TIGA

595 73 16
                                    

Halo halo gaes, monmaap slowupdate dan banyak typo bertebaran😂😂

But aku usahain deh buat dipercepat, mudah-mudahan lancar☺️

Makasih buat yang selalu mampir, jangan lupa tinggalin jejak ya

Oke langsung aja ke ceritanya, riweh amat penulisnya

dan jangan lupa kasih bintanggnya di sini
👇
👇
👇






Senyum secerah mentari terbit dari wajah sumringah Plan. Dia sangat bahagia karena ia tak perlu lagi terkurung di rumahnya. Sejak kejadian di kuil beberapa waktu yang lalu, Plan seperti terlahir kembali. Badannya terasa lebih ringan dan lebih sehat dari biasanya. Plan tak harus mengurung diri di Perpustakaan kakeknya untuk mengisi waktu, kini dia bisa bermain dengan anak-anak seumurannya.

"Lihat, Kek ... kuncup bunga yang kusentuh bisa langsung mekar dan jejak kakiku di tanah langsung ditumbuhi rumput!" seru Plan kagum dengan apa yang terjadi.

"Benarkah? Itu luar biasa, Plan!" Kakek Rathavit nampak terkejut deng penuturan cucunya.

"Lihat ini, Kek!" Plan takjub dengan apa yang bisa ia lakukan. Plan dapat membuat pohon apel yang ada di belakang rumahnya berbuah dengan cepat dan siap petik hanya dengan menyentuh batang pohonnya.

"Sejak kapan kamu memiliki kemampuan seperti itu, Plan?" telisik sang kakek.

"Saat pulang dari kuil aku menyadari kemampuan ini, Kek. Saat aku berjalan entah kenapa jejak kakiku ditumbuhi rumput secara instan," ucap Plan riang.

"Itu menakjubkan, Plan. Gunakan kemampuan itu dengan bijak." Kakek Rathavit berusaha memberi nasihat pada cucu kesayangannya.

"Pasti, Kek. Apakah ini sihir? Tapi mana mungkin, aku kan tak pernah belajar sihir!" Plan bingung karena keluarganya tak memiliki garis darah penyihir.

"Sepertinya bukan, kemampuanmu seperti dari negeri dongeng saja!" ucap Kakek Rathavit sambil terkekeh.

"Negeri dongeng?" Plan bertanya dengan wajah bingung, ia tak mampu memahami ucapan kakeknya.

"Hahahaha. Kamu bingung?" Tawa sang kakek begitu menggelegar membuat Plan mengerucutkan bibirnya, kesal hingga mereka dikejutkan dehaman seseorang.

"Ekhem," dehaman itu membuat Plan dan kakeknya spontan berbalik dan mendapati si pelaku.

"Ah, Lay. Sejak kapan kau sampai?" Kakek Rathavit tampak terkejut karena gadis itu mengunjunginya setelah sekian lama.

"Aku baru saja sampai, Kek!" jawab Lay lembut, ia menampilkan raut wajah yang sama dengan Kakek Rathavit, senang.

"Gadis nakal, akhirnya kamu ingat untuk mengunjungi kakek tua ini!" Lelaki tua ngusap kepala Lay.

"Hehehe. Maaf Kek, ada banyak pekerjaan yang harus aku lakukan." Lay tersenyum senang, ia amat rindu pada seseorang yang telah membesarkannya.

Ya, Lay merupakan yatim piatu yang diselamatkan Kakek Rathavit saat ia berkelana dulu. Lelaki tua itu menemukan bayi Lay di dalam sebuah kereta kuda yang hancur karena diserang semacam binatang buas. Kala itu mayat bergelimpangan, sepertinya itu adalah orang tua Lay. Lelaki tua penuh simpati itu akhirnya membawa Lay kecil dan membesarkannya ke desa ini.

"Lay!" Plan tampak riang karena kedatangan Lay.

"Ah, Plan ... kamu tumbuh agak tinggi sekarang." Lay melambaikan tangan pada pemuda 15 tahun yang sudah ia anggap adiknya sendiri.

"Aku masih bertumbuh. Lay!" Plan kesal. Ia memajukan bibirnya, imut sekali.

"Hahaha ... aku mengerti." Lay tampak senang mengejek Plan karena tinggi badannya yang tergolong pendek untuk anak seusiannya.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang