Empat puluh sembilan

51 6 0
                                    

49.

Duduk seorang diri di ruang TV, pandangan Semesta fokus pada layar laptop di depannya.

Memindahkan foto dari kameranya ke laptop, banyak sekali momen yang Semesta potret selama di Bali kemarin.

Salah satunya, banyak sekali foto Hacihan yang terabadikan selama di Bali tersebut. Sejujurnya itu tak sengaja, kebetulan bagus saja.

Menggeser satu per satu, banyak sekali foto Hacihan yang tersenyum di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menggeser satu per satu, banyak sekali foto Hacihan yang tersenyum di dalamnya. Melihatnya membuat sudut bibir Semesta ikut tersenyum, tak disadarinya.

Lo suka sama gue nggak?

Masih terbayang bagaimana Hacihan menanyakan soal itu semalam.

Omong-omong Semesta belum melihat kehadiran Hacihan dari pagi, ke mana gadis itu?

Biasanya kalaupun pergi, Hacihan pasti mengatakannya atau meninggalkan sesuatu.

Kebetulan siang ini cuaca sedang sangat panas, sinar matahari yang sangat terik membuat orang-orang malas pergi ke luar.

Meletakkan laptopnya di atas meja, Semesta bangkit berdiri untuk menghampiri kamar Hacihan.

Setelah di depan kamar gadis itu, Semesta mengetuk pintunya terlebih dahulu. Tak ingin menyerah, berkali-kali ia ketuk pintu kamar Hacihan tapi tidak ada jawaban.

Penasaran, Semesta membuka ponselnya kemudian menelpon nomor gadis itu.

Saat panggilan tersambung, terdengar nada dering ponsel yang berbunyi dari dalam kamar Hacihan.

Mematikan panggilan tersebut, dengan terpaksa Semesta harus masuk ke kamar Hacihan.

Setelahnya di dalam, mata Semesta sontak melebar melihat Hacihan tergeletak di lantai. Buru-buru ia menghampirinya kemudian menaruh kepala Hacihan di pangkuannya.

"Hacihan, bangun." Semesta menggerakkan tubuh Hacihan, tapi gadis itu tetap diam.

Raut wajah laki-laki itu berubah panik, Hacihan kenapa-kenapa.

"Hacihan bangun!" Berkali-kali Semesta berusaha menyadarkannya, Hacihan sama sekali tidak merespon.

Wajah Hacihan pucat, bahkan bisa dilihat gadis itu masih mengenakan pakaian tidurnya. Apa yang terjadi dengannya?

"HACIHAN BANGUN!"

••••

"Pasien cuma kelelahan. Tolong pastikan dia makan dengan baik dan jangan terlalu banyak pikiran, itu sangat menganggu kondisi tubuhnya sendiri. Pasien sudah boleh dibesuk."

Mendengar penjelasan dari dokter yang keluar dari sebuah ruangan, Semesta bernapas lega kemudian mengangguk saja.

Setelah dokter itu melenggang pergi, baru Semesta masuk ke dalam ruangan di mana Hacihan berada.

The Universe Knock My Door [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang