Minggu Ceria

1.6K 60 0
                                    

Minggu ceria adalah sebutan hari yang baik untuk hari ini. Hari ini adalah hari istimewa sebab kami akan berkunjung ke rumah kakak di kampung seberang. Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-90. Yeey...

Mama mengajak kami semua ikut. Tapi adikku si nomor 2 enggan untuk ikut karena alasan malas keluar rumah. Jadi, Mike memberi bantuan untk menggantikan adikku si nomor. Dia baik sekali. 

Sejak kemarin,dia terlihat tulus menemani kami sekeluarga. Rasanya dia menikmati keidupan di kampung bersama kami. Mama juga cepat sekali menerima dia dan adikku si bungsu juga sudah terlihat memperlakukannya seperti abang kandung sendiri. Semalam, sebelum aku tidur di kamar mama, keudengar si bungsu sudah berani menceritakan kisah cinta monyetnya pada Mike dan adikku si nomor dua juga ikut-ikutan menyahut. Mereka sekamar bertiga. Lama kelamaan rasanya mereka seperti sudah menjadikan Mike sebagai kakak ipar mereka sendiri. Dasar kau Mike, kau cepat sekali merebut hati semua orang. 

Dan aku masih mendiamkannya. Sesekali dia mengajakku mengobrol dan langsung kupasang muka jutek dan cuekku. Rasa marah gak jelas seperti ini membuatnya frustasi. Mama dan adik-adikku tentu saja mengejekku. "Kakak kan uda umur-umur dewasa gitu. Uda cocok nikah juga. Kenapa sifatnya masih kaya SD dulu. Dasar..."

Sifat kekanak-kanakanku sudah terbuka kalau sudah di rumah sendiri dan aku sedikit bersalah juga marah gak jelas pada Mike. Dia sudah berusaha meyakinkanku dan mengejarku kemari. Tapi aku tetap marah padanya. Sebenarnya aku merasa sedikit bersalah juga tapi sekarang rasanya terlambat karena terlanjur marah padanya. Aku gengsi lagi untuk meminta maaf. Jadi biar saja keadaan akan mengalir begitu saja dan nanti juga baikan. Wkwkwk...

***

"Sudah semuanya? Ayo berangkat!" mama meneriaki kami untuk segera berangkat. Mama tampak anngun dengan memakai baju bergaya tradisional berbahan kain batik coklat yang pas di badannya. Sedangkan aku memakai baju kemeja lama yang berbahan batik juga yang merupakan baju seragam keluarga kami.

Adikku si bungsu yang pertama keluar dari kamarnya dengan memakai kemeja krim polos dan Mike menyusul dari belakang dengan kemeja batik berwarna abuu-abu. Eh, tunggu dulu! Itu baju kan.... kami memakai motif baju yang sama.

 "Cie....seragam nih ye....satu hati!" si bungsu mengejek dengan menggoda.

"Ma, itu kan kemeja papa! Ko mama kasih sama Mike? Kenapa mama ngasih baju papa ke sembarang orang dengan bebas. Aku mau ganti sajalah. Bikin bad mood lah." kulirik Mike yang hanya tersipu melihatku rewel.

"Tidak ada waktu lagi. Tante uda nunggu sama kakek disana. Lagian Mike uda jadi anakku sekarang. Kamu gak boleh bilang dia orang lain lagi. Mike juga anak mama sekarang. Daripada baju papa makin usang di lemari, lebih baik dia pakai saja toh." Mama lekas berangkat keluar rumah.

"Kalo kaya gini. Berarti kita uda dapat restu dong. Hehe he..." Mike menggoda saat hendak berpaling.

Aku kesal setengah mati karena suasana ini. Saat mau berangkat juga, aku harus boncengan dengan Mike. Maksud mau menjauhi Mike malah dunia seakan semakin berusaha mendekatkan kami.

Dua sepeda motor milik kedua adikku laki-laki menjadi alat transportasi keluarga kami. Aku berboncengan dengan Mike dan mama dibonceng oleh si bungsu. Adikku hanya rebahan di rumah. Dia memang anak yang sedikit malas apalagi soal acara keluarga. Kami menuju kampung halaman kakek. Hmm...semoga hari ini lebih baik.

Di perjalanan aku dan Mike hanya terpaku dalam diam dan tidak ada yang berani membuka percakapan terlebih dahulu. Aku merasa kaku dan tidak enak ditambah kesal dengan dia di hadapanku.

"Sayang, kamu masih marah ya? Sebegitu bencinyakah kau kepadaku?"suara Mike dengan lembut.

"Aku tidak tahan lagi seperti ini. Jika kau memang ingin aku pergi, katakanlah. Aku rela dan tak akan mengganggumu lagi."

From ONS to Making Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang