LIMA

462 67 13
                                    

Halo halo gaes, monmaap lemot banget update-nya😅

Ok gak perlu ribut lagi, cus langsung aja ke cerita🤣

Ti-ati banyak typo bertebaran😂

Happy reading

"Mean, kalau efek ramuan Lay hilang disini kira-kira apa yang akan terjadi pada kita?"

Dalam sekejap senyum bahagia Mean menghilang tanpa jejak. Dia lupa dengan jati dirinya yang tak diterima oleh sesuatu yang melindungi tempatnya perpijak saat ini. Dia gusar.

"Nanti aku akan meminta ramuan itu lagi pada Lay," ucap Mean tak yakin.

"Kau harus bergegas sebelum wujud kita kembali menjadi werewolf!" desak Tin.

"Hmm."

Mean masih fokus bicara pada Tin melalui mindlink, dia tak menyadari bahwa remaja manis yang berstatus mate-nya itu sedang memandangnya heran. Plan memandangi wajah tampan P'Mean-nya. Entah apa yang ada dalam pikiran remaja manis itu, tak ada yang tahu.

"Plan?" Mean tertegun melihat raut wajah Plan yang sulit diartikan. Pria itu melambaikan tangannya di depan wajah yang lebih muda, berusaha mengembalikan kesadaran Plan.

"Eh ... ah ... ada apa, Phi?" Tingkah Plan membuat yang lebih tua menaikkan sebelah alisnya, heran. Semburat merah muda di pipi Plan terlihat manis di mata Mean.

"Plan ...." Suara Mean seakan merayu remaja yang selalu berhasil memikatnya. Tangan Mean mengusap pipi Plan yang gembil dengan lembut, membuat Plan memejamkan matanya untuk meresapi sensasi yang baru pertama kali ia rasakan.

"Phi," lirih Plan, membuka matanya yang terpejam memperlihatkan binarnya, menatap lurus pada manik Mean, "kenapa warna mata P'Mean berubah-ubah?" Pertanyaan polos yang membuat Mean langsung tersentak lalu memejamkan matanya.

"Ini ... ini bukan apa-apa." Mean memalingkan wajahnya dari Plan dalam kondisi masih terpejam namun aksinya gagal oleh si manis.

"Phi ... apa P'Mean sedang sakit?" Plan menangkup wajah Mean dengan kedua tangannya, mengamati perubahan pada raut wajah Mean.

"Ti-tidak Plan, ini ... ini ...." Mean masih berusaha memalingkan wajahnya dari si manis.

"Phi, lihat Plan!" Mean tak bisa mengabaikan permintaan sarat perintah yang dilontarkan Plan. Dengan gerakan ragu Mean membuka matanya perlahan dan memperlihatkan iris matanya yang berubah-ubah dengan cepat antara gelap menjadi warna emas.

"Plan ... aku ...," lirih Mean dengan tatapan sendunya, menatap lekat wajah Plan.

"Kamu siapa? Mana P'Mean?" tanya Plan tanpa rasa takut sambil mengerjapkan matanya. Ia tak mengenali suara Mean seakan itu adalah suara orang lain.

"Maaf, Plan!" ucap Mean—Tin lebih tepatnya—dan langsung melesat keluar perpustakaan, meninggalkan Plan sendirian.

"Ah ... sialan, rasanya sakit sekali seperti pertama kali aku berganti shift!" umpat Mean yang berhasil mengambil alih tubuhnya kembali, ia masih terus berlari menjauh dari Plan.

Mean berlari menuju pinggiran hutan, ia tak ingin ada yang melihatnya berubah menjadi wujud wolf-nya. Mean cukup sadar bahwa dia sedang berada di wilayah kaum manusia namun ia sudah berada di ambang batas. Ia sudah tak mampu menahan rasa sakit yang diderita tubuhnya. Ini semakin menyakitkan. Suara gemeretak tulang-tulang bergeser terdengar nyaring dibarengi dengan rasa sakit yang luar biasa. Suhu tubuh Mean meningkat dengan sangat cepat mengakibatkan peluhnya berceceran.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang