Pulanglah

1.8K 54 0
                                    

Halo Zheyeng...maaf ya baru hari ini aku update cerita untuk kalian. Kemarin tugas kampus menumpuk. Jadi baru bisa lanjut sekarang. Semoga terhibur.

>>>>

Selama satu minggu aku dan Ray terus bersama. Dia selalu mengantar jemput aku layaknya seorang supir pribadi. Sekarang dia sudah seperti sahabat terbaikku. Dengan cepat kami langsung akrab dan saling bertukar cerita satu sama lain. Sesekali kami makan diluar. Rasanya puas sekali bersama dia dan ini baru pertama kalinya aku mendapatkan seorang sahabat pria. Mr. Bob bahkan mengembalikan jabatanku karena aku berhasil menyelesaikan tugas dengan baik ditambah Sunny tidak pernah muncul lagi di kantor. Sunny tak pernah datang lagi ke kostku juga. Katanya dia kembali ke Jerman bersama papanya untuk melanjutkan bisnis keluarga mereka. Bagi Sunny jabatan yang dia dapatkan di kantor itu kan masih kecil. Aku rasa dia tidak terlalu peduli dengan jabatan seperti itu toh dia mendapatkan hal yang lebih besar.

Sore yang melelahkan kulewati dengan maksimal hingga aku sampai di kost. Ponselku tergeletak tak kusentuh seharian. Hmm...ada pesan. Seperti biasa. Dari dia.

"Bagaimana  keadaanmu? Baik-baik saja kan?"  Pesan Mike sekali dua hari datang kepadaku. Apa dia sekhawatir itu padaku? Kadang kubalas kadang tidak. Seringkali kudapati panggilan tak terjawab berpuluh-puluh kali jika aku lupa mengecek ponselku.

"Halo, Sunny? Kapan kamu pulang? Bagaimana kabarmu?" kujawab telepon Sunny sesaat setelah aku baru saja membalas pesan Mike. 

"Hei Talia, aku beruntung berangkat ke Jerman. Disini aku berjumpa dengan partner bisnis papaku. Kau tahu, aku berjumpa dengan Mike. Aku rasa kami berjodoh. Kami seringkali bertemu dan berbincang bersama. Papa kami  bahkan berencana menjodohkan kami berdua. Kamu gak papa kan aku sama Mike. Kan kamu bilang kamu gak terlalu suka kepadanya." Sunny bercerita dengan ceria.

Deg...ada sebersik denyutan perih seperti tergores di dadaku. Kenapa aku begini?  Mike bukan siapa-siapa dan wajar Sunny menggebetnya. Dia pantas untuk Mike. Pertemuan mereka disana juga pasti bukan kebetulan. Kalau mereka sudah dekat, kenapa Mike masih menghubungiku? Harusnya dia tidak usah mengurusiku lagi. Sekarang Ray terus menjagaku. Ini sudah dua minggu dan tidak terjadi apa-apa. Aku benci dia perhatian kepadaku padahal dia juga mengurusi wanita lain disana.

Setelah itu aku hanya diam dan sesekali menyahut mendengar cerita Sunny. Dia gadis beruntung. Semua yang diinginkannya akan selalu dipenuhi semesta ini. Tidak seperti aku gadis wong desa ini yang merantau ke kota dengan sejuta harapan untuk mendapatkan impian mengubah nasib.

Mike calling....

Yah, baru saja aku memikirkannya dia sudah menelepon lagi. Aku benci dan semakin benci padamu Mike. Bodohnya aku secepat itu percaya padamu. Kuacuhkan dan setelah ponselku berhenti berbunyi langsung saja kunonaktifkan ponselku. Moodku sudah tidak baik gara-gara cerita Sunny. Apa ini yang namanya cemburu ya?

****

"Pagi, Talia?" sapa Ray dengan mobil Zipnya. 

Kubalas dia dengan senyuman terpaksa. Padahal aku sudah berjanji semalam aku tak akan galau gara-gara Mike. Tapi aku tak bisa membohongi perasaanku.

"Masih marah ya tuan puteri? Pangeran sampai gelisah setengah mati menanyaimu. Dia bahkan akan pulang hari ini. Dia sangat khawatir. Aku sudah bilang kau baik-baik saja. Katanya dia bingung kau tidak membalas pesannya." Ray bercerita panjang lebar.

"Ray, kamu gak usah antar jemput aku lagi ya. Aku rasa aku sudah aman sekarang. Aku rasa pria-pria kemarin hanya sebentar saja penasaran padaku. Hari ini aku tidak ke kantor. Aku dirumah saja. Kau pergilah. Dan katakan padanya dia jangan pulang hanya gara-gara persoalan seperti aku. Aku ini bukan siapa-siapa. Dia sudah punya jodoh disana. Sekarang suruh dia mengawasi tunangannya itu saja. Suruh dia melupakan aku. Dah...

"Eh..." Ray terbelalak kaget mendengarku berbicara dingin. Kulangkahkan kembali kakiku ke atas tangga. Biar saja aku bolos sehari. Aku tak peduli gajiku dipotong bos gendut itu. Kukirim email singkat untuk memeberitahukan aku tidak enak badan.  Padahal aku sudah bersiap-siap pagi ini meski dengan dandanan amburadul. Hmmm... Ray masih di depan. 

"Iyah Bro dia cerita tentang perjodohanmu. Dia bahkan tidak mau ke kantor hari ini. Tapi kupastikan dia akan baik-baik saja. Jika dia keluar dari rumah aku akan menghubungimu." Ray bercerita sedikit panik.

Apa-apaan dia? Apa Ray tidak punya pekerjaan selain mengurusi aku? Sebegitu setianyakah dia pada Mike? Heran sekali dengan mereka berdua. Aku kan baik-baik saja. Harusnya mereka tidak usah khawatir berlebihan seperti itu.

Rasanya di dalam rumah juga tidak enak sama sekali. Aku merasa semakin terkungkung disini. Maksud ingin menenangkan diri dari Mike malah semakin terus memikirkannya. Kenangan bersamanya hanya sebentar tapi cukup membuatku terkesan. Ohiya ini hari Jumat kan, besok bank akan libur dan Senin ada libur hari raya nyepi. Berarti ada 3 hari libur. Hmm... aku punya rencana keren agar tidak bisa diawasi Ray terus seperti ini. Hehehehe... dia tidak akan menemukanku pasti.

>>>BERSAMBUNG>>>

From ONS to Making Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang