"Mike, kau harus pulang secepatnya. Om Kimble selalu menanyaiku setiap jam. Aku sudah cape berbohong padanya." ucap Ray.
"Ok. Apa keadaan disana baik-baik saja?" tanya Mike.
"Apanya yang baik? Sehari lalu nilai saham perusahaanmu turun drastis. Dan aku harus memberitahumu ini sebenarnya..." Ray memotong suaranya.
"Apa maksudmu Ray? Bicaralah yang jelas."
"Aku tidak tahu entah ini benar atau tidak. Om Kimbell terlihat khawatir dan aku menguping dia saat bertelepon tadi siang... katanya... Ehmm... Kakekmu tak pulang-pulang. Semua pengawal mencarinya di seluruh kota tapi tak ada kabar apapun. Kau tahu kan jika seorang komisaris perusahaan hilang akan ada yang memnfaatkan keadaan ini."
"Apa?" seketika Mike lemas.
"Kau tahu kan keadaan kakek sedang tidak baik. Kemarin aku baru menemaninya memeriksa ring di jantungnya."
"Aku juga tidak tahu dan malam ini keadaan sangat gawat. Beberapa investor meminta untuk melakukan RUPS malam ini dan mereka butuh kepastian darimu. Bagaimana ini? Ayahmu hanya bisa mengikuti permintaan mereka. Meskipun dia sebagai wakil dari kakekmu dia tetap saja harus menghormati investor lain kan..."
"Apa-apaan ini? Kemarin aku meninggalkan perusahaan dalam keadaan baik-baik saja."
"Dimana kau sekarang? Aku akan menjemputmu."
"Aku sedang berada di tempat Talia. Aku akan berangkat sekarang."
"Ha....? Talia? Kau bilang kau pergi keluar kota."
"Memangnya kenapa? Rumahnya juga diluar kota. Aku juga sudah melamarnya. Padahal aku ingin mengenalkannya kepada papa dan kakek besok tapi keadaan begitu rumit. Aku mohon tolong bantu aku Ray. Hanya kau yang bisa kuandalkan."
"Iya." pekik Ray di ujung sana.
"Aku akan berangkat sekarang juga mungkin aku bisa menempuh kota 3 jam lagi. Tolong jemput aku di stasiun nanti."
"Iya. Kau harus memberitahuku jika sudah sampai. Rapatnya tinggal 4 jam lagi." Suara Ray terdengar parau.
"Ok."
Mike menatapku dengan sedih. "Padahal aku ingin menghabiskan waktu bersamamu dan calon mertua serta kerabat kita disini. Tapi keadaan sangat sulit sekarang. Kakek hilang dan perusahaan sedang goyah. Aku harus pergi. Mereka membutuhkanku."
"Aku ikut." tegasku.
"Jangan, aku tidak mau kalau dijalan terjadi apa-apa."
"Malah aku yang takut padamu jika sesuatu terjadi padamu saat kamu sedang kacau begitu. Lagian lusa aku akan masuk kerja."
"Terimakasih sayang. Kau pengertian sekali"
Kami langsung bergegas dan berpamitan pada mama dan keluargaku. Aku langsung memesan sebuah taksi online dengan harapan kami bisa cepat sampai ke kota.
Karna Mike tak sabaran melihat tuan supir melajukan mobil kami, dia meminta untuk mengambil alih kendara.
"Tidak bisa pak. Anda adalah penumpang saya dan saya yang harus bertanggung jawab atas anda dan nona. Saya sudah menjalani profesi ini selama 10 tahun dan saya tidak pernah memberikan penumpang alih kendali sekalipun. Maaf"
"Pak, saya tidak akan memberitahukan hal ini pada perusahaan bapak tapi sekarang nyawa keluarga saya sedang terancam dan saya harus segera sampai ke kota. Tolong pak."Mike kelihatannya sangat mengkhawatirkan kakeknya. Aku harap kakek Kimbell baik-baik saja. Meski baru sekali bertemu dengannya aku merasa dia adalah orang tua yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
From ONS to Making Love (COMPLETE)
Short StoryDeskripsi tentangmu: Awalnya aku membencimu karena hari itu. Kamu membuat duniaku hancur seketika. Kau mengingatkanku pada kenangan lama yang menyakitkan juga. Tapi kau bilang kau tak akan melepaskanku. Seakan-akan aku ini adalah milikmu. Kau perlak...