Chapter 08

828 115 4
                                    

Jungkook membawa Hoseok ke apartemen-nya. Karena sejak awal Jungkook memang berniat pergi ke apartemen-nya. Jika Hoseok dia pulangkan ke rumahnya dalam ke adaan pingsan dan kepala berdarah dia harus bilang apa pada keluarga Hoseok. Dia juga terlalu malas membawa Hoseok ke rumah sakit, karena dari yang dia liat luka Hoseok tidak terlalu parah dan juga dia bisa memanggil Seokjin, kakak Taehyung yang seorang Dokter. Setidaknya Jungkook masih mempunyai hati untuk tidak Meninggalkan Hoseok begitu saja tergeletak di pinggir jalan.

Sekarang ini Hoseok sedang di periksa oleh Seokjin di dalam kamarnya. Dia sendiri memilih menonton tv sambil memakan cemilan yang akan dia suguhi untuk Seokjin nanti.

Tidak lama Pintu kamar Jungkook terbuka dan keluarlah seorang Pria berparas tampan dengan menenteng tas dokternya.

Pria tampan itu adalah Seokjin. Dia menghampiri Jungkook yang duduk di sofa depan tv. Mendudukan tubuhnya di single sofa dan meminum kopi yang sempat dia minta pada Jungkook sebelum memeriksa Hoseok.

"Lukanya tidak parah, dia hanya perlu istirahat total selama 2 hari". Jelas Seokjin dan mendapat gumaman dari Jungkook.

"Suruh dia meminum obatnya dengan teratur". Lanjutnya dan kembali di jawab dengan gumaman oleh Jungkook.

"Bukankah dia Kakak-nya Jimin, aku sempat bertemu dengannya beberapa kali".

"Hn. Dan Hyung, bisakah kau merahasiakan ini dari siapapun?". Pinta Jungkook, tadi dia sudah menceritakan bahwa Jungkook tidak sengaja menyerempetnya.

"Baiklah, aku akan merahasiakan ini dari siapapun. Ini sudah larut, aku harus pulang, kau juga istirahatlah". Seokjin berdiri di ikuti Jungkook yang hendak mengantarkan Seokjin setidaknya sampai depan pintu.

"Terimakasih Hyung". Ucap Jungkook sebelum Seokjin benar - benar pergi.

Jungkook menutup pintu apartemen-nya dan tidak lupa untuk menguncinya juga. Kakinya melangkah menuju kamarnya untuk melihat keadaan Hoseok.

Kepala Hoseok terpasang perban yang melilit di kepalanya. Raut mukanya terlihat damai dengan mata terpejam. Jungkook tidak mengetahui apa dia masih pingsan atau sedang tertidur.

Tidak ingin berlama - lama memandang wajah Hoseok, Jungkook merebahkan tubuhnya di samping Hoseok. Apartemen-nya hanya memiliki satu kamar dan juga Jungkook tidak mau tidur di sofa, lagi pula ini apartemen-nya jadi terserah dia mau tidur dimana, termasuk dengan tidur satu ranjang dengan Hoseok.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya mata Jungkook terpejam dan pergi ke alam Mimpi.

.

.

Meja makan di kediaman Tn. Park pagi ini tidak sehangat seperti sebelumnya. Tn. Park dan Ny. Park tidak saling bicara setelah kejadian semalam, dan itu membuat Jimin tidak nyaman. Jimin tidak suka suasana yang seperti ini, Jimin tidak suka kedua orang tuanya saling mendiami.

'Ini semua gara - gara Dia'. Batin Jimin menyalahkan Hoseok.

"Jimin, kamu ingin berangkat bersama Appa?".

"Ne?. Ahh tidak Appa, Taehyung akan menjemputku".

"Jika kamu bertemu Hoseok di sekolah tolong suruh dia untuk menghubungi Appa, dia tidak pulang semalam". Pinta Tn. Park. Di benar - benar khawatir dengan Hoseok. Apalagi semalam Hoseok tidak pulang.

Ny. Park berdecak kesal mendengar perkataan Tn. Park. "Apa di pikiranmu hanya ada anak itu?".

Tn. Park menatap sang Istri dan menghela nafas pelan. "Jangan memulainya, aku tidak ingin berdebat denganmu".

