Chapter 05

859 126 2
                                    

Jimin memasuki kelas dengan santai. Sebelumnya dia sudah di beri tau dimana letak kelasnya oleh wali kelas saat masa ospek. Jimin melihat sekitarnya dan tersenyum saat mengetahui Taehyung dan Jungkook sudah lebih dulu datang. Dengan segera Jimin menghampiri keduanya.

"Tae! Jungkook!". Yang di panggil menoleh, Taehyung segera berdiri dan menerjang Jimin dengan pelukannya. "Aku merindukanmu". Keluhnya tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

"Taehyung lepaskan, kau membuatku malu". Protes Jimin. Ayolah, mereka hanya tidak bertemu semalam dan Taehyung langsung merindukannya, itu sedikit berlebihan bagi Jimin.

"Tapi aku merindukanmu". Ulangnya tanpa mau melepaskan pelukan itu dari Jimin.

Jimin yang tidak tau harus apa lagi menatap Jungkook meminta pertolongan. "Tae, lepaskan Jimin atau aku akan memukulmu".

Dengan terpaksa Taehyung melepaskan pelukannya dari Jimin, Membuat Jimin bernafas lega. Taehyung menurut bukan karena dia takut dengan Jungkook, hanya saja perkataan Jungkook itu tidak pernah main - main. Taehyung pernah mengalami sebelumnya. Dia hanya cari aman.

"Terimakasih, kau memang bisa di andalkan". Ucap Jimin pada Jungkook, kemudian Jungkook membalasnya dengan mengacungkan jempol dan tersenyum miring.

"Kalian menyebalkan". Taehyung duduk di kursi yang dia tempati sebelumnya sambil melipat tangan di dada untuk menunjukan dia sedang kesal.

"Jungkook, aku duduk denganmu ya. Aku tidak mau duduk dengan orang yang sedang marah itu". Jimin menunjuk Taehyung dengan matanya.

Jungkook yang mengerti Jimin sedang mengerjai Taehyung mengangguk setuju. Sebelumnya Jimin dan Taehyung sudah berjanji untuk menjadi teman sebangku dan Jimin tidak mungkin mengingkari janjinya itu.

Dan benar saja, Taehyung terpancing. Setelah mendengar Jimin tidak mau duduk dengannya dia langsung menatap Jimin dan Jungkook tajam seperti melayangkan protes pada keduanya.

"Jimin, kau sudah berjanji akan duduk bersamaku kenapa sekarang kau malah ingin duduk dengan Jungkook? Kau tidak boleh seperti itu". Ujarnya protes.

"Kau kan sedang marah. Aku tidak mau duduk dengan orang yang sedang marah".

"Tidak! Aku tidak marah. Aku tersenyum sekarang, lihatlah". Taehyung memasang senyum kotaknya membuat dia terlihat sangat konyol.

"Baiklah, karena kau sudah tidak marah aku akan duduk denganmu". Jimin melangkah mendekati Taehyung dan duduk di kursi di samping Taehyung.

"Jangan marah lagi atau aku akan duduk dengan Jungkook". Ancaman sedikit bercanda, dan Taehyung langsung menggeleng cepat menanggapinya.

"Kau dengar itu Tae, Jika kau marah lagi Jimin akan duduk denganku". Semprot Jungkook.

"Diam kau!". Jungkook dan Jimin tertawa.

"Permisi". Jungkook, Jimin dan Taehyung menoleh ke sumber suara. Di sana, di samping meja Jungkook berdiri seorang Murid perempuan.

"Namaku Hyuna, bolehkan aku duduk di sampingmu?". Pertanyaan Hyunha tertuju pada Jungkook. Taehyung dan Jimin segera melihat reaksi sahabat mereka.

Jungkook yang merasa di perhatikan melirik keduanya sekilas dan kembali menatap Hyuna. "Tidak bisa, aku sedang ingin duduk sendiri. Lagipula masih banyak kursi yang kosong untuk bisa kau duduki". Jawabnya membuat Hyuna sedih. Padahal Hyunha sudah berharap bisa duduk bersama Jungkook, siapa tau kan mereka semakin dekat dan kemudian saling suka, walaupun sebenarnya Hyuna sudah lebih dulu menyukai Jungkook.

