Lima belas

101 16 2
                                    

Kemarin adalah hari terakhir Moeses, Jevon, dan Panji menginap di rumah Semesta. Kebetulan, karena kemarin adalah hari terakhir mereka berempat jadi makin menghabiskan waktu banyak sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

Termasuk Moeses, Jevon, dan juga Panji yang ikut bercerita bahwa mereka telah bertemu Hacihan.

Saat itu, Semesta sontak kaget sekali. Ternyata Hacihan begitu cerdas mengatur agar ketiga laki-laki itu terlambat kembali ke rumah Semesta dengan cara beralasan menemukan.

Kabar baiknya, Hacihan mengatakan pada ketiga laki-laki itu bahwa dirinya tinggal di rumah tantenya.

Baguslah.

Mungkin selanjutnya Semesta tidak akan membiarkan teman-temannya menginap lagi dalam waktu dekat karena mengingat beberapa hari sebelumnya itu sangat merepotkan. Ia harus menyembunyikan Hacihan dari teman-temannya namun di saat yang sama ia tidak akan tega membiarkan Hacihan terkurung berhari-hari di kamar.

Wenda pasti akan sangat marah jika mengetahui hal ini.

Hari ini Semesta berniat untuk pergi ke sebuah mall untuk membeli ponsel barunya.

Berhubung kamarnya berada di lantai yang sama dengan Hacihan, sebelum menuruni tangga ke lantai dasar ia sempat berdiri di depan kamar gadis itu.

Tumben sekali jam segini Hacihan belum keluar kamar. Apa gadis itu masih mengira Semesta belum mengijinkannya keluar karena Moeses dan yang lainnya masih ada di rumah?

Sudah pukul 9 siang, Hacihan tidak akan mungkin belum bangun jam segini.

Dengan perlahan Semesta mengetuk pintu kamar Hacihan.

Tidak ada jawaban.

Ia mengetuk lagi.

Masih tidak ada jawaban.

Ia mengetuk lebih keras.

Hening, tidak ada jawaban.

Ada yang aneh...

Semesta lekas mencoba membuka pintu kamar Hacihan, dan ya... Ia sedikit tertegun mengetahui kamar Hacihan tidak dikunci. Biasanya gadis itu selalu mengunci pintu kamarnya.

Dengan perlahan ia membuka pintu kamar Hacihan. "Hacihan—"

Kalimat Semesta terhenti mengetahui keadaan di dalam kamar tersebut. Matanya mengamati ke sana ke mari, memastikan.

Semesta masuk ke dalam kamar Hacihan yang begitu sepi. Ke mana gadis itu?

Kepalanya menoleh ke pintu kamar mandi yang terbuka setengah. Dengan ragu Semesta membuka lebar kamar mandi itu, dan Hacihan tidak berada di sana.

Ke mana Hacihan?

Entah apa yang membuat Semesta merasa tegang kali ini. Bagaimana jika hari ini mamanya pulang dan menanyai keberadaan Hacihan?

Semesta sontak keluar dari kamar tersebut dan menutupnya kembali. Hacihan tidak ada.

Tiba-tiba terdengar pintu rumahnya yang terbuka, nampak Wenda, sang mama yang baru saja kembali dikuti dua pelayannya yang membawa koper besar di belakang.

Semesta nampak panik, apa yang harus ia katakan pada mamanya jika Hacihan tidak ada di rumah?

••••

"Hacihan ke mana sih, kok jam segini belum pulang..."

Sudah pukul 7 malam dan Hacihan belum kembali ke rumah juga. Semesta sudah berada di meja makan bersama Wenda, bersiap untuk makan malam bersama.

The Universe Knock My Door [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang