Yang aku inginkan hanya kamu, aku tidak membutuh kan coklat atau sebuket bunga. Aku hanya ingin kamu, hanya kamu! Yah, katakan aku egois.
-AGATHA.
-
-
-
-
-
*****"Di mana anak itu!" Geram gibran yang terus menghubungi nomor Agatha namun hanya operator yang menjawab nya.
Gibran mengacak rambut nya frustasi anak nya tidak pulang semalaman membuat nya geram, bukan rasa khawatir tapi ia ingin sekali ia memberikan pelajaran pada anak nya itu.
"Lacak keberadaan Agatha! Jika sudah ketemu bawa ke hadapan saya!" Ujar gibran pada asistennya yang kini hanya bisa mengangguk dan segera menuruti atasan nya.
*****
"Arga, kamu udah pulang" kata Agatha sambil membereskan tempat tidur yang semula berantakan kini menjadi rapih lagi.
"Agatha, gue capek, gue mau tidur yah" Arga segera merebah kan tubuh nya di atas tempat tidur yang baru saja di beres kan oleh Agatha.
Gadis itu hanya memutar bola mata nya malas, Arga tidak melepas sepatu nya membuat sprei nya sedikit kotor.
"Yak! Anak ini" geram Agatha lalu melepas kan sepatu dan kaus kaki Arga.
Agatha hanya mendengus Arga benar benar sudah tidur sangat pulas. Agatha tersenyum kecil.
Tangan lentik nya sangat lihat melonggarkan dasi Arga. Agar lelaki itu bisa bernafas dengan teratur. Agatha membenar kan posisi Arga agar lebih nyaman.
Di usap nya pipi mulus Arga dengan lembut, si empu tidak merasa terganggu sama sekali.
Agatha ikut tidur di samping Arga lalu memeluk lelaki nya dengan sangat posesif, yang mampu membuat Agatha sangat nyaman akan posisi tidur nya sekarang.
*****
Arga merasakan perut nya seperti ada yang menindih, dan benar saja tangan mungil itu sedang memeluk nya posesif.
Arga mengubah posisi nya menjadi menghadap ke arah agatha, mata gadis itu masih tertutup.
Bagaimana tidak tergila gila, Gadis nya begitu cantik. Dengan mata almond, bulu mata yang lentik, hidung mungil yang tidak terlalu mancung dan bibir merah muda yang sangat mungil.
Arga menyelip kan anak rambut yang menutupi wajah cantik itu ke belakang telinga.
Perlahan mata gadis itu terbuka, pertama yang ia lihat adalah lelaki yang ia cintai sedang menatap nya intens membuat degupan jantung nya tak beraturan.
Agatha tersenyum lalu mempererat pelukan nya Arga tersentak dan hanya tersenyum kecil.
Agatha mencium bau amis di tubuh Arga, Agatha langsung melepas pelukan nya dan merubah posisi nya menjadi duduk.
Arga yang bingung akan perubahan posisi Agatha. Membuat lelaki itu sedikit kebingungan.
"Ada apa?" Agatha menghiraukan pertanyaan lelaki itu, dan kini tangan nya mulai membuka kemeja Arga.
Dan.. benar dugaan Agatha. Di balik kemeja seragam Arga, lelaki itu menggunakan kaos pendek yang kini banyak sekali bercak darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIMS {SUDAH TERBIT}
Fanfiction"Lo telat selama 40 detik!" ucap tegas dari lelaki berwajah dingin itu sembari menyandarkan punggung nya di sandaran kursi. Agatha menghela nafas nya, lalu sedikit mendekat ke arah lelaki itu "Maaf" Gumam nya lirih. "Setiap yang punya kesalahan, ha...