Ji Hyun sedang bersiap-siap untuk pergi sementara Mi Ra masih bermanja-manja dengan selimut tidurnya.
"Mi Ra, aku pergi dulu,"
"Ke mana?"
"Ke suatu tempat."
"Kalau begitu hati-hati." Lalu Mi Ra pun kembali menutup matanya dan Ji Hyun beranjak pergi.
Di sepanjang jalan, tiba-tiba Ji Hyun merasa ragu akan keputusan yang telah dibuatnya. Apa Kyungsoo benar-benar bisa membantuku? pikirnya.
Tak lama kemudian, Ji Hyun pun tiba di depan apartemen Kyungsoo. Lalu, perempuan itu menekan bel yang ada.
Beberapa menit kemudian, pintu dibuka dan terlihatlah Kyungsoo. Lelaki itu pun mempersilakan Ji Hyun untuk masuk. Lalu, mereka pun duduk di sofa ruang tamu.
"Sebaiknya kau ceritakan dulu sejak kapan kau punya kelainan itu dan bagaimana mungkin itu bisa terjadi padamu."
"Kau tidak akan membeberkannya seperti Hyon, kan?"
"Tidak. Aku bukan laki-laki semacam itu."
"Tapi...," ucap Ji Hyun masih merasa ragu.
"Tidak usah cerita bila kau tidak percaya padaku," ucap Kyungsoo dengan suara khasnya yang terdengar berat.
"Baiklah." Ji Hyun mulai mempercayai lelaki itu. "Aku akan menceritakan semuanya." Lalu, Ji Hyun pun mulai bercerita.
"Aku lahir dan tumbuh di desa terpencil, di pelosok daerah. Jumlah warga di sana hanya sedikit dan semua penghuninya adalah perempuan. Jadi, bisa dibilang aku tinggal di desa para wanita."
Kyungsoo tiba-tiba menyela saking herannya. "Maksudnya di sana tidak ada satu lelaki pun? Lalu bagaimana bisa bayi-bayi di sana terlahir tanpa seorang ayah?"
"Kalau tidak salah cerita, dulu itu ada sepasang suami istri yang memutuskan untuk tinggal di daerah tersebut. Mereka ingin mencoba hidup damai di tengah hutan. Tak lama kemudian, sang istri hamil dan melahirkan anak perempuan kembar. Lalu kedua anak itu tumbuh dewasa dan tak sengaja bertemu dengan penjelajah hutan. Mereka pun menikah dan dikaruniai anak laki-laki dan perempuan. Tak lama setelah itu sang ayah meninggal dunia dan suami dari masing-masing perempuan itu memutuskan untuk pergi dari situ. Ketika anak lelaki mereka sudah besar, dia juga ikut meninggalkan ibu dan saudara perempuannya. Alhasil, desa kecil itu berkembang menjadi desa yang dihuni khusus para wanita saja."
"Lalu kenapa kau bisa sampai di kota seperti sekarang ini?"
"Ketika aku tumbuh menjadi remaja, aku mulai diliputi rasa penasaran akan keberadaan ayahku. Jadi, saat aku lulus SMP, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah yang ada di pinggir kota. Di situlah aku bertemu dengan Mi Ra dan Ki Hwan. Sejak saat itu pula aku bertekad ingin menjadi aktris agar bisa dilihat oleh ayahku. Aku sangat ingin bertemu dengannya."
"Lalu sejak kapan kau mulai sering jatuh pingsan?"
"Sejak di SMA." Ji Hyun pun menambahkan, "Aku mulai mengenal laki-laki sejak di SMA karena semua murid di SD dan SMPku adalah perempuan."
Kemudian, Ji Hyun pun menceritakan penyebab dia sering jatuh pingsan saat di SMA. "Semua karena Ki Hwan," ucapnya.
"Bukankah dia pacarmu?" tanya Kyungsoo yang masih sedikit bingung.
"BUKAN!" sahut Ji Hyun sedikit emosi. "Sudah berapa kali aku bilang kalau dia itu bukan pacarku! Dia hanya pura-pura waktu itu."
Sejenak suasana pun menjadi hening karena Kyungsoo mulai berusaha memahami inti masalah dari permasalahannya Ji Hyun. Sementara itu, Ji Hyun terdiam karena berusaha menahan emosinya yang mulai tidak stabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU?
FanfictionKetika seorang artis yang sedang naik daun memutuskan untuk mengenyam pendidikan di sela-sela kesibukkannya, maka ia harus menerima semua resiko yang ada. Itulah yang menjadi pilihan Do Kyungsoo. Sementara itu, di sisi lain ada seorang wanita yang...