part 5

12 1 1
                                    

'Kalau kau tidak menyadari aku mencintaimu aku akan menunggu'

'berarti gue manusia yang punya tanduk itu?' aku berfikir sejenak darimana perndapat itu berasal? Keluargaku tidak ada yang bertanduk kecuali ayahku. Karena aku belum pernah sama sekali melihat nya. Bahkan saat aku masih kecil sekalipun. Dan aku tidak menanyakan sesuatu pada ibuku tentang ayahku yang menghilang begitu lama. Dia selalu menghindari percakapan tentang ayahku. Terlihat sangat jelas sebuah kebencian di matanya yang bersinar itu. Kulihat, kebencian itu sangat besar. Dan tentu saja ibu sangat marah setiap kali aku menanyakan ayahku. Pada saat pulang nanti aku akan menanyakannya.

FLASHBACK
Bertahun - tahun lalu saat aku masih kecil, aku melihat teman sebayaku, cewek dengan rambut ungu yang pendek. Dengan mata yang lucu sekali. Rasanya aku ingin sekali kembali ke masa itu mencari siapa kah anak perempuan itu. Mari Kita lanjutkan. Dia sedang dikerukuni anak - anak yang lebih dewasa daripada nya. Sepertinya mereka mengganggu dia. Aku segera menghampiri anak perempuan itu untuk melindungi nya.
"hey bocah! Tak usah jadi pahlawan kamu!"kata salah satu dari tiga anak yang lebih dewasa daripada kami. "Kalian tidak boleh begitu! Apa salah dia pass kalian!" "Dia merebut selendang biruku!" Kata nya. "Benarkah itu?" Tanyaku pada anak perempuan itu. "Tidak! Bukan aku. Ini selendangku dia yang merebutnya dariku dan aku berusaha merebutnya kembali." "Tidak usah berbohong kamu!" Kata anak dewasa itu Dan berusaha memukulnya. Aku pun langsung menarik tangannya membuat ia jatuh tengkkurap dan memutar tangannya ke punggunggnya."cepat minta maaf padanya!' kataku pada anak yang lebih dewasa itu. "Ya iya ampun! Maafkan aku! Maaf aku minta maaf!" Aku melepaskan mereka Dan mereka lari terbirit - birit. "Kamu tidak apa - apa kan?" "Iya aku gapapa makasih udah mau tolong aku!" Katanya sambil mengeluarkan senyum termanis yang ia punya. Aku mengulurkan tanganku "mulai sekarang Kita temenan ya!" Kata ku pada nya sambil tersenyum lebar. Lalu ia menangis haru dan memelukku. Aku pun membalas pelukkan nya Dan mengelus rambutnya. "Makasih udah mau jadi temen aku." "Iya gapapa yuk pulang aku anetin." "Oke" lalu kami pun berjalan ke rumah nya. Dia menunujukkan arah rumahnya. Setelah aku sampai di rumah nya aku berpamitan dengan orang tua nya Dan kembali ke rumahku. 'heh? Mengapa tadi aku membalikkan tubuh kakak tadi gampang banget ya?'

Aku juga pernah meluapkan emosi ku Saat masih SMP bocah baru gede, biasa. Aku Punya pacar saat aku SMP. Namun, ada seorang yang bisa dibilang 'preman' sekolah kami menggoda pacar ku. Wajar sih, karena pacarku' seorang 'bunga sakura' sekolah. Karena kuakui dia cantik, pintar, anak olimpiade, anak dance, Dan juga dia bisa menggambar. Tetapi pacarku terlihat risih digoda oleh mereka, aku pun juga begitu. Lalu seperti yang kalian bisa tebak, kami berkelahi. Mereka tadinya berlima saja tetapi ada yang memanggil pasukan yang lainnya sehingga bertambah menjadi Dua puluh orang. "Kenapa? Takut? Kalau Lima ornag tidak cukup melawan aku?" Kataku. "Tidak kami hanya ingin menghajarmu sampai puas agar kau tidak macam - macam pada kami lagi. Sudah lebih baik Kita ke lapangan belakang sekolah." "Oke." Lalu kami menuju lapangan belakang. Dan tebak siapa yang menang? Aku. Aku menghajar mereka satu per satu sampai akhirnya mereka maju semua orang untuk menghajarku. Hingga akhirnya mereka mengerubuni ku. Tanpa sadar aku mengeluarkan suatu aura merah yang keluar dari seluruh tubuhku dan membuat mereka semua jatuh pingsan.

BACK TO NOW
"Hey! Revan! Revan!" Kata Clarista menyadarkanku.

"Ah iya apa?"

"Anda kenapa daritadi melamun saja?"

"Oiya kalian dapat menggabungkan kekuatan kalian, tetapi harus menempelkan satu bibir ke bibir lain." Kata Pak guru.

"Hey! Hal macam apa itu pak?" Kata cowok yang tadi meledek Clarista.

"Iya Masa harus ciuman gitu?" Kata cewek yang imut dengan rambut diikat dua.

Sebentar kok aku baru sadar cowok yang meledek Clarista tadi itu Zelvin? Lantas mengapa ia tidak menyapaku tadi? Lalu aku menengok ke arahnya

"Zelvin?"

"Eh iya? Revan? Bisa disini?"

"Baru sadar? Aing juga baru sadar"

"Iya soalnya kalean berdua kupengaruhi hehe." Kata cewek yang imut dengan kuncir Dua nya itu.

"Usil sekali kau tere!" Kata Clarista.

"Sini kau tere!" Kata Zelvin.

"Hey! Jangan kelitiki aku!"

🐨


Kami pun kembali ke sekolah.

________________________________

To be Continued

FightersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang