part 9

5 0 0
                                    

"jadi dulu tuh ayah kami sebenarnya seorang mafia. Dan ibuku juga menjadi anggota mafia pada saat itu. Dan mereka sedang berkendara keluar menggunakan Mobil untuk menyelamatkan salah satu anak buah mereka yang disandera. Namun, itu semua hanya jebakan agar mereka datang kesana. Mereka membunuh mereka dengan suatu bomb granat yang mereka lemparkan kedalam Mobil. Ayahku terlambat menyadari itu. Dan akhirnya mereka meninggal saat itu. Semenjak Hari itu, kami dirawat oleh salah satu anak buah ayah. Disekolahkan. Dan akhirnya diberi rumah ini."

"Hoo gitu ya turut berduka cita."

"Iya makasih."

"Oiya Clarista suka makanan apa?"

"Keju."

"Hah? Keju?"

"Iya keju dia suka banget keju. Sampe - sampe kalau gue beli keju digadoin sama dia."

"Anjir. Paling suka keju apa?"

"Paling suka sih, keju yang paling lembut itu cr*ft sama mozzarella."

"Hoo okedeh makasih bang."

"Iya santuy aja kali."

"Dia suka banget koala ya?"

"Iya. Dia punya banyak tu boneka di kamar."

"Ebusyseeet."

"Hahaha. Eh iya belajar kekuatan sama siapa?"

"Hemm sendiri. Tadi tu bisa sendiri."

"Astaga, kok bisa sih?"

"Soalnya.... secret."

"Astaga.. yang bener aja?!"

"Iya beneran."

"Yaudah deh kalo butuh bantuan ke gue aja."

"Iya makasi ya bang. Gue pengen pulang Clarista mana?"

"CLARISTAAA REPAN MAU PULANG NIH!"

"IYA BENTAR BANG." Lalu Clarista pun keluar dengan piama nya yang serba panjang. Matanya sayup. Dia mengantuk sekali.

"Aku pulang ya." Kataku sambil mencium kening Clarista.

"Hey! Jangan bermesraan di depan gue. Masi jomblo nih!"

"Iya bang. Saya pulang ya. Bye, Clarista." Kataku sambil melambai kepada nya.

"Bye repan.' katanya sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

Aku pun menaikki motorku Dan segera pulang.ke rumahku.

Clarista POV
"Dia kok bisa ngendaliin kekuatan dengan cepat gitu?"

"Ntahlah. Mungkin dia keturunan bertanduk hitam. Setahuku."

"Hah?! Tanduk hitam?!"

"Iya emang kenapa?"

"Kamu tau Jan mereka tuh bakalan songong pada umur tertentu. Dan orang yang bisa menyadarkanku dia hanya orang - orang tertentu?"

"Iya Tau bang. Kenapa?"

"Lah kamu ini pake bilang kenapa lagi!"

"Kenapa emangnya?"

"NANTI KAMU BAKAL DISAKITIN SAMA DIA!"

"Ngga kok aku percaya Revan ga kek gitu."

"NGGA KEK GITU GIMANA?! KAMU GATAU KAN?!"

"Iya tapi kan-"

"Ga! GAUSAH TAPI - TAPI! JAUHIN REVAN MULAI DARI SEKARANG!"

"GA AKU GAMAU BANG!"

"CLARISTA!" Kata abangku sambil melayangkan tangannya hampir mengenai wajahku. Seumur - umur aku belum pernah melihat abangku seperti ini. Dia sangat marah.

"Maaf Clarista, maafin abang." Kata nya sambil menangis.

"Gapapa bang aku Tau kamu marah buat kebaikan aku." Kataku sambil memeluk abangku.

"Iya Ris. Tapi kamu jauhin Revan."

"Iya bang." Aku terpaksa berbohong kepada abangku.

"Bagus. Yaudah maafin abang ya."

"Iya bang."

"Makasih Clarist."

🐨

Tring..

Ada sebuah pesan dari HP ku

Aku menghela napas dengan ngegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghela napas dengan ngegas. Tantangan lagi. Aku sangat kesal, aku malas sekali ada masalah seperti ini. Tentu saja aku dapat menyelesaikan nya. Tetapi itu membutuhkan waktu banyak. Dah lah malas. Aku menaruh HP ku diatas meja. Aku berdiri dan menuju ke luar mencari camilanku.

_________________________________


To be continued

FightersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang