Figur Dingin

438 45 9
                                    

Hari sudah pagi. Ji Hyun pun terbangun dari tidurnya. Dia sadar kalau sedang tidak berada di kamarnya sendiri. Di mana aku? batinnya sambil melihat sekitar. Ji Hyun pun terkejut saat menyadari ada seorang lelaki di sana. Lelaki itu sedang tertidur di atas meja belajar. Sontak Ji Hyun pun teringat dengan kejadian yang menimpanya tadi malam. Ji Hyun pun langsung membuka selimut yang menyelimuti tubuhnya. Kemudian, dia bangun sambil melemparkan bantal ke arah lelaki tersebut. "Apa yang sudah kau lakukan padaku?! Hey, bangun!"

Perlahan lelaki itu pun mulai terbangun. Matanya masih terasa sangat berat untuk dibuka. Kesadarannya juga belum pulih sepenuhnya sehingga saat bantal yang dilempar Ji Hyun mengenai wajahnya, dia tidak bereaksi sedikitpun. Wajahnya datar dengan kondisi setengah sadar.

"Kyungsoo!" Ji Hyun terkejut. "Jadi kau yang tadi malam..."

"Tidak, tidak," Kyungsoo berusaha menepis dengan suara malas. "Justru aku yang telah menolongmu."

"Tapi kenapa aku bisa ada di kamar ini?"

"Aku sudah berusaha menanyai Mi Ra dan yang lainnya untuk menanyakan tempat tinggalmu. Tapi dia tidak mengangkat teleponku. Yang lain juga menjawab tidak tahu. Jadi, aku membawamu kemari."

"Lalu siapa lelaki yang telah membuatku pingsan itu?"

"Aku tidak tahu siapa dia tapi aku ingat wajahnya. Mukanya oval, sedikit berjerawat, hidungnya mancung. Dia memakai setelan jas, sepertinya dia mahasiswa di kampus kita."

Ji Hyun berusaha mengingat-ingat orang yang punya ciri-ciri seperti yang telah diberitahukan Kyungsoo. Namun, dia kebingungan karena banyak sekali mahasiswa yang punya ciri-ciri seperti itu. Ji Hyun pun bermaksud ingin bertanya lagi tetapi perhatiannya seketika teralihkan pada pipi Kyungsoo yang terlihat lebam. "Apa kau mendapat luka itu karena menolongku?"

Kyungsoo reflek memegang pipinya sambil berkata, "Jangan khawatir. Ini pasti akan sembuh dengan sendirinya."

"Dimana kotak P3K?" tanya Ji Hyun sambil turun dari kasur.

Kyungsoo tahu apa yang hendak dilakukan Ji Hyun. Dia pun berusaha menghentikan perempuan itu. "Tidak usah. Aku bisa mengobatinya sendiri nanti."

"Cepat tunjukkan!"

"Ada di dalam lemari cokelat, di ruang tamu."

Sontak Ji Hyun keluar dari kamar. Saat menyadari ada orang yang sedang tidur di sofa, Ji Hyun pun memelankan gerakannya dalam membuka lemari. Dia berusaha menciptakan suara sehalus mungkin agar orang tersebut tidak terbangun. Setelah itu, perempuan tersebut kembali ke kamar tadi dan mengobati Kyungsoo.

"Apa di dapurmu ada makanan?" tanya Ji Hyun sambil mengobati Kyungsoo. Dia sangat berhati-hati agar tidak tersentuh lelaki itu.

"Kau lapar?" Mata Kyungsoo membulat.

"Sedikit," ucap Ji Hyun sambil tertawa malu.

"Baiklah, aku akan membuatkanmu makanan."

"Hah? Ka-kalau begitu tidak usah. Aku pikir ada makanan yang sudah jadi tadi."

Tiba-tiba Kyungsoo berdiri sontak Ji Hyun melangkah mundur.

"Kau tamu di sini. Jadi, sudah sewajarnya aku menghidangkan makanan untukmu."

"Tidak usah. Kalau begini aku jadi merepotkanmu." Ji Hyun pun melanjutkan, "Bagaimana kalau aku saja yang memasak? Anggap saja sebagai ucapan terima kasih dariku karena sudah menolongku."

Kyungsoo pun berusaha menghentikan perempuan itu. Namun, dia terlambat. Perempuan tersebut sudah lebih dulu keluar dari kamar dan menutup pintu.

Kyungsoo pun menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Lalu, dia pun memutuskan untuk merapikan buku-buku yang ada di atas meja. Dia juga merapikan kasur dan hal-hal yang terlihat berantakan di kamar itu. Setelah semuanya benar-benar rapi, dia pun memutuskan untuk menghampiri Ji Hyun yang sedang memasak di dapur.

WHY YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang