TUJUH

499 61 26
                                    

Halo gaes, aku harap kalian dalam keadaan sehat selalu... Jangan malas jaga kebersihan dan jangan malas gerak biar keringetan😂 jaga juga asupan nutrisi gaes jangan junk food mulu (enak sih ya, aku juga suka🤣). Usahakan cukup tidur gaes, kasihan tubuhnya kalo diforsir mulu (emang susah kalo yang satu ini😅) dan perbanyak minum air putih...

Tetap sehat selalu gaes and happy reading, sorry for typo

Moon Goddess tak pernah menyangka bila adiknya menjadi mate dari seorang alfa yang dulunya ia kutuk. Ia juga tak memperkirakan kalau sang adik akan begitu menjaga orang yang pernah membunuhnya hingga ia harus terlahir menjadi mahkluk fana. Moon Goddess masih ingat betapa perih hatinya, bagai disayat-sayat saat melihat adiknya meregang nyawa tepat di depan matanya.

Napasnya tercekat saat melihat sang adik mendekati sosok serigala hitam yang kini tergolek tak berdaya, itu pemandangan yang tak pernah ia banyangkan sebelumnya. Moon Goddess tak mengharapkan pemandangan seperti ini. Ia tak mengharapkan adiknya sedekat itu dengan Alfa Attachitsataporn, seorang pemimpin werewolf yang dulunya sangat kejam.

"Kau tak apa-apa, Phi?" Dengan suara lembut Plan bertanya pada si serigala hitam yang masih meringkuk di tanah yang basah. Gerakan tangannya yang gemulai memerintahkan para tumbuhan untuk memanjangkan sulurnya dan membentuk sebuah naungan baginya dan Mean agar terlindung dari derasnya hujan.

"Gggrrr." Plan terkejut dengan geraman Mean saat ia mendekatinya. Ia langsung menarik tangannya yang sedikit lagi dapat menyentuh bulu halus Mean yang basah terkena air hujan. Raut sedih tercetak jelas di wajah polos Plan, ia tak menduga Mean akan menggeram padanya.

"Phi, ini Plan. Ini Plan-nya P'Mean," ujarnya sendu. Plan mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menahan airmata yang ingin meloloskan diri. Plan takut dengan penolakan Mean.

"Kaing~" tenggelam dalam segala pikiran negatifnya, Plan tak menyadari Mean menyentuh ceruk leher yang lebih muda dengan moncongnya yang basah.

"Phi..." mata itu berkaca-kaca kala Mean menjilati pipinya. "Hentikan Phi, ini geli~" rengek Plan yang sudah tak kuasa menahan airmatanya lagi.

Plan memeluk leher serigala besar yang kini duduk di depannya dengan posesif. Ia menenggelamkan wajahnya pada bulu-bulu halus milik Mean. "Ini hangat," gumamnya lirih namun suara lembut Plan masih tertangkap oleh pendengaran Mean yang tajam. "Bisakah Phi kembali dalam wujud manusia, aku tak mengerti apa yang Phi katakana bila dalam wujud ini!" pinta Plan setelah mensejajarkan wajahnya dengan Mean.

"Kaing." Serigala itu menggelengkan kepalanya dengan rebut, entah apa maksudnya.

"Phi kenapa?" tanya Plan cukup khawatir akan tingkah Mean, apalagi ia tak mengerti maksud si serigala jantan itu.

"Dia tak bisa ganti shift, adikku! Saat ini kondisinya cukup lemah, ia bahkan tak mampu hanya sekedar berganti shift kewujud manusianya." Suara lembut Moon Goddess membuat Plan terkesiap, terlalu terhanyut pada rasa cemasnya pasa sang mate.

Plan mencerna kalimat yang baru saja diucapkan Moon Goddess dan langsung menggeser tatapannya pada serigala hitam yang menghadiahi Plan dengan tatapan sendu. "Kau mengenaskan sekali, Phi." Plan terkekeh dan menenggelamkan wajahnya ke leher berbulu milik Mean.

"Huft," helaan napas panjang terdengar dari sang dewi, wajah lelahnya begitu terlihat. "Apa kau yakin dengan keputusanmu, adikku?" tanya Moon Goddess dengan tidak rela.

Senyum cerah terpatri di bibir tipis Plan, kemantapan terpancar dari sorot mata remaja itu. "Aku sangat yakin, Kak. Sejak saat itu aku memang menginginkan ini!" ucapnya mantap dengan senyum sendu mengingat kejadian ribuan tahun yang lalu.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang