Berlari Jauh

7.1K 128 2
                                    

Sangat lama aku didekap olehnya. Keringat dan nafas terengah-engah memmbasahi tubuhku. Bahkan untuk bernafaspun tak diberinya kesempatan. Rasanya aku akan menyerah padanya. Tubuhku sudah tak sanggup lagi. Tenaganya sangat kuat bak tenaga kuda yang berlari di area balapan. Ya Tuhan, apakah aku akan berakhir disini. Bibirnya masih lihai memainkan dadaku. Kini aku mulai menangis. Saat lidahnya menyentuh puting susuku yang berwarna coklat gelap itu. Dengan asyik dia mengulumnya seperti permen susu dan rasa sakit bercampur geli menyelimutiku lagi. Rasanya memang nikmat tapi aku tak mau diperlakukan seperti ini. 

Selama dia masih menikmati dadaku, tangannya mulai bebas meraba-raba pahaku yang mulus. Oh tidak, kini dia berani memasukkan tangannya ke dalam CDku. "Jangan...Ahh...Kumohon" aku memelas dengan dengan penuh harap kepadanya. Tapi sepertinya dia tidak peduli lagi dan lagi. Dia mulai menyentuh klitorisku dan aku menggeliat lagi dan lagi. Sentuhannya memang lembut membuat aku semakin menggeliat. Dia terus mengorek-ngorek vaginaku dan terkadang dia menusukkannya ke dalam dengan cepat. Aktivitas itu membuat badanku semakin bergoncang. Dia tersenyum puas dan mencoba melepaskan ciumannya. Aku sudah sesak. Dari tadi dia tak memberiku kesempatan. Goyangan tangannya masih meraba-raba Mrs. Vku. Kini kurasakan cairan putih mulai keluar dan kurasakan cairan itu tertampung di ujung jarinya. Dia menarik jarinya dan menjilat cairan Mrs.Vku di depan mataku.

Sekarang dia menghentikan gerakannya. Dia mencoba meraih kancing celananya. Aku tau dia akan memulai permainannya. Dan aku takut, aku tidak bisa lari lagi. Setelah ini dia akan menguasaiku. Tidak... tidak... kucoba menahan tekanannya. Kucoba untuk terlihat lemas dan tidak lagi melawan. Kucoba untuk terlihat siap dimangsa dan mencondongkan dadaku kearahnya. Kini dadaku sudah telanjang di depannya. Kedua gunungku mulai menantangnya. Matanya melirik tajam dan kupalingkan mukaku agar dia melihat leherku yang mulus lagi. "Bagaimana, seru kan? Tak usah naif menolakku. Sabar sayang. Aku pun sudah tak tahan lagi. Sebentar aku akan bebaskan dulu Junior untuk bisa memasukimu." 

Perlahan-lahan dia mulai menarik tangannya dan menjauhi tubuhku. Dia bergegas seperti tak ingin kehilangan kesempatan. Logika langsung melayang dan menendang kemaluannya sekuat tenaga. Dia terpapar kesakitan. Sesegera mungkin aku meraih tas dan braku yang berceceran di lantai. Aku berusaha meraih pintu. Untungnya kunci masih lengket di pintu. Aku berlari sekuat tenaga. Dan aku berjanji aku tidak akan datang ke kamar itu lagi bahkan ke hotel itu lagi. Meski aku sudah ditelanjanginya, setidaknya aku belum dimasuki Mr.Pnya. Aku masih bisa menyelamatkan diri dari bajingan itu. Untungnya.....

Masih mau lanjut?

Jangan lupa follow Zheyeng****;)

From ONS to Making Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang