[SUN SERIES]
Bersekolah di SMA Beverald dan dijuluki sebagai adik dari seorang psikopat membuat Hacihan merasa bertanggung jawab terhadap hidup seseorang.
Semua berawal sejak pertemuan pertama Hacihan dengan Semesta, yaitu sahabat baik dari kekasihn...
Hacihan menatap Semesta yang sudah menunggu di sofa. Entah apa tujuannya, lewat WhatsApp tadi, Semesta menyuruh Hacihan menemuinya di ruang tengah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Duduk." Mendengar kalimat yang sangat singkat dari laki-laki itu, Hacihan langsung mengambil tempat di sebelahnya.
Hacihan mengamati wajah Semesta yang masih menatap ke arah depan, sama sekali tidak melirik ke arah gadis yang duduk di sebelahnya.
"Mulai besok jangan kerja lagi, nyokap gue khawatir banget sama lo."
Oh, ternyata itu yang Semesta bahas. Kebetulan karena hari ini stand roti di tempat kerja Hacihan sangat ramai, hal itu membuat Hacihan dapat pulang lebih cepat seperti sekarang. Bersyukurlah bosnya tidak tahu bahwa Semesta menariknya pergi saat stand sedang ramai-ramainya.
"Gue nggak akan berhenti."
Pernyataan dari Hacihan membuat Semesta menoleh dan menatapnya datar, seperti biasa.
"Gue akan berhenti jika lo menjawab sesuatu dengan jujur, Semesta," lanjutnya.
"Apa?"
"Kita memang orang asing, Semesta. Tapi gue yakin lo udah tahu apa yang terjadi sampai sejauh ini. Tentang kejadian tadi siang dan perkataan Jevon, lo pasti tahu itu, kan?"
"Apa yang mau lo tanya?"
"Tentang Kak Reno. Lo dengar apa yamg Kak Angel bilang tadi siang saat di tempat makan, kan? Dan lo pasti lihat Kak Angel datang dengan siapa ke tempat itu. Kak Angel datang sama teman-temannya Kak Reno. Satu sekolah termasuk lo sekalipun pasti tahu kalo Kak Angel nggak berteman sama Kak Reno ataupun teman-temannya. Mereka sekadar kenal karena Kak Angel pacarnya Kak Tommy. Lo paham kan maksud gue?"
"Lo mau gue jawab apa?"
Hacihan terlihat menunduk sebentar lalu akhirnya kembali menatap Semesta. "Tolong jawab jujur dari hati dan pikiran lo yang paling dalam, apa Kak Angel bersangkutan dengan masalah yang terjadi antara Binaraya dan Beverald?"
Semesta tak berkata apa-apa.
"Apa yang lo bilang tentang Manila, itu benar adanya. Jevon nggak mengada-ada. Jevon benar-benar melihat langsung kalo Kak Angel ikut menghabisi Manila." Hacihan menatap Semesta serius. "Kita semua tahu kalo Kak Angel bukan orang yang suka bully dan nggak pernah nge-bully. Dan dari apa yang udah Kak Angel lakuin ke Manila, apa menurut lo itu nggak beralasan?"
"Maksudnya?"
"Secara keseluruhan, Semesta. Tolong lo jawab apa yang ada di pikiran lo. Ini cuma omongan kita berdua."
"Gue nggak bisa jawab."
"Kenapa?"
"Nggak ada bukti."
Hacihan terlihat sebal dengan jawaban Semesta. "Ya nggak masalah kalo opini lo berbeda dengan gue, tapi lo harus kasih tahu gue apa alasannya. Karena... Karena gue juga takut jadi asal menuduh orang. Gue baru punya satu suara yang sepemikiran sama gue, maka lo harus bersuara juga seenggaknya buat pertimbangan gue."