Chapter 21

749 114 36
                                    

Kelopak mata Hoseok bergerak samar dan perlahan mata itu mulai kembali terbuka. Setelah beberapa kali mengerjapkan matanya penglihatan Hoseok mulai jelas. 'Dimana aku?'. Hoseok melihat sekelilingnya.

"Ugh..". Hoseok kembali berbaring setelah sebelumnya mencoba untuk bangun, kedua tangannya memegang masing-masing sisi kepalanya. "Ugh..". Rintihnya lagi. 'Kenapa kepalaku sakit sekali'. Hoseok memejamkan matanya erat.

"Ahhhhhhhhh".

"Jimin!".

Hoseok menggelengkan kepalanya saat memorinya kembali memutar kejadian saat Jimin masuk kedalam jurang di hutan itu.  "Ti-tidak..".

"Kau merebut Ayahku! ...".

"... Ibuku selalu Menangis!! Semuanya karena kau!".

"Kau menghancurkan keluargaku!!! Hiks.. Hiks.. Semuanya.. Semuanya selalu baik-baik saja sebelum kau datang.. Hiks..".

"Be-berhenti..". Hoseok mulai menjambak rambut di kepalanya.

"Semuanya karena mu!! Ini semua karena mu!! Anakku koma semuanya karena mu!!".

"... Kau menghancurkan keluarga ku!".

"Appa kecewa padamu"

"A-appa.. Tidak..". Air mata Hoseok mulai mengalir dari sudut-sudut matanya saat memorinya memutar ekspresi sang Ayah dengan tatapan kecewa padanya.

Gumaman dan gerakan-gerakan Hoseok di atas ranjangnya membuat Yoongi yang sedang tidur di kursi sampingnya mulai terbangun.

Saat mata sipit Yoongi terbuka yang pertama dia lihat adalah Hoseok yang sedang menjambak rambutnya sendiri dan merintih kesakitan dengan air mata yang terus mengalir dari sudut matanya.

Yoongi bangun dari duduknya dan mendekati Hoseok. "Hei, kau kenapa?". Tanyanya.

Hoseok tidak menjawab dan masih dalam posisi yang sama. Hal itu tiba-tiba membuat Yoongi cemas. "Hei, tenanglah". Tangan Yoongi memegang kedua tangan Hoseok dan berusaha melepaskan jambakannya. "Lepaskan, rambutmu bisa rontok".

"Hiks.. Hiks.. Ti-dak Appa..". Gumam Hoseok lagi.

Yoongi yang muak menarik tangan Hoseok sekuat tenaganya sampai akhirnya terlepas membuat Hoseok tersentak dan seketika membuka mata dengan nafas yang tersengal.

Yoongi yang melihat itu segera menyentuh pipi Hoseok. "Hei, atur nafasmu". Ujarnya berusaha mengambil intensitas Hoseok.

Hoseok melihat Yoongi. "Ikuti aku, tarik nafas dalam..". Hoseok mengikutinya. "..Hembuskan perlahan..".

"Ya, lakukan lagi..". Yoongi pun terus membantu Hoseok mengatur nafas sampai akhirnya Hoseok mulai bernafas normal lagi.

"Yoongi Hyung, terimakasih". Yoongi yang baru saja duduk di kursi langsung menatap Hoseok terkejut. "Darimana kau tau namaku?". Tanyanya.

Hoseok tersenyum lebar, ternyata tebakannya benar. Padahal dia hanya asal sebut nama, wajah laki-laki di depannya seketika mengingatkan Hoseok pada temannya di Gwangju dulu yang memang bernama Yoongi. Saat merasakan kepalanya tidak sakit lagi dia pun berusaha duduk. "Kau benar-benar Yoongi?". Tanya Hoseok antusias. Senyumnya lebar tapi sayang jejak air mata terlihat jelas di pipinya itu.

"Namaku memang Yoongi, darimana kau tau namaku". Yoongi mulai curiga dengan Hoseok. 'Apa dia cenayang? Tidak mungkin kan. Atau perasaan tak asing ku ini memang nyata, aku pernah bertemu dengannya'.

"Hyung, aku Hoseok". Ujar Hoseok masih dengan ke antusiasannya.

"Aku tidak mengenal nama Hoseok". Yoongi menjawab tanpa berfikir.

Jawaban Yoongi membuat senyum Hoseok perlahan luntur. "Hyung lupa padaku? Aku Hoseok, Jung Hoseok".

"Aku tidak mengenal nama Ho.. Seok-". 'Kenapa sekarang nama itu menjadi tidak asing'.

"Hoseok? Tunggu, kau si kecil menyebalkan itu?". Yoongi menunjuk Hoseok tepat di depan wajahnya.

"Aku tidak menyebalkan". Hoseok merengut. Kenapa Yoongi harus ingat dia sebagai si kecil menyebalkan, pikirnya.

"Jadi benar? Kau yang selalu mengikuti ku itu?". Hoseok mengangguk kecil.

"Ternyata kau tinggal disini sekarang, pantas saja aku tidak pernah melihatmu lagi setelah kebakaran di rumahmu itu... Ku pikir kau sudah mati".

Hoseok terhenyak mendengar kalimat terakhir yang di lontarkan Yoongi. "Aku masih hidup.. ".

".. Dan aku ingin mati sekarang".

.

.

.

"Kau tinggal disini?". Yoongi melihat-lihat jalan yang di lewatinya bersama Hosok.

"Eum". Gumam Hoseok sambil mengangguk.

"Kau hidup lebih nyaman ternyata". Komentar Yoongi saat melihat deretan rumah-rumah mewah di sekitarnya.

Hoseok tersenyum kecil. "Ya, aku hidup nyaman..".

Sebelumnya Yoongi memaksa untuk mengantarkan Hoseok pulang setelah keadaanya sudah membaik, awalnya Hoseok menolak dengan alasan tak ingin merepotkan Yoongi tapi Yoongi terlalu keras kepala. Hoseok juga sudah mengetahui keadaannya kemarin yang mengalami depresi ringan, tapi ia tak menceritakan apa alasannya pada Yoongi yang sempat bertanya.

Hoseok tak pulang seharian kemarin tapi tak ada satupun panggilan dari sang Ayah. Hoseok berharap? Tentu saja, Ayahnya adalah satu-satunya keluarganya saat ini. Bahkan saat Hoseok telat pulang sekolah karena mengerjakan tugas kelompok Ayahnya selalu menghubunginya dengan alasan khawatir, tapi kenapa sekarang saat Hoseok tak pulang tidak ada satupun panggilan dari Ayahnya. 'Mungkinkah Appa tidak menyayangiku lagi'.

"Hoseok?". Yoongi menyentuh bahunya membuat Hoseok langsung menoleh kearahnya. "Ne?".

"Apa yang kau pikirkan?".

"Tak ada".

"Aku memanggilmu sejak tadi tapi kau tak menggubrisnya, jelas sekali kau sedang memikirkan sesuatu". Ujar Yoongi sedikit dingin.

Hoseok hanya diam tak tau harus menjawab apa.

'Si kecil menyebalkan sudah berubah'.

Flashback On

Hoseok kecil berlari saat melihat Yoongi lewat di depan rumahnya. "Yoongi Hyung!!". Teriaknya.

Yoongi yang cukup jauh di depan Hoseok berbalik sebentar untuk melihat siapa yang memanggilnya, saat tau itu Hoseok Yoongi mempercepat langkahnya agar Hoseok tak bisa menyusul.

"Yoongi Hyuuuuung!! Tunggu Seokie!!".Teriak Hoseok kecil lagi dan mempercepat larinya sampai akhirnya tangan kecil miliknya berhasil menggenggam ujung baju bagian belakang milik Yoongi.

"Ck, apa lagi sekarang?". Decak Yoongi sedikit kesal, pasalnya Hoseok selalu mengganggu ketenangannya dimanapun dan kapanpun, sekarang contohnya.

Hoseok kecil melontarkan senyum lebarnya pada Yoongi. "Hyung mau kemana? Seokkie ikut".

"Tidak, aku akan pergi ke Hutan, anak kecil tidak boleh kesana". Tegas Yoongi sambil melanjutkan langkahnya dengan Hoseok yang setia mengikuti karena masih menggenggam baju Yoongi.

"Tapi Hyuung~ Seokkie bosan di rumah". Ujarnya berusaha merayu Yoongi.

"Main bersama temanmu sana". Yoongi melepaskan tangan Hoseok dari bajunya.

"Tapi Seokkie ingin bersama Yoongi Hyung". Kali ini kedua tangan Hoseok melingkar di pinggang Yoongi dan kedua kakinya melingkar di kaki-kaki Yoongi dengan erat dari arah belakangnya. Yoongi yang terkejut hampir saja terjengkang ke belakang untung saja Yoongi bisa menyeimbangkannya kembali.

"Jung Hoseok". Ujar Yoongi dengan suara menyeramkan, tapi itu tak berpengaruh apa-apa pada Hoseok karena Hoseok sudah sering mendengarnya. Sebut saja Hoseok sudah terbiasa.

TBC

A HAPPINESS THAT I WANT - JUNG HOSEOK -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang