Mencintai itu bukan karna fisik atau materi, tetapi cinta itu karna dua hati yang saling berinteraksi.
-AGATHA.
-
-
-
-
-
*****"Nghhhkk" lenguhan itu lolos begitu saja dari mulut Agatha, gadis itu merasakan pergelangan tangan nya perih seperti ada benda tajam yang menyayat nya.
Gadis itu perlahan membuka mata nya, tangan kanan nya tak bisa ia gerakan seperti tangan kanan nya mati bergerak.
"A-argahh, Aww!" Pekik gadis itu ketika Arga menyayat dalam pergelangan tangan kiri nya.
"Sudah bangun, baby girl?" Suara boriton rendah Arga membuat Agatha sedikit merinding di buat nya.
Kini agatha berada di apartemen Arga. Lelaki itu melempar pisau kecil nya ke sembarang arah tangan nya menelusuri wajah cantik Agatha dengan intens.
"A-arga, sa-sakit" Arga tersenyum menang. "Hukuman kecil, sayang" ucap lembut Arga sembari membelai pipi gadis nya.
"Gue mau mandi, Lo istirahat aja" Arga menjauh kan wajah nya dari wajah Agatha, dan segera bangkit dari posisi nya. Agatha segera mencengkal tangan kekar milik Arga.
"Kenapa?" Tanya Arga bingung. "Hubungan kita cuma kayak gini aja" ucap Agatha sambil menampil kan ekspresi kecewa nya.
"Apa Lo lupa waktu di UKS tadi sore? Kita udah pacaran!"
"Kapan Lo nembak gue nya? Gue gak inget" Arga menghela nafas nya. Arga kembali duduk di tepi ranjang nya wajah nya ia dekat kan kepada gadis nya itu.
CUP.
satu kecupan berhasil mendarat di bibir Agatha, agatha terkejut lalu refleks memegang bibir nya. Arga tersenyum geli yang melihat Agatha begitu terkejut saat di kecup nya.
"Puas? Lo milik gue sekarang dan selama nya! Status kita udah jadian" Arga mengakhiri kalimat nya dan mengacak ngacak rambut Agatha gemas.
Arga bangkit lagi dan segera pergi menuju kamar mandi. Agatha tersenyum sambil memegang bibir nya.
"Akhh" ringis nya ketika ia baru menyadari bahwa pergelangan tangan kirinya kini sedang terluka.
"Arga sialan" umpat nya sambil memegang pergelangan tangan kiri nya.
10 menit kemudian, Arga keluar dari kamar mandi dengan setelan kaos hitam dan celana pendek selutut membuat kesan tampan nya semakin menaik.
Apalagi dengan rambut basah yang membuat Agatha menelan ludah nya mati matian.
Arga tersenyum ke arah Agatha sambil mengering kan rambut nya dengan handuk. Lelaki itu mendekat lalu duduk di tepi ranjang.
Mata Arga kini beralih pada pergelangan tangan kiri Agatha. Dengan lembut Arga mengusap pergelangan nya.
"Aww" ringis Agatha, Arga tersenyum lagi dan lagi. Di kecup nya tangan mungil itu.
"Biar aku obatin" ujar Arga lalu mengambil kotak P3K di atas nakas, Arga mengambil air hangat di dapur lalu kembali lagi dan mengobati luka Agatha karna ulah nya sendiri.
"Sekarang jam berapa?" Tanya Agatha sambil menatap wajah tampan Arga. "Jam 1 pagi" Agatha hanya mengangguk dan kembali menatap pahatan tuhan yang sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIMS {SUDAH TERBIT}
Fanfiction"Lo telat selama 40 detik!" ucap tegas dari lelaki berwajah dingin itu sembari menyandarkan punggung nya di sandaran kursi. Agatha menghela nafas nya, lalu sedikit mendekat ke arah lelaki itu "Maaf" Gumam nya lirih. "Setiap yang punya kesalahan, ha...