sarjana karena ia ingin kuliah di jurusan IT. Setidaknya ijazah IT sebagai bukti data yang valid bahwa ia layak bekerja dibidang IT.
Perkara menikah, siapa yang tidak ingin menikah? Chesa ingin! Tapi tidak untuk sekarang. Perlu kesiapan yang sangat matang, baik mental maupun materi. Memangnya biaya nikah itu murah?
Dengan modal 20 juta apa cukup?
TIDAK!
Dan perlu ditekankan lagi, ia tidak ingin menikah dibiayai ayahnya. Sang ayah sudah tua, kasihan jika harus bekerja keras untuk membiayai pernikahannya. Biarlah kakak perempuannya yang begitu, karena itu sudah sifat manjanya dan kurang mandiri. Yang penting ia tidak boleh seperti kakaknya. Tidak apa ia menjadi tulang punggung, membantu perekonomian orang tuanya, memberi uang jajan untuk kakak perempuannya. Walau sejatinya ia anak bungsu yang seharusnya mendapatkan perlakuan manja dari orang tua maupun kakaknya.
Dimana aku bisa dapetin jodoh yang smart modelan Diar Wicaksono? Andai Diar jadi jodoh aku. Hemm ... gak masalah aku gak jadi PNS juga. Bapak pasti seneng dapat mantu kek dia.
Gurau Chesa saat menonton vlog Diar di kanal YouTube-nya.
Sang ayah yang sangat terobsesi pada anaknya, membuat karakter pribadi Chesa yang menjadi ambisius dalam mengejar karir. Pola asuh orang tua pada anaknya sejak dini akan menentukan bagaimana karakter anak di masa depan. Jika anak lain dibebaskan untuk melakukan apa yang menjadi minatnya dan tidak memaksakan anak untuk terus sempurna. Mungkin saja Chesa sudah menikah lantaran ada rasa cinta dan kasih sayang yang dipupuk sejak dini. Namun kenyataan berbeda, sejak kecil Chesa sudah dididik keras oleh kedua orang tuanya. Terutama sang ayah yang menuntutnya untuk berprestasi di bidang akademiknya.
Sayangnya, cara beliau mendidik sang anak salah, terlalu keras. Sehingga sang anak merasa tertekan. Tubuh Chesa yang kurus dengan berat badan 42 kg dan tinggi 158 cm sangat tidak proporsional bukan? Untuk donor darah saja ia tidak memenuhi kualifikasi. Padahal saat SMA hingga kuliah berat badannya mencapai 54 kg. Sungguh berbanding terbalik dengan sekarang. Ia bertubuh kurus bukan karena kurang gizi atau mal nutrisi. Tapi sepanjang karirnya, Chesa terus mendapat beban dan tekanan dari orang tuanya maupun orang-orang di sekitar hingga berpengaruh buruk terhadap kesehatannya.
🌺🌺🌺
Berbeda dengan Diar, sangat beruntung ia lahir dengan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya. Sejak kecil ia tidak pernah dituntut untuk menjadi apa yang ia mau. Ia tidak pernah mendapatkan tekanan dari kedua orang tuanya. Sehingga ia bisa tumbuh dan berkembang dengan mental dan fisik yang baik. Juga karir yang cemerlang karena selalu mendapatkan dukungan dan semangat dari keluarganya.
Walaupun ia juga sama mendapatkan tekanan terkait KAPAN NIKAH? Dari orang-orang terdekatnya. Ia pun perlakuan yang sama seperti Chesa. Apalagi ia yang sudah berusia kepala tiga, makin gencar sekali orang-orang menayakan kapan ia menikah. Bahkan tak segan-segan mengenalkan perempuan untuk dijadikan istri. Tidak semudah itu Ferguso! Bagi Diar nikah itu hal yang sakral. Komitmen yang suci dan tidak boleh seenak udel meng-iyakan. Perlu persiapan yang sangat matang.
Lebih baik ia memperbaiki diri dan terus mengembangkan karirnya. Dari pada mendengar ocehan orang-orang terkait mengapa hingga saat ini ia masih betah menjomblo. Padahal ia sudah menyarakan pemikiran dan pendapatnya secara langsung dan tidak langsung terkait mengapa ia masih betah melajang, baik itu di vlog-nya maupun di instastory-nya. Namun tetap saja ia selalu mendapat pertanyaan menghunus terkait KAPAN NIKAH?
Bandung, 28 Maret 2020
Next ➡️
KAMU SEDANG MEMBACA
Programmer Cantik (END)
Любовные романы*Kamu bisa baca full ceritanya di Playstore atau Karya karsa. Harganya udah sama kok. Dan gak jauh beda, tapi kalo di Playstore masih promo ya! 😁💃🏻 Sebagian cerita masih ada dan untuk bisa membaca sampai selesai kalian bisa beli ebook atau versi...
