part 3

13 1 1
                                    

Yasudah lah kubiarkan saja cewek berambut coklat yang seringkali hinggap di mimpiku itu. Jam 5.15 pagi aku harus segera bersiap menuju rumah Clarista.

🐨

Setiba nya aku di sana, aku mengetuk pintu Clarista. Ku menunggu sampai akhirnya ia membukakan pintu. Ia menyuruhku masuk dan sarapan bersama. Kebetulan aku belum sarapan karena takut tidak keburu ke rumah Clarista.

"Baju anda robek jadi saya gantikan yang baru."

"Hah? Ga usah, lagipula itu seragam nya bikin aku ingat terus sama kamu."

Clarista terdiam serta menundukkan kepala. Kurasa dia blushing. Ia berpamitan untuk mengambil baju ku. Aku sudah bilang setidaknya kembalikan baju lamaku. Maksudku seragam ku. Lalu dia kembali dengan sebuah Plastik hitam di tangan nya. Aku menerima nya dengan tanganku Dan tangan nya saling bersentuhan.
Setelah suasana canggung itu dia melepaskan tangannya.

"Hey! Berangkat yuk."

"Okedeh aku ambil tas dan kunci pintu."

"Oke kutunggu diluar."

Lalu Clarista segera masuk mengambil tas nya dan mengunci pintu rumah.

"Sudah? Yuk!" Reflek aku menggenggam tangan Clarista.

Clarista diam saja dan sampai akhirnya kami di pintu gerbang sekolah. Di sana ada guru yang berdiri.

"Pagi bu." Kataku.

"Pagi bu."

"Hey! Kalian berdua tunggu sebentar."

Aku pun merasa diriku dipanggil Dan berbalik, berjalan menuju guru tadi. Aku bingung kenapa kok kita dipanggil?

"Saat jam istirahat kalian ke ruangan ibu ya!"

"Oke bu. Kita pamit ke kelas dulu."

"Iya silahkan."

Aku Dan Clarista diam saja kebingungan kami Ada masalah apa? Sampai - sampai dipanggil ke ruangan ibu itu. Kami masuk kelas dan mengikuti pelajaran.

🐨

Kringg..

Saatnya istirahat

"Hey! Kau! Ayo ke ruangan ibu tadi!"

"Clarist aku Punya nama."

"Revan ayo ke ruangan ibu tadi."

"Oke ayok."

Kami pun berjalan menuju ruangan ibu tadi. Kebetulan ibu tadi Ada di ruangan nya jadi kami tidak perlu repot - repot mencari ruangan ibu tadi kami saja tidak tahu namanya.

"Permisi bu."

"Iya silahkan duduk Revan, Clarista."

"Kok ibu bisa ta--."

"Rahasia. Lalu ibu itu meunjukkan sebuah foto yang terdapat aku dan Clarista di dalam nya. Kami kaget darimana ibu ini bisa tau kejadian kemarin bahkan sempat - sempatnya memfoto kami.

"Kemarin kebetulan saya lewat sana dan melihat kalian berdua sedang menghajar mereka."

"Berarti rumah ibu sama rumah Saya searah?"

"Iya betul."

"Jadi ibu memanggil kami karena mengira kami tawuran?"

"Bukan, bukan itu."

"Jadi?"

"Kebetulan saya bekerja sama dengan organisasi bernama Fighters. Disana terdapat banyak orang seperti kalian namun, mereka memiliki kekuatan tersendiri yang dinamakan Terd. Terd adalah sebuah emosi yang dapat diubah menjadi kekuatan."

"Jadi kami memiliki kekuatan itu?"

"Bisa dipastikan begitu. Apakah kalian tertarik masuk organisasi ini? Kebetulan saya bisa memasukkan kalian."

"Peraturan nya apa ya bu?"

________________________________

To be continued

FightersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang