part 17

2 0 0
                                    

Republik Indonesia Serikat, 5 September 2025

Clarista PoV

Aku sibuk menyiapkan ini itu untuk keperluan Bazar. Dan beberapa anggota kelas ikut membantuku khususnya Revan. Aku akui hari ini Revan sangat memesona. Dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung dan celana bahan hitam.

"Clarista! Gue cium nih."

"Apa?"

"Daritadi gue panggilin, tuh si Resha manggil katanya pempek nya udah dateng."

"Oke aku kesana dulu ya Van."

"Iya beb." Revan mencium dahi ku. Tentu saja aku langsung blushing. "Kenapa? Kok mukamu merah?"

"Hah? Ngga kok aku kesana dulu ya."

"Iya."

Aku menuju ke tempat Resha berada. Dia menjelaskan rincian biaya pempeknya. Dan dia menyerahkan semua list pembayarannya. Tentu ini kewajibannya sebagai bendahara. Kemudian ada seseorang yang menepuk bahuku. Begitu aku menoleh, dia langsung menamparku.

"Maksud lo nampar gue apa anjing?"

"Heh! Jalang! Gausah lo deketin Revan lagi."

"Kan dia cowo gue. Suka - suka gue dong?"

"Lo bilang cowo lo? Dasar jalang gatau diri!"

"SIAPA YANG LO SEBUT JALANG?" Aku geram dan memandang sekeliling Dan mengambil botol aqua dari Resha dan menumpahkan nya ke Feni.

"Anjing lo bangsat!"

"Kenapa? Gasuka? Sekali lagi lo sebut gue jalang gue siram lo pake air comberan. Oiya satu lagi." Aku melayangkan tanganku pada Feni

"Ini buat lo yang udah nampar gue tadi."

Plakk..

"Ini buat lo yang bilang gue jalang."

Plakk..

"Dan in buat lo yang keganjenan sama Revan. Inget ya Revan itu Punya gue satu - satunya." Kulihat dia pergi dengan menangis. Masa bodo dengan nanti aku dipanggil BK. Yang penting aku puas. "Gitu aja udah nangis apalagi gue siksa."

Aku melihat orang - orang sekeliling ku diam menatap tak percaya. Mungkin mereka kaget karena melihat aksi ku tadi.

"Oiya thanks ya Res."

"Ah iya Ris."

"Gue duluan ya." Tidak menunggu balasan aku pun langsung pergi ke kelas.

"Clarist?" Siapa lagi yang memanggilku kalau bukan dia. Aku menoleh ke asal suara.

"Kenapa Van?"

"Cewek aku ini ternyata bisa gelud juga."

"Iyalah masa cowok doang yang bisa gelud."

"Mantep Kali tadi aku liat Feni lari terbirit - birit nangis."

"Hahaha iya lucu banget liatnya."

"Ternyata kamu ini kejam ya hahahaha." Revan mengelus puncak kepalaku.

"Eh Van, katanya ada lomba buat fighters gitu. Kamu ikut ya?"

"Males ah."

"Ayolah ikulahh aku mohon."

"Iya deh iya demi koala aku yang paling imut." Dia mencium kening ku dengan lembut. Aku tidak menyangka Revan ku bisa semanis ini.

"Janji ya?"

"Iya janji sayang."

"Makasi I love you." Aku memeluk erat Revan. Dia membalas pelukkanku dengan hangat.

FightersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang