Kesalahan

11.2K 161 1
                                    

18++ Be carefulll>>>>>

Kumasuki ruang ajaib yang bisa membawaku mendaki bangun tinggi ini. Hanya ada aku seorang padahal beberapa detik lalu masih ramai sekali. Lantai yang harus kutuju tinggi sekali. Kubaca lembaran kertas digenggamanku dengan samar: Lantai 73 kamar 306 Hotel Osaki a.n Tn. Ruby (Kepala Wilayah I Bank Sedari). Kukeluarkan lembaran dokumen-dokumen dari tas kecilku untuk laporan harian manajemen Bank tempat kerjaku. Sebagai Asistant Manager itu sangat merepotkan. Bahkan untuk laporan sekecil ini harus kuberikan 24 jam. Padahal jaman sudah canggih. Tidak bisakah ia meminta memo. Huh...tak ada gunanya mengeluh. Aku bisa melaluinya. Semangatku memang masih tinggi tapi badanku tak sanggup lagi.

Kucari nomor kamar di sepanjang lorong dengan tampilan klasik yang terkesan mewah dan elegan. Rasanya aku sudah berjalan dari ujung ke ujung tapi tak kunjung menemuinya. Hingga aku tiba di depan pintu dengan nomor Tiga Kosong... ah ini pasti dia! Dari tadi aku hanya membaca nomor kamar 320,315,305, bla...bla... apa mereka tidak bisa menyusun angkanya dengan benar aku sudah cape mencarinya. Kuketuk pelan pintu ini dan kudengar engsel pintu mulai bergerak untuk menyambutku. Bos memang sangat ramah. Kumohon cepatlah. Aku sudah ingin pulang.

Seorang pria setengah telanjang menarik tanganku dengan paksa pasca dia memandangiku dari bawah ke atas. Aku mengira dia adalah Tn. Ruby ternyata aku sudah salah orang. Belum sempat mencari penjelasan dia menarikku paksa ke dalam kamarnya dan berkata: "Aku sudah menunggumu lama. Kau terlambat. Harusnya aku memesan dari kemarin." Maksud orang ini apa? Dia langsung mendekapku dengan erat. Uh...bau alcohol. Aromanya sangat menyengat. Dia pasti sedang mabuk. Tangannya mulai menyentuh leherku dengan tiba-tiba. Aku ingin menghempasnya tapi dia merapatkan tubuhku ke dinding.

Bibirnya mulai menyentuh leherku dan menjilatinya. Aku mencoba menolak perlakuannya dan berteriak keras menyuruhnya berhenti. Tapi sepertinya dia tak menghiraukan dan perlakuannya semakin menjadi-jadi. Teriakanku dibungkamnya dengan ciuman mendadak yang membuatku sulit bernapas. Rasanya semua bibirku sudah berada dimulutnya. Lidahnya memaksa masuk ke mulutku. Tapi kurapatkan bibirku untuk tidak memberi celah baginya. Tak menyerah dia menyentuh ujung samping buah dadaku. Membuatku langsung menganga. Tidak ada yang pernah melakukannya kepadaku. Beraninya dia. Tak lag ibis dihindari. Lidahnya menjulur masuk dan memainkan lidahku. Rasanya dia sudah menguasai mulutku sekarang. Juluran ingin kuhindari tapi tak kuasa. Dia sudah menjelajahi semuanya. Badanku masih merapat di dinding dingin ini.

Keringatku bercucuran sedari tadi dia menahanku dengan kedua kakinya. Tanganku yang menronta-ronta sudah tertahan lengannya yang kuat itu di ujung kepalaku. Dia mengunciku dengan posisi ini sehingga dia bebas menjelajahikui. Rasanya tidak bisa lari kemana lagi. Bahkan dia berhasil meraih kancing gaunku. Kini dadaku yang mulus mulai terlihat. Kesalnya dia menyisakan sedikit untuk tidak menampakkan pentilku yang menantang. Dengan egoisnya dia memain-mainkan semua ujung muka dan leherku. Lama-lama ciumannya mulai menurun dan terus menurun menjelajahi semua bagian tubuh atasku. Aku merasakan sentuhan bibirnya mengerumuni kulitku. Rasa geli membuatku bergetar dan tubuhku sontak semakin condong kepadanya. Seperti semakin meminta sentuhan yang lebih panas lagi. Napasku mulai terengah-engah menahan gejolak di badanku. Rasanya sel-sel tubuhku gundah membuatku suhu tubuhku naik. Semua bekas ciumannya memerah dan kurasakan seluruh tubuhku terangsang dengan sentuhannya yang tiba-tiba.

Nafasku serasa menyatu di rambutnya yang basah. Ah wangi sabun yang lembut. Kurasa dia baru saja mandi tadi. Tapi perlakuannya ini sangat kasar. Dia tak memberiku kesempatan berbicara. Bibirku terus dikulum tak henti-hentinya. Kepalaku tak sedikit pun diberikan berpaling. Dadanya yang bidang menekan payudaraku. Aku sudah memasuki kandang singa. Sekarang aku aku tak bis pergi keman-mana lagi. Aku menjadi mangsanya sekarang.

" Rasamu sangat manis, apakah kau tidak pernah bermain? Reaksimu masih kaku. Tak salah aku memesan hari ini. Mereka memberikan yang terbaik. Mala mini kau tak akan kulepaskan. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut. Karena ini adalah pengalamn pertamamu kan" bisikannya memenuhi kepalaku serambi dia memeras buah dadaku dan menghisap cuping telingaku. Aku ingin menolak tapi badanku serasa menerimanya. Aku tak bisa lari lagi. Rasanya dia akan mendapatkanku....

Tertarik? ikuti terus ceritanya Zheyengs.....

From ONS to Making Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang