***
Kulangkahkan kakiku menapaki anak tangga dengan penuh hati-hati. "Apa lagi yang kau cari? Aku sudah tampan, kaya, multi-talenta, dan pastinya bisa memberikan apa saja padamu. Siapa lagi yang pantas untukmu kalau bukan aku? Tapi aku akan menunggumu jatuh cinta padaku." Perkataan si bangsat masih terngiang di kepalaku. Yah, dia mengantarku dengan Porsche miliknya sampai-sampai semua anak kost memandangiku. Rasanya aku tak nyaman dengan tatapan mereka apalagi diantar oleh si Bangsat yang bagi anak kost disini dia langsung jadi buah bibir. Entah apa yang mereka lihat darinya. Bagiku dia selalu pria yang buruk. Akhirnya pintu kost bisa kucapai dengan susah payah. Maklum kostku di lantai 3 jadi aku harus sabar menaiki anak tangga yang jumlahnya tidak sedikit.
"Sudah pulang? Darimana saja?" suara seorang gadis menyambutku saat kubukakan pintu kamarku. Tentu saja aku terkejut karena aku tinggal sendiri saja di kamarku. "Eh...ngapain kamu disini? Bukannya kamu pergi ke luar kota dengan Mr. Bob? Lagian emangnya papamu gak kwatir kamu menginap di kostku?"kutegur dia sambil merapikan bajuku. "Talia, kamu kan tahu Mr. Bob tidak akan mau rapat lama-lama trus papa gak akan marah kalau dia tau aku bersamamu. Tenang aja, dia sangat percaya sama kamu. Trus kamu darimana? Pake baju sebagus itu? Habis ngedate ya? Eh...eh Taliaku ini udah jadi gadis nakal sekarang....Hmm... katakan siapa padaku!" Dasar si Sunny, dia begitu kepo kalau sudah urusan seperti ini. "Lepaskan aku!" Kupaksa dia mengendorkan pelukannya karena penasaran. "Aku tidak mau lepas sebelum kamu kasi tau." Huhh dia memaksa sekali dan malah pelukannya makin erat. Anak ini maunya harus dituruti. Mau bagaimanapun kalo keinginannya tak dituruti dia akan terus memaksa. "Ok deh... aku habis pulang dari pesta ulang tahun si Bangsat itu." jawabku dengan kesal. "Hah...maksudmu pria yang sering kau ceritakan itu? Dia yang datang ke kantor tadi pagi kan? Wah... pasti seru sekali! Andaikan aku ikut." dia mulai membebaskan pegangannya dariku.
****
"Jadi maksudmu dia tidak akan berhenti mengejarmu sampai kau jatuh cinta padanya?" Sunny begitu terkejut mendengar pernyataan dariku. Sikap si anak ini beda sekali kalo sudah diluar kantor. Disini kekanak-kanakannya nampak sekali dan dia begitu imut sekali. Aku salut dengannya dia bisa mengondisikan dirinya dimana saja. Aku selalu bercerita apapun padanya karna dia satu-satunya orang yang kupercaya di kota ini. Bisa dibilang kami sangat dekat kalo sudah berada di luar kantor. Kami sahabat disini tapi tidak ada orang kantor yang menyadarinya. Aku bahkan sering menginajami uang padanya jika uang bulananku sudah habis. Dia sahabat yang terbaik. "Hmm... Dia bangsat gila. Aku semakin membencinya." sambil kucomel cemilan yang dibawa Sunny padaku. "Hei...kalau aku jadi kau aku malah bersyukur ada pria yang mengejarku. Apalagi dia tampan, kaya, dan cerdas lagi seperti itu. Kau mau pria yang gimana lagi Kau sudah hilang akal." Sunny terlihat sedikit meluapkan kekesalannya padaku. "Sunny sayang, dia bukan pria baik-baik!" kujawab dia dengan memalingkan mukaku. Sebenarnya aku belum cerita padanya kejadian di hotel itu. "Kalau kau tidak mau dia gimana kalau samaku aja" dia mencoba memancingku. "Ambil saja kalau mau. Sebenarnya aku tak berurusan dengannya lagi. Kau tahu. Tapi aku sudah memperingatkanmu! Hati-hatilah" kubaringkan tubuhku untuk mengistirahatkan badanku yang sudah lelah seharian. Ini juga sudah larut malam. Seharusnya kami tidur. "Aku akan buktikan omonganmu gak betul. Sini nomornya. Hei jangan nyesal kalau aku mendapatkan dia nanti." dia menggoda lagi. "Terserahmu saja. Lihat saja namanya kubuat Si Bangsat Gila" Kubenamkan mukaku ke bantal. Hmm... nyaman sekali sedangkan Sunny sibuk mengutak-atik ponselku. Aku tidak peduli lagi. Hariku berat hari ini.....
****
Pagi yang indah menyambutku. Badanku sedikit pegal mungkin karna kemarin malam begitu panjang. Kulihat Sunny masih tertidur pulas. Kusiapkan Roti bakar dengan isian sayuran segar untuk menu sandwich yang sangat disukai Sunny jikalau berkunjung ke kostku. "Tuan Putri sarapan sudah siap. Cepatlah, nanti kita telat loh." kubanguni Sunny yang masih terlelap. "Ahh.." dia membalas dengan nada malas membuatku geram. Kutindih badannya untuk membuat dia sesak. "AA...A..A" semakin dia meronta semakin kukunci dia hingga dia tidak bisa bergerak. "Ampunnn..." dia memelas dan aku tertawa puas karena setelah ini dia pasti tidak akan berani untuk berontak lagi. Hehehe....
"Aku ikut denganmu ya, motorku kemarin tinggal di kantor." kubuka obrolanku dengan Sunny saat sarapan bersama. Dia mengangguk malas karena masih kesal kubangunkan dengan cara seperti tadi. Baby I don't understanding...understanding....understanding..... Dering ponselku menghentikanku untuk menyantap roti bakarku. Kujawab ponselku dan kudengar sehutan dari seberang "Pagi sayang. Bagaiman tidurmu? Aku dibawah sekarang menunggumu. Maaf gara-gara aku kamu jadi repot semalam. Kuantar ke kantor ya..." kulirik ke bawah lewat jendela kamarku dan kulihat dia melambaikan tangannya dengan senyumnya yang elegan. Kekehhhjh.....
>>>Bersambung>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
From ONS to Making Love (COMPLETE)
Short StoryDeskripsi tentangmu: Awalnya aku membencimu karena hari itu. Kamu membuat duniaku hancur seketika. Kau mengingatkanku pada kenangan lama yang menyakitkan juga. Tapi kau bilang kau tak akan melepaskanku. Seakan-akan aku ini adalah milikmu. Kau perlak...