"Aaa.. Begitu, Baiklah". Hyunha pun pergi.

"Kenapa kau menolaknya? Dia kan cantik". Tanya Jimin sedikit berbisik.

Jungkook kembali menoleh ke arah sahabatnya. "Tidak apa. Aku hanya ingin duduk sendiri. jaga - jaga siapa tau akan ada yang ingin duduk denganku jika teman sebangkunya marah".

Jimin mendengus, dia tau Jungkook sedang mengejeknya.

"Jangan harap!". Tegas Taehyung yang akhirnya mengerti kemana arah pembicaraan mereka.

.

.

"Aahh... Akhirnya istirahat juga.. Punggungku pegal karena terlalu lama duduk". Keluh Haejoon teman narsis Hoseok.

"Cih lemah, baru duduk berapa jam saja sudah pegal. Kau terlihat seperti kakek - kakek". Ejek teman sebangkunya. Beberapa murid tertawa mendengar ejekan itu, termasuk juga Hoseok.

"Terserah aku, aku kan tampan".

"Tidak ada hubungannya bodoh! Lagi pula kau tampan juga tetap saja tidak mempunyai kekasih".

"Kau benar. Padahal aku kan tampan, kenapa aku tidak mempunyai kekasih ya?"

"Pikir sendiri".

"Hei.. Sudah - sudah.  Tadi Ahn Ssaem kan membagikan tugas kelompok. Kapan kita akan mengerjakanya?". Tanya Namjoon pada teman kelompoknya yang di bagikan menurut barisan meja dari depan ke belakang, dan Hoseok termasuk dalam kelompoknya Namjoon.

Beberapa murid lainnya yang masuk dalam kelompok Namjoon mendekat ke mejanya yang berada paling depan.

"Tugas itu di kumpulkan Lusa, bagaimana jika kita mengerjakannya nanti sepulang sekolah?". Usul Hoseok.

"Aku setuju - setuju saja, kalian?". Namjoon menatap teman kelompoknya.

"Aku ikut kalian". Jawab Haejoon dengan senyum bodohnya. Semua murid di kelas tau Haejoon itu termasuk murid yang kurang cerdas dalam bidang pelajaran, tapi walaupun begitu Haejoon mempunyai banyak prestasi dalam bidang Olahraga, apalagi Basket.

"Jadi di mana kita akan berkumpul?". Salah satu teman kelompok Hoseok bertanya.

"Hoseok, bagaimana kalo di rumahmu? Kita kan belum ada yang pernah ke rumahmu?".

Semua pasang mata menatap Hoseok membetulkan dan itu membuat Hoseok salah tingkah. "Dimanapun asal jangan rumahku.. Ku mohon.. ". Katanya sambil memelas. Hoseok tidak mungkin membawa teman kelompoknya ke rumahnya. Apalagi sekarang Jimin sekolah di sekolahnya, Hoseok masih teringat kata - kata Jimin tadi saat di gerbang sekolah.

Jika Hoseok membawa temannya ke rumah lalu tidak sengaja bertemu dengan Jimin lalu temannya mengetahui bahwa Jimin adik kelas mereka Jimin bisa marah besar padanya, Hoseok tidak ingin itu terjadi.

"Kenapa? Kami kan ingin tau rumahmu".

"Rumahku jelek". Jawab Hoseok cepat membuat teman - temannya menatap curiga termasuk juga Namjoon.

"Benarkah? Apa kau orang miskin Hoseok?".

Hoseok tersenyum kecil. "Begitulah.. Aku takut kalian tidak nyaman.. ". Bohongnya. Sebenarnya Hoseok bukan termasuk orang yang suka berbohong, tapi kali ini dia terpaksa melakukannya.

"Sudahlah, lebih baik kita berkumpul di Cafe yang dekat sekolah itu". Ujar Namjoon, dia sadar Hoseok tidak menyukai orang lain membahas hal pribadinya. Dan semua temannya pun setuju dengan ide Namjoon.

"Jangan ada yang kabur! Jika ada yang berani kabur aku tidak akan menulis nama kalian di kelompok ku!". Ancam Namjoon membuat teman - temannya mengangguk.

TBC

A HAPPINESS THAT I WANT - JUNG HOSEOK -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang