Republik Indonesia Serikat, Rabu, 30 Agustus 2025
Back to Revan
Pukul 10.15 pagi, saatnya istirahat. Aku menghampiri Clarista yang sedang menggores sesuatu di kertas. Di sebuah scetch book. Seorang pria Dan wanita sedang berpegangan tangan memandang pegunungan di sebuah padang rumput. Sebelahnya sebuah siluet wanita yang ditinggalkan oleh pria nya. Wanita tersebut terungkur Dan berusaha meraih pria nya.
"Clarist, liat."
"Mau ngapain?" Dia cepat - cepat menutup sceth book nya. Dan memeluknya erat. Aku melihatnya, dia begitu menggemaskan.
"Mau liat."
"Yaudah nih." Katanya sambil membuang muka dan menyerahkan scetch book nya kepadaku.
Aku melihat dari halaman depan. Disana dia menggambarku yang sedang menopang dagu dengan kepalan tangan sambil menggigit Pena. Sebelanya terdapat aku yang sedang menyrlipkan Pena di telingaku. Sebaliknya, dimana cerita itu mulai, disana ada seorang laki - laki yang sedang mengusik seorang gadis yang sedang berjalan di lorong sekolah. Sebelahnya, mereka sedang berjalan di mall. Sebaliknya, gambar yang tadi aku lihat. Mungkin saja Clarista takut ini terjadi.
"Clarist?"
"Kenapa?"
"Cerita Kita ga bakalan kayak gini kok."
"Kan gatau ntar. Kamu bakalan songong terus ga mungkin kamu bakalan sama si Feni anj*** itu?"
"Ga bakalan sayangku. Kamu pasti liat waktu itu si Feni kegatelan kan?Feni kek lonte gitu ngapain ku jadiin pacar?"
"Hmm iya dah serah."
"Yuk." Aku menarik tangan Clarista dan mendekatkan tubuh kami. Aku merangkul pinggang nya.
"Revan, ini sekolah! Ntar ketemu guru gimana?"
"Udah ah santuy ada aku ini."
"Kamu santuy, aku ngga."
Aku menatiknya ke gudang sekolah yang jauh dari peradaban. Kututup pintu gudang dan berjalan ke arah Clarista yang ketakutan. Dia mundur dan membentur dinding.
"Revan, kamu mau nga--"
Cupp..
Aku sudah tidak tahan untuk tidak menciumnya. Hari ini bibirnya meningkatkan hasrat ku. Aku memegang kedua pipinya dengan telapak tanganku.
"Maaf ya aku lagi pengen nyium kamu."
"Bukannya bilang atuh."
Lanjuttt...
//Udah - udah anjir jadi ngebayangin kan//Zelvin PoV
Aku dan Resha sedang menjalankan hukuman. Sampai akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Resha mengajakku ke kantin. Dia berkata lebih baik makan dahulu sebelum melanjutkan daripada tidak ada tenaga? Iya juga lalu aku menyetujui Resha untuk makan di kantin.
Di perjalanan, kami melewati gudang yang sedang dimasuki oleh Revan dan Clarista. Sebenarnya kami penasaran tetapi, Takut mengganggu 'privasi' orang. Akan tetapi Resha memaksaku untuk menemani nya mengintip di gudang. Terpaksa aku mengikuti nya. Dia mengintip lewat lubang kunci pintu dan menemukan Revan Dan Clarista sedang berciuman. Bukan ML. Inget.
"Anjir tu bedua baru masuk sekolah udah mojok bae."
"Gapapa atuh kek gitu mah. Asal ga ngapa - ngapain."
"Tetep aja dosa atuh." Kata Resha sambil memukul tanganku.
"Yaudah atuh biarin aja lagi pengen mereka. Sekali - sekali. Gapapa."
"Matalo gapapa."
"Iya mata gue emang gapapa nih. Dah yok jadi ke kantin ga ini?"
"Kuy lha, gado - gado tadi enak sayang bet dibuang ih."
"Tenang aja si gue minta mba- mba nya bungkusin gado - gado nya."
"Seriusan ih? Yaudah ayuk cepetan abis itu temenin gue makan di kelas." Dia menarik tanganku untuk segera ke kantin.
"Ehh iya iya." Aku kaget dan mengikuti kemana Clarista pergi.
Back to Revan
"Makasi ya beb. Kamu bakat ya?"
"Bakat apa atuh?"
"Bakat ciuman."
"DIH APASI?!"
"Emang iya kan kamu tadi cium aku nya bisa banget."
"Dih apaan si kamu nya aja yang berlebihan. Justru kamu, berasa bibir ini punya sendiri." Kata Clarista sambil menunjuk bibirnya yang mungil.
"Iyalah kamu kan punya aku satu - satunya."
"Mau lagi." Katanya pelan, tetapi aku masih bisa mendengar nya.
"Apa?" Aku mendekatkan kupingku ke mulutnya.
"Mau lagi."
"Dengan senang hati nona."
Aku bertambah agresif menciumnya. Sudah, nanti kalian berfantasi. Pokoknya begitu doang. Cuma ciuman. Titik.
"Kamu adalah cahaya penerangku dan jalanku."
-Revan 2k25
________________________________
To be continued
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Fighters
RomanceRevan, seorang cowok bermata biru yang memiliki garis rahang yang tegas. Dan berambut coklat keemasan. Tidak hanya tampan, dia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Tapi apakah Clarista dapan bertahan dengan Revan? Dengan sikapnya itu? WARNING: typ...