Busku melaju dengan perlahan menjauhi hiruk piruk kota yang penuh dengan berbagai persoalan. Dengan berbagai beban di dada, ingin rasanya kutinggalkan juga agar aku bisa sedikit damai dan tak perlu khawatir lagi.
Ponselku bergetar hebat pertanda panggilan-panggilan yang datang silih berganti. Kulirik sebentar dan membaca sebuah nama yang sperti biasa akan selalu kuabaikan. Getarannya tak bisa berhenti seiring rasa kesal di dada tak kunjung pergi.
"Ada apa?" kali aku jawab saja. Dari tadi dia tak berhenti.
"Kau dimana sekarang? Ray bilang kau tak ada di kamarmu. Bagaimana kau bisa pergi sedangkan dia terus berjaga di depan." pekiknya dengan memberi kesan lelah.
"Itu bukan urusanmu. Urus saja dirimu sendiri."kututup ponselku dengan kesal. Masih sempat dia berteriak meminta untuk menunggunya berbicara tapi aku tak peduli lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 03.00 sore. Tak terasa aku berada di perjalanan selama 3 jam dari Kota. Kini aku sudah sampai di terminal terakhir. Kuteteng tas dan beberapa kotak makanan sebagai oleh-oleh untuk mama di kampung. Rasanya aku tidak sabar lagi untuk bertemu mama. Aku sudah tak pulang selama 5 bulan. Aku yakin dia juga akan merindukanku. Sabarlah ma....
****
Doggy menyambut kedatanganku dengan ceria. Dia mengusap-usapkan badannya dan melompat-lompat meraihku. Dijilatinya wajahku saat aku menunduk untuk memeluknya. "Halo nak, kamu meridukanku ya. Anjing pintar." Rasanya aku sangat senang dia mau menyambutku dengan ceria. Lalu muncul sesosok wanita dengan badan yang masih tegap meski sudah berumur. Kulitnya memang sedikit terbakar oleh panas matahari siang setiap hari tapi wajahnya tetap cantik dengan senyum yang dihiasi gigi rapinya itu. Matanya tertuju kepadaku, matanya yang menunjukkan kasih terdalam. Sebercak bening terasa mengalirkan diri menjauhi bola mataku.