Tn. Park mengambil tas kerja dan Jas-nya, berjalan ke arah Jimin, dan mencium kepala Jimin lembut. "Tolong sampaikan pesan Appa pada Kakakmu, Appa berangkat dulu. Belajar yang benar". Setelah mengusap kepala Jimin Tn. Park pergi tanpa berpamitan pada sang Istri.

"Lihatlah Appa-mu Jimin, dia benar - benar tidak menghargai Eomma". Ujar Ny. Park setelah Tn. Park benar - benar pergi.

"Tak apa Eomma, Appa pasti akan membaik nanti". Rayu Jimin pada sang Eomma. 

"Kamu memang yang terbaik". Tangan Ny. Park terulur dan mengelus pucuk kepala Jimin lembut.

"Kapan Taehyung akan menjemputmu?".

"Entahlah, Mungkin sebentar lagi".

Tidak lama kemudian terdengar suara klakson mobil berbunyi. Jimin yang mengetahui jika itu Taehyung segera berdiri dan mengambil tas sekolahnya, berpamitan pada sang Eomma kemudian pergi.

Jimin masuk kedalam mobil Taehyung dengan dahi sedikit berkedut, pasalnya Jimin tidak melihat Jungkook. "Dimana Jungkook?". Tanyanya pada Taehyung yang sedang menyetir.

"Entahlah, Aku sudah mencoba menghubunginya tapi tidak di jawab". Jawab Taehyung dengan mata fokus pada jalanan.

"Apa dia berangkat lebih dulu ya.. ".

"Tak tau, sudahlah jangan di fikirkan". Taehyung melirik Jimin sebentar dan tersenyum, kemudian dengan gemas dia mengacak rambut Jimin yang di hadiahi pelototan lucu dari sang empunya rambut.
.

.

Cahaya matahari yang terang memasuki Apartemen Jungkook, walaupun gorden masih tertutup tapi cahaya itu tetap bisa menerangi Bangunan itu. Perlahan kelompok mata Hoseok bergerak akan terbuka. Mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina nya.

'Dimana ini, ini bukan kamarku'. Pikirannya saat melihat langit - langit kamar yang berwarna abu - abu. Masih dengan berbaring matanya menelusuri kamar itu. 'Ini memang bukan kamarku' . Batinnya saat melihat barang - barang di kamar itu terasa asing baginya.

Saat hendak bangun tangan Hoseok tidak sengaja menyentuh sesuatu di sampingnya, dengan penasaran Hoseok melihat ke sampingnya dan seketika matanya terbelalak. Segera saja dia terduduk dan berdiri saat mengetahui yang berada di sampingnya adalah Jungkook.

"Ahh.. ". Hoseok memegang kepalanya yang terasa sakit, tangannya meraba - raba sesuatu yang bisa dia jadikan topangan. Karena tidak bisa melihat dengan jelas akibat sakit yang mendera kepalanya tangan Hoseok tidak sengaja menjatuhkan gelas yang berada di atas meja nakas dan membuatnya pecah berserakan di lantai.

Jungkook yang mendengar suara benda jatuh dalam tidurnya segera membuka mata untuk melihat apa yang terjadi.

Saat kepalanya menengok ke samping dia melihat Hoseok yang sedang berdiri sambil memejamkan matanya dengan sebelah tangan memegang kepalanya yang di perban dan sebalahnya lagi bertumpu pada meja nakas.

Jungkook mendudukan tubuhnya saat mendengar rintihan Hoseok. "Ada apa denganmu?". Tanya Jungkook datar.

Hoseok membuka sedikit matanya saat mendengar suara Jungkook. Tapi tiba - tiba tubuhnya limbung dan kaki kanannya tidak sengaja menginjak pecahan beling dari gelas yang pecah dan berserakan di lantai, tubuhnya jatuh berlutut dengan telapak kaki yang terdapat beberapa potong pecahan gelas yang tertancap di sana.

Jungkook segera menghampiri Hoseok dan membantu nya berdiri, mendudukan Hoseok di ranjangnya dengan sedikit terkejut saat melihat banyak pecahan gelas di lantai. Dan saat Jungkook membaringkan Hoseok, dia kembali di buat terkejut melihat ada darah di seprai nya, setelah mencari darimana darah itu berasal Jungkook segera menghubungi Seokjin untuk kembali ke apartemen.

TBC

A HAPPINESS THAT I WANT - JUNG HOSEOK -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang