"Hiks gaada yang peduli Sama gue Vin, gaada. Gaada yang mau temenan sama gue. Gaada yang anggap gue ada."
"Kenapa gitu Res?"
"Dari dulu gue--"
FLASHBACK
Aku terlahir di dalam keluarga yang sangat tidak diinginkan ayahku, tukang mabuk, ibuku seorang PSK ya, seperti yang kalian Kira. Aku adalah sebuah kecelakaan. Suatu malam ayahku sedang mabuk dan memilih until mabuk dan menyewa seorang PSK yaitu, ibuku. Ya, mereka dinikahkan secara terpaksa. Mereka sering sekali ribut. Tiap malam, ayah sering memukul ibu. Sampai akhirnya ayahku ditangkap karena memakai obat - obatan terlarang. Dan itu bereffek ke sekolahku. Mereka tidak mau berteman denganku. Tatapan mereka sungguh membuatku muak.
KENAPA KESALAHAN AYAHKU BEREFEK PADAKU?! PADAHAL AKU TIDAK BERSALAH!
Hal ini berlanjut sampai aku SMP. Sampai akhirnya ibuku meninggal. Ia meninggal karena kecelakaan. Sampai akhirnya, aku diangkat menjadi anak oleh seorang miliyader. Dan aku disekolahkan di sekolah elit ini. Tetapi tetap saja, mereka sangat sibuk. Ya, untungnya aku dapat hidup layak. Akhirnya tidak ada perdebatan. Akhirnya ada kedamaian. Tetapi satu masalahku, KESEPIAN. Ntah di sekolah maupun di rumah, aku selalu kesepian. Aku menangis di kamarku, ketika tidak ada orang tua angkatku. Sudahlah, aku bunuh diri saja. Bibi Julia menghentikanku. Astaga, padahal aku sudah tidak kuat lagi. Pagi ini, orangtua angkatku pergi ke luar negri untuk mengurus bisnis mereka.
FLASHBACK OFF
"Ayolah gue Tau Masa - Masa lu berat tapi lu bisa melalui semua ini. Buktinya lu masih hidup sampai saat ini. Ngga mati karna gantungin diri."
"MUNAFIK! LU SEMUA MUNAFIK! LU GATAU APA YANG GUE RASAIN." Aku pergi meninggalkan Zelvin di kantin. Sepertinya dia mengejarku. Masa bodo dengan bayarannya. Dan juga hukuman guru. Aku segera menuju taman berlakang sekolah. Disana ada tempat duduk seperti taman - taman pada umumnya. Sudah kubilang ini sekolah elit.
Aku mendaratkan bagian tubuh bagian belakang ke kursi taman. Kurasa dia juga. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Kurasa Zelvin juga duduk disampingku.
"Res."
"PERGI VIN TINGGALIN GUE SENDIRI." Aku mendorong tubuh zelvin dengan tangan kanan ku.
"Tapi Res--"
"Udah pergi hiks."
"Bentar."
Zelvin PoV
"PERGI VIN TINGGALIN GUE SENDIRI." Resha mendorong tubuhku.
"Tapi Res--"
"Udah pergi.. hiks..."
"Bentar."
Aku berdiri dan menuju ke kantin. Aku membayar gado - gado yang tadi Dan es jeruk. Aku pun membeli air minum untuk Resha. Dia pasti lelah Setelah menangis sesegukkan begitu. Lalu aku kembali ke tempat Resha.
Aku melihat dia masih menangis menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Aku mendekatinya dan duduk disebelahnya, menepuk pundaknya.
"Res, minum dulu." Aku melihat dia menerima botol minuman yang kuberikan. Dia menenggaknya sampai habis. Dia masih sesegukkan Setelah meminum air tersebut.
"Udah tenangin diri lo dulu. Masih sesegukkan loh."
"Iya.."
Setelah dirasa cukup memberikan waktu untuknya, aku membuka suara duluan.
"Res, kalo lu ada apa - apa cerita aja sama gue."
"Siapa lo? L..lu cuma kepo kan.. pengen Tau aja kan?"
"Sok Tau lo!"
"TERUS APA?"
"Eh sorry gue ga Tau sikon. Gue bener - bener peduli Sama lo."
"Alah boong banget sih lo!"
"Serah lo aja tapi gue peduli Sama lo!" Aku memegang kedua tangannya yang sedang bersatu. Dan menatap nya intens. "Katanya pelukan bisa menghilangkan stress." Aku memeluknya untuk memberikan rasa nyaman.
"ZELVINN HUAAA." Katanya histeris sambil menangis. Masa bodo dengan seragamku yang basah karena nya. Aku masih Punya jaket. Yang penting dia tenang dan nyaman didekatku. Setelah dirasa cukup aku melonggarkan pelukanku.
"Res Kita satu SMP kan?"
"Setau gue si iya. Emang kenapa?"
"Gue pernah liat lu punya kekuatan kah?"
"Hah? E-engga lu salah liat Kali bukan gue."
"Ngga kok gue yakin itu elu."
"Ngga ah paling mirip doang sama gue.
"Gue juga punya Res."
"Punya apaan?"
"Kekuatan kayak lo."
"Hilih lu pasti boong kan?!"
"Ngga serius. Nih." Aku pun membuka tanganku Dan mengeluarkan kekuatan bercahaya berwarna putih. Lalu dia kaget. Kelihatan jelas sekali di matanya.
"Kekuatan putih ini, lu bukan fighters biasa kan?"
"Harusnya gue sadar rambut lu putih mirip kakashi gitu. Harusnya gue sadar kalo lu tuh--"
"ZELVIN! RESHA!" Kurasa ada yang menarik kuping Kita berdua. Bu Tania, guru BK sekolah ini.
"Sakit bu sakit!"
"Ampun bu sakit banget bu."
"MASIH BERANI BILANG SAKIT! IKUT SAYA KE RUANG BK!"
"Iya bu tapi lepasin dulu ini."
"Iya bu sakit banget
Lalu ibu itu melepaskan jewerannya dan memimpin jalan. Sedangkan aku Dan Resha mengekor di belakang.
🐨
"Kalian ini masih kelas sepuluh udah berani bolos ya?"
"Ngga bu tadi Kita dihukum sama bu Eva nulis norma kesopanan diluar. Ya Kita kerjain lah diluar."
"Sekarang Mana kertasnya?"
"Di meja kantin bu."
"NGAPAIN KALIAN KE KANTIN KAN BELUM ISTIRAHAT!"
"Kan diluar bu."
"Iya tapi ga ke kantin juga Resha."
"Kita laper bu, saya belom sarapan bu, ibu mau biarinin saya mati kelaparan gitu?"
"Sudah diam saja kamu Resha! Ini kasih kalian hukuman bantuin ibu - ibu kantin jualan pas istirahat kedua. Mata - mata saya ada dimana - mana."
"Iya bu kami permisi."
________________________________
To be Continued
_______________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Fighters
RomanceRevan, seorang cowok bermata biru yang memiliki garis rahang yang tegas. Dan berambut coklat keemasan. Tidak hanya tampan, dia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Tapi apakah Clarista dapan bertahan dengan Revan? Dengan sikapnya itu? WARNING: typ...