Chapter 22

853 117 34
                                    

"Ayo masuk Hyung". Ajak Hoseok. Keduanya sudah sampai di depan kediaman Hoseok sekarang.

Yoongi menatap rumah itu dan Hoseok bergantian. "Boleh?". Tanyanya.k

Hoseok menganggukan kepalanya dan membuka pintu gerbang untuknya dan Yoongi masuk. Setelah memasuki gerbang Hoseok di sambut oleh Ahjusshi penjaga kebun yang memang sedang berada disana.

"Tuan Muda, akhirnya anda pulang. Bagaimana keadaan anda? Kenapa anda baru pulang ke rumah?".

Yoongi melirik Hoseok. "Si kecil menyebalkan ternyata menjadi Tuan Muda". Ujarnya setengah mengejek, sedangan Hoseok yang di ejek hanya cengengesan tak tau harus menjawab apa.
Intensitas Hoseok kembali ke Ahjusshi. "Aku baik-baik saja Ahjusshi dan aku.. aku.. Aku menginap di rumah temanku". Hoseok menarik Yoongi kedepannya. "Ini temanku.. Namanya Yoongi". Ujarnya cepat sambil tersenyum canggung.

Yoongi mencibikan bibirnya pada Hoseok sebelum memperkenalkan diri pada orang yang Hoseok panggil Ahjusshi itu.

"Tuan muda..". Hoseok menatap Ahjusshi yang memanggilnya. "Bagaimana keadaan Tuan muda Jimin?". Senyum Hoseok perlahan mengendur di gantikan dengan ekspresi sendu. "Jimin koma..". Jawabnya pelan.

.

.

Setelah memberitahu keadaan Jimin pada Ahjusshi, Hoseok dan Yoongi melanjutkan langkahnya menuju rumah keluarga Lee.

Hoseok menjadi murung, itulah yang Yoongi lihat sekarang. Hoseok berjalan seakan jiwanya tak lagi berada di tubuhnya. Ia ingin bertanya, tapi sepertinya ini bukan waktu yang pas, karena itu Yoongi memilih untuk menunggu.

Saat pintu besar kediaman Lee di buka oleh Hoseok terdengarlah suara perdebatan dari arah dalam. Hoseok yang mendengar namanya di sebut memilih untuk diam dan mendengarkan. 'Appa.. Eomma..'.

Yoongi yang melihat tangan Hoseok tidak melanjutkan tugasnya untuk membuka pintu menatapnya heran dan mulai mendekat.

"Aku tidak ingin anak itu tinggal lagi disini! Aku tidak ingin melihat anak itu lagi!". 

Yoongi mengurungkan niatnya bertanya pada Hoseok saat mendengar suara wanita dari arah dalam, ia melirik Hoseok di sampingnya yang seperti menahan sesuatu.

"Tapi dia anakku Minae, sebesar apapun kesalahannya dia tetap anakku".

"Dia anakmu bukan Anakku, sejak awal aku memang tidak menyukai kehadirannya dan lihat sekarang? Anak kita celaka karenanya, karena dia Jongwon, aku benar-benar membencinya sekarang".

"Minae..".

"Jika kamu masih membela anakmu yang jelas-jelas salah itu lebih baik kita bercerai".

'Bercerai.. Tidak.. Tidak boleh..'.

Brak

Pintu itu terbuka dengan keras karena dorongan Hoseok dan membuat intensitas pasangan itu tertuju padanya sekarang.

"Jangan!". Teriak Hoseok.

"Ka-kalian tidak boleh bercerai". Hoseok melangkah mendekati orang tuanya meninggalkan Yoongi yang memilih diam di ambang pintu karena itu bukan urusannya.

"A-aku akan pergi.. Aku akan pergi jika itu yang Eomma inginkan.. ". Ujar Hoseok tepat di depan pasangan itu. "Tapi aku mohon.. Kalian tidak boleh bercerai.. Ji-jimin.. Dia tidak boleh ke-kehilangan salah satu dari kalian..". Hoseok menatap Ayah dan Ibunya bergantian.

"Kamu tidak boleh pergi darisini Hoseok". Tn. Lee membuka suara.

Hoseok menggeleng. "Se-seharusnya sejak awal.. Aku tidak ikut dengan Appa..".

Tangis Hoseok pecah saat itu juga. Ia berbalik menatap Ny. Lee dan jatuh berlutut di depannya. "Ma-maafkan aku Eomma.. Maafkan aku.. Hiks.. Hiks..".

Ny. Lee memalingkan wajahnya tak ingin melihat Hoseok. Berbeda dengan Tn. Lee yang sekarang mendekat kearah Hoseok dan mulai memeluk anak sulungnya itu.

"Seokie.. Ini rumahmu sayang, kamu tidak boleh pergi dari sini..". Ujarnya berusaha membujuk Hoseok.

"Appa.. Maafkan aku.. Hiks.. ". Hoseok membalas pelukan Ayahnya dengan erat.

"Aku harus pergi.. Aku hiks.. Tidak ingin menghancurkan lagi.. Hiks.. Hiks..".

.

.

.

Cklek

Pintu itu di buka oleh sang pemiliknya. "Masuklah". Ujar Yoongi yang sudah berada di dalam apartemennya pada Hoseok yang masih terdiam di depan Pintu.

Hoseok menatap Yoongi ragu. "Hyung..".

"Cepat masuk Jung Hoseok". Perintah Yoongi.  Hoseok pun melangkah masuk kedalam apartemen milik Yoongi.

Mulai saat ini Hoseok dan Yoongi akan tinggal bersama dalam apartemen Yoongi, Hoseok benar-benar memutuskan pergi dari rumah megahnya setelah memohon pada sang Ayah yang tetap tak mengizinkannya, jika Hoseok masih disana orangtuanya akan berpisah dan Hoseok tak ingin itu terjadi, sudah cukup ia menghancurkan keluarga kecil Ayahnya itu. Sekarang Hoseok bertekad untuk hidup mandiri.

Tak banyak barang yang Hoseok bawa, ia hanya membawa seragam sekolah, buku pelajaran, beberapa baju, uang tabungannya dan foto orangtuanya pemberian dari sang Ayah dulu.

"Apartemen ku hanya untuk satu orang, jadi kita akan berbagi kamar". Ujar Yoongi yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

Apartemen Yoongi memang kecil, hanya terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu sekaligus ruang santai dan dapur kecil. Cocok untuk Yoongi yang memang tinggal sendiri. Tapi sepertinya tidak lagi untuk sekarang, karena sekarang ada Hoseok maka Yoongi harus berpikir tentang pindah ke apartemen yang lebih luas, setidaknya yang memiliki dua kamar tidur.

"Terimakasih Hyung, Terimakasih karena sudah mau menampungku".

"Hm, asal kau jangan membuat masalah saja. Lagipula memang kau punya tujuan lain". Itu bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan.

Yoongi tak habis pikir tentang keluarga Hoseok sekarang. Yoongi kira Hoseok bahagia tinggal di rumah mewah dan juga memiliki keluarga yang bisa di sebut lengkap seperti keinginan Hoseok dulu. Ya, Yoongi tau keluarga impian Hoseok karena Hoseok sering bercerita padanya waktu ia kecil. Tapi ternyata setelah melihat kejadian -seperti di drama yang sering Ibunya tonton- di rumah Hoseok tadi ia tak menyangka ternyata hidup Hoseok tak seindah yang ia kira. Hoseok hidup senang tapi tak bahagia.

'Itukah alasan kau berubah, Jung Hoseok'.

TBC

A HAPPINESS THAT I WANT - JUNG HOSEOK -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang