part 12

6 0 0
                                    

Pagi ini aku bangun dengan keadaan pintuku dibuka Dan lampu dinyalakan oleh ibuku. Astaga ini masih jam 5 pagi kenapa harus dibangunkan seperti ini?

"Iya ini aku dah bangun bu, kenapa?"

"Kamu Hari ini harus berangkat pagi, kaki nanti berangkat bareng papa kamu."

"Ya gausah sampe dibangunin jam 5 juga bu."

"Biarin biar kamu biasa bangun pagi tiap hari."

"Ish dah lah males, mau mandi."

"Hiy yaudah cepetan mandi Sana abis tu turun ke bawah sarapan cepetan. In dha masakin kamu yang spesial pake telor." Aku mengambil handuk ku. Dan bersiap untuk ke kamar Mandi.

"Ih alay beut dah Punya emak."

"Udah cepet Sana mandi." Kata ibu sambil mendorong ku ke kamar mandi.

Lalu aku membersihkan tubuhku. Air dingin sangat menyegarkan.

🐨

Aku turun melihat ayah Dan ibuku sedang bersanda - gurau. Sepertinya mereka jngin membuat kenangan baru bersama. Aku pun menghampiri mereka. Di meja makan sudah ada pasta. Kesukaanku. Aku segera mengambil nya. Keju yang lumer itu sangat menggugah seleraku. Aku mengambil sedikit lebih banyak dari biasanya. Karena aku suka sekali dengan keju, apalagi pasta. Astaga inginku habiskan semuanya.

"Pelan - pelan makannya awas keselek." Kata ibu mengingatkanku.

"Iya bu santuy. Gabakalan keselek aku mah."

"Udah cepetan itu abis itu berangkat. Oiya jangan lupa bawa Clarista kesini."

"Iya bu."

Kami pun menyelesaikan makanan nya Dan berangkat ke tujuan masing - masing. Aku bersama ayah tentunya. Tidak lupa untuk berpamitan ke ibu. Ayah mencium pipi ibu dan ibu mencium tangan ayah. Dan ibu mencium pipi ku, astaga. Yasudahlah, aku tidak sabar bertemu dengan Clarista.

🐨

Aku pamit dengan ayah dan segera masuk ke kelas. Di parkiran aku melihat Clarista yang sedang dielus puncak kepalanya oleh abangnya. Aku berusaha untuk tidak menyapa nya. Namun, abangnya menghentikanku saat Clarista sudah pergi.

"Eh, gue ingetin lagi ya, JAUHIN CLARISTA!"

"Iya bang, gue juga ga berani macem - macem kalo lu yang bilang."

"Tapi kok lu kek biasa aja abis jauh dari Clarista?"

"Berat sebenernya, cuma gue berudaha buat tegar diluar, tapi tetep aja didalem ambyar."

"Yaudah makasih ya gue hargain usaha lu ngejauhin Clarista. Makasih ya." Kata abang nya Clarista sambil memegang pundak kiri gue. "Gue cuma gamau dia kenapa - kenapa. Soalnya dia satu - satunya yang gue sayang." Aku terpaksa berbohong.

"Pacar Mana bang?"

"Masih jomblo. Terakhir mantan gue ngajak putus sebulan yang lalu Dan gue masih belom bisa move on dari dia."

"Ya gapapa gue bisa bantu lu move on kok."

"Heeee." Kata nya sambil mendaratkan tinjuan pelan ke kepalaku. "Gapapa gue bisa sendiri."

"Oke gue duluan ke kelas. Bye." Kataku sambil tersenyum.

"Bye." Katanya sambil tersenyum singkat.

FightersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang