Seokjin sudah pergi beberapa menit yang lalu setelah mengobati kaki Hoseok. Sekarang yang di perban bukan hanya kepala Hoseok, tapi Kaki kanannya juga. Sakit di kepalanya sudah hilang setelah meminum obat yang di berikan Seokjin. Sekarang Hoseok sedang duduk di atas tempat tidur sambil menunduk menatap kakinya yang di perban. Sedangkan Jungkook, dia sedang berdiri di depan lemari pakaiannya yang terbuka. Tidak lama kemudian dia mendekati Hoseok dengan satu pasangan pakaian di tangannya. "Pakailah, ganti bajumu". Ujarnya sambil melemparkan pakaian itu pada Hoseok.
Hoseok mengambil pakaian itu dan menatap Jungkook ragu. "Ti-tidak perlu, aku-".
"Pakai itu sekarang". Paksa Jungkook dengan memotong perkataan Hoseok.
Hoseok yang merasa terintimidasi oleh Jungkook akhirnya menurut. Entahlah, sejak kecil Hoseok selalu merasa takut dengan Jungkook, apalagi jika Jungkook sudah menatapnya tajam dan berucap dingin.
Perlahan Hoseok mulai menurunkan kakinya ke atas lantai, dengan menunduk tidak ingin melihat wajah Jungkook Hoseok berdiri dan melangkah menuju kamar mandi dengan sedikit tertatih.
Sepuluh menit kemudia Hoseok keluar dengan menggunakan pakaian Jungkook, Kakinya melangkah mendekati Jungkook yang sedang duduk di sofa. Kedua tangannya bertautan bertanda dia sedang gugup.
"Ada apa?". Jungkook bertanya lebih dulu saat melihat gelagat Hoseok.
"A-aku harus pulang.. ".
"Pulanglah". Jungkook menjawab acuh.
"A-aku tidak menemukan tas ku".
"Tas mu ada di ruang tamu".
"Terimakasih, a-aku akan mengembalikan bajumu nanti, d-dan soal motormu-".
"Lupakan soal motorku, dan tidak perlu mengembalikan baju itu, aku sudah tidak memakainya lagi".
"Ta-tapi--"
"Pergilah".
Hoseok menggigit bibirnya dan mengangguk cepat.
"Bawa juga obat - obatmu".
Hoseok kembali mengangguk dan berjalan ke arah meja nakas dengan tertatih dan membawa obat - obat yang di berikan Seokjin.
"Terimakasih". Ucap Hoseok lagi kemudian keluar kamar untuk mencari tasnya dan kemudian pergi dari apartemen Jungkook.
Sepeninggal Hoseok Jungkook menghela nafas pelan, sekarang apa yang harus dia lakukan dia sudah terlanjur bolos sekolah. "Menyebalkan". Keluhnya dan kemudian membaringkan kembali tubuhnya di atas tempat tidur, mungkin melanjutkan tidurnya tidak buruk. Pikirnya. Jungkook pun mulai memejamkan mata dan akhirnya tertidur.
.
.
Hoseok memasuki halaman rumah dengan kepala menunduk dan berjalan se normal mungkin. Hoseok harus bisa menahan sakit di telapak kakinya, dia tidak ingin membuat orang rumah khawatir padanya. Bahkan sebelum benar - benar memasuki halaman rumah Hoseok sempat melepas perban yang melilit di kepalanya dan menutupi luka di pelipisnya dengan poninya, beruntung Hoseok belum sempat memotong poninya itu.
'Alasan apa yang harus ku berikan jika Appa dan Eomma bertanya kenapa aku tidak pulang semalam'. Itulah yang ada di pikiran Hoseok sejak menginjakan kakinya keluar dari apartemen Jungkook.
'Apa yang harus ku lakukan'. Batinnya.
"Tuan muda?". Hoseok sedikit terkejut seseorang memanggilnya. Dia segera membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa orang itu. "Ahjusshi, kau membuatku terkejut". Ujar Hoseok sambil tersenyum. Ahjusshi itu membalas senyuman Hoseok dan meminta maaf. Dia adalah Ahjusshi penjaga kebun, Hoseok cukup dekat dengannya. Dulu jika Hoseok merasa bosan bermain sendiri Hoseok akan menemui Ahjusshi penjaga kebun itu. Berkebun dengan Ahjusshi cukup menyenangkan, setidaknya Hoseok tidak merasa kesepian.
"Tuan muda tidak berangkat sekolah?". Tanya Ahjusshi itu merasa heran Hoseok berada di rumah dan seperti baru pulang, terlihat dari Hoseok yang menggendong tas di punggungnya.
Hoseok tertawa canggung menanggapi pertanyaan Ahjusshi padanya. "Aaa.. Itu.. Hahaha..". Tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia bingung harus menjawab apa.
"Apa Tuan membolos?". Tanya Ahjusshi lagi setengah bercanda.
"Eumm.. Sepertinya.. ". Jawab Hoseok masih dengan tawa canggungnya.
Ahjusshi hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Hoseok, Tidak biasanya Tuan mudanya membolos seperti ini. Pikirnya.
"Sudahlah Ahjusshi, aku masuk dulu ya.. ". Hoseok melangkahkan kakinya dengan segera karena takut Ahjusshi itu bertanya yang lain lagi, tapi sepertinya Hoseok melupakan kakinya yang terluka, baru satu langkah Hoseok sudah keceplosan merintih karena terlalu keras menekan kaki kanannya. Ahjusshi jelas mendengar rintihan Hoseok itu, dia bertanya apa Hoseok baik - baik saja, Tapi Hoseok mengatakan dia baik - baik saja dan tersenyum meyakinkan.
Ahjusshi menatap sendu punggung Hoseok yang mulai menjauh, dia tau Tuan mudanya sedang tidak baik - baik saja. Tapi dia bisa apa, Tuan muda nya yang satu ini memang selalu berusaha terlihat baik - baik saja walaupun dia sedang susah atau terluka.
Hoseok membuka pintu rumahnya dengan perlahan. Sepi, itulah yang dia rasakan saat masuk ke dalam rumah. 'Apa Eomma tidak ada di rumah'. Pikirnya.
Hoseok melangkahkan kakinya dengan hati - hati untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Ku pikir kau tak akan pulang". Hoseok menghentikan langkah kakinya yang akan menginjak anak tangga pertama saat mendengar suara sang Eomma.
"Aku sudah sangat senang kau tidak pulang semalam". Lanjutnya, Hoseok berbalik dan melihat Sang Eomma yang baru saja duduk di sofa tidak jauh dari tangga dengan segelas Jus di tanggannya.
"Maaf Eomma". Lirih Hoseok merasa bersalah.
"Aku tidak butuh Maafmu, yang ku butuhkan kau enyah dari rumah ini".
Deg
Hoseok menundukan kepalanya. Ini adalah pengusiran yang kesekian kalinya Hoseok dengar keluar dari mulut sang Ibu sambung. Sudah lama sekali Hoseok tidak mendengar itu setelah terakhir kalinya satu tahun yang lalu. Walaupun sang Ibu sambung kerap kali mengatakan itu dulu, tetap saja Hoseok selalu merasa sakit di hatinya.
Sebegitu tidak sukanyakah Ny. Park padanya sampai Hoseok harus kembali mendengar kalimat usiran itu keluar dari mulutnya. Hoseok kira Ny. Park sudah mulai menerimanya, tapi ternyata tidak.
Sama seperti Jimin, Ny. Park akan bersikap baik padanya jika hanya di depan sang Ayah, Tn. Park.
.
.
Bel Istirahat baru saja berbunyi, setelah guru keluar dari kelas Jimin segera mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan menghubungi Jungkook yang ternyata tidak masuk sekolah.
Sedangkan Taehyung membaringkan kepalanya di atas meja dengan berbantalkan tangan dan memperhatikan Jimin yang sedang menghubungi Jungkook.
"Bagaimana?". Tanyanya saat melihat raut muka Jimin berubah.
Jimin menggeleng. "Dia tidak menjawabnya. Menyebalkan!". Kesalnya.
Taehyung tertawa melihat Jimin yang mengembungkan Pipinya. "Mungkin dia ada urusan".
"Tapi kenapa dia tidak memberitahu kita Tae?". Melas Jimin tidak habis pikir dengan Jungkook.
"Entahlah, aku tidak tahu". Jawabnya dan kembali ke posisi duduk. "Kau lapar? Ayo ke kantin, aku traktir". Lanjutnya.
Jimin menatap Taehyung kemudian mengangguk terpaksa. "Baiklah".
"Sudah, jangan cemberut seperti itu. Kau sudah terlihat seperti Mochi". Canda Taehyung kemudian pergi duluan karena dia tau selanjutnya akan seperti apa.
"KIM TAEHYUNG!!".
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
A HAPPINESS THAT I WANT - JUNG HOSEOK -
FanfictionHoseok yang sejak kecil tinggal bersama orang tua dari Ibunya yang sudah meninggal di bawa pulang oleh sang Ayah karena Sang Nenek telah meninggal dan Kakeknya tidak bisa mengurus Hoseok sendirian, terlebih kakeknya sudah cukup tua. Hoseok sangat ge...