PART 1|

170K 7K 938
                                    

Ingin sekali memiliki wajah polos, agar identitas yang sebenar nya lebih mudah tertutupi.

-
-
-
-
-
*****

Pukul 6 pagi, kini seorang gadis lengkap dengan pakaian seragam nya melewati koridor yang masih tampak sangat sepi.

Awan yang masih menggelap dengan udara yang masih dingin, gadis itu melewati lorong kelas yang menghubungkan kan menuju ruang sekretariat osis.

Agatha Yunanda, gadis itu meremas jaket yang sedang ia kenakan sekarang, cuaca nya masih sangat dingin. Namun ia harus datang sangat pagi ke sekolah.

Hanya karna permintaan seseorang, setelah sampai Agatha segera membuka pintu ruangan itu.

Di dalam ruangan itu Agatha bisa melihat seorang lelaki yang sudah ia kenal lama.

Lelaki itu memutar kursi nya dengan almater yang ia kenakan, membuat nya semakin tampan di mata Agatha.

"Lo telat selama 40 detik!" ucap tegas dari lelaki berwajah dingin itu sembari menyandarkan punggung nya di sandaran kursi.

Agatha menghela nafas nya, lalu sedikit mendekat ke arah lelaki itu "Maaf" Gumam nya lirih.

"Setiap yang punya kesalahan, harus di hukum bukan?" kata lelaki itu dengan seringai kecil nya. membuat Agatha menahan takut nya mati-matian.

Agatha mengangguk, rasa dingin di tubuh nya menghilang begitu saja, tiba tiba suana di ruangan besar namun pengap ini seakan menjadi panas.

Arga Winata, lelaki berwajah tampan dengan hidung yang mancung mata elang nya yang tajam dan bibir nya merah Cherry.

Agatha menahan takut, sebenar nya ia sering di perlakukan seperti ini oleh Arga namun ia menahan diri untuk tidak takut.

Jika ia memperlihatkan ketakutan nya maka Arga akan semakin menggila melaku kan nya.

"Kayak nya bibir Lo pucat deh" kata Arga sembari bangkit dari duduk nya, Agatha hanya diam sembari menahan diri.

Arga mendekat mengelus lembut pipi gadis itu, "Gue gak punya lipstik, Liptin, atau pun semacam nya. Tapi gue bisa buat bibir Lo gak pucat lagi". Suara Arga begitu berat di Indra pendengaran Agatha.

Ingin sekali Agatha mengumpat, bahwa diri nya pucat karna lelaki ini, Arga mendekat kan wajah nya menahan tengkuk Agatha.

Agatha memejam kan mata nya, bibir nya sudah bersentuhan dengan bibir Arga, namun bukan Ciuman atau pun lumatan di bibir kenyal nya.

Melain kan sebuah gigitan di bibir nya, Agatha meremas pundak Arga, rasa sakit di bibir nya membuat air mata nya ingin turun.

Arga terus menggigit keras bibir Agatha hingga mengeluar kan darah, setelah rasa amis dan manis di lidah lelaki itu.

Arga melepas kan gigitan nya, Agatha menangis, seringai nya terukir lagi. Arga meratakan darah di bibir Agatha. Dengan jari telunjuk dan ibu jari nya.

"Ini cuma hukuman kecil, gak usah nangis" Agatha sedikit terisak, lalu menghapus air mata nya.

Ia memegangi bibir nya yang begitu sakit dan nyeri. Ini sangat sakit, tapi lebih sakit lagi jika Arga menggunakan benda 'kesayangan nan Lucu' nya itu.

PIMS {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang