TIGA BELAS

362 42 15
                                    

"Luar biasa... ini sungguh suatu keajaiban—" dokter Moonstone Pack berperawakan tinggi bernama Phana terlihat sangat antusias. Kasus yang dialami Luna merupakan temuan paling menakjubkan. Bagaimana tidak bila Plan ternyata sedang mengandung.

Sebagai dokter ia menemukan hal luar biasa. Plan yang pada dasarnya merupakan lelaki tulen ternyata dapat mengandung. Ia tak mengira kejadian luar biasa itu bisa terjadi, terlebih melihat perkembangan kandungan Plan semakin membuatnya takjub. Ini baru seminggu setelah Plan diketahui hamil namun kandungannya sudah seperti usia 3 bulan. Perut Plan sudah terlihat buncit dan nafsu makannya semakin bertambah. Sangat kontras dengan tubuh Plan yang berangsur kehilangan berat badannya.

Tubuh Plan semakin kurus dan kulitnya sangat kusam bila disentuh. Perut buncitnya bertambah besar dengan cepat. Pemandangan itu membuat Mean bagai disayat. Ia tak memungkiri kebahagiaan yang ia rasakan karena Plan sedang mengandung buah cinta mereka tapi kala melihat penampilan mate-nya, Mean merasa terhujam. Bila sang dewa mengizinkan ia bersedia menanggung segala penderitaan Plan.

"Phi, aku tak apa... ini demi anak kita. Aku tak ingin apapun melebihi mereka. Ini... ini suatu keajaiban—" Plan berbinar menatap Mean, tangannya mengusap perut yang mulai buncit. Sangat nyata kebahagiaan terpancar dari wajah Plan. "—tadinya aku tenggelam dalam keputus asaan yang menggelayutiku. Aku pikir... aku pikir mustahil bagi kita memiliki putra sendiri tapi ini..." Plan tak mampu menyelesaikan kalimatnya. Airmata mengalir bagai sungai kecil dari ujung matanya. Ia tak mampu membendung rasa harunya.

"Ta—tapi janin dalam kandungan kamu terlalu kuat Plan. Seakan dia menyerap kehidupanmu—" Mean mengangkat tangan lalu mengusap kasar wajahnya. Menyembunyikan wajah lelah dan kantong mata yang semakin hitam.

"Phi... kumohon Phi, izinkan aku melahirkan anak ini. Aku janji aku akan bertahan, aku mohon Phi..." Plan menggelengkan kepalanya, ia tahu apa yang dipikirkan Mean. Tapi sungguh ia tak ingin bayinya disakiti. Ia akan melakukan apa saja agar bisa melahirkan anaknya dengan Mean.

"Tapi Plan... aku tak mau melihatmu seperti ini! Lihat dirimu, kau—kau tak terlihat sehat..." Mata Mean memerah menahan airmata yang hampir jatuh. Melihat kondisi Plan yang semakin lemah membuat Mean tak punya pilihan selain menyerah untuk mempertahankan anaknya. Pikirannya berkecamuk antara menyerah atau kebahagiaan Plan. Tapi bila mereka mempertahankan bayi dalam kandungan Plan, mate-nya itu tak akan mampu bertahan.

"Alpha, kemungkinan janin dalam kandungan Luna kekurangan asupan nutrisi untuk pertumbuhannya sehingga mengambil dari sang ibu. Bila kita bisa memberi nutrisi yang cukup pada bayi wolf di perut Luna kemungkinan beliau akan pulih," Phana memegang dagunya, ia memikirkan beberapa solusi untuk menangani kasus yang unik ini. Ia sangat yakin kalau bayi wolf sangat suka daging segar tapi masalahnya apakah Luna mau memakan daging mentah.

"Dokter, aku sangat yakin bayi wolf lebih suka daging mentah—" kepala Mean berdenyut mendengarkan usulan Dokter Phana. Ia mengurut keningnya yang berkerut dan alis menukik tajam. "—kau ingin Plan memakan daging mentah?!" Mean menggeram rendah dan terdengar berat di telinga.

"Ta—tapi hanya itu solusi yang patut kita coba Alpha," Phana cukup hafal perangai sang Alpha, sedikit saja menyimpang dari kehendaknya maka tamatlah riwayatmu.

"Apakah... apakah cara itu akan berhasil? Benarkah?" Plan meraih lengan kemeja Mean yang digulung dengan tidak rapi. Ia menariknya agar yang lebih tua mendekat padanya. Melihat Plan yang tadinya bersandar lemah pada kepala ranjang kini menjadi bersemangat membuat Mean sedikit terkejut.

"Tapi Plan, itu..." Mean membuka mulutnya dengan enggan. Sungguh ia tak tahu apakah Plan akan sanggup melakukan ide Dokter Phana.

"Hmm, tidak apa Phi... aku akan melakukan apapun agar bisa bertahan bersama bayi kita," Plan menggeleng tak setuju dengan apa yang Mean khawatirkan. Ia tak akan mundur setelah ada jalan keluar. "—dan sebenarnya dari kemarin aku ingin daging rusa," Plan menggigit jarinya, memandang Mean dengan tatapan memohon.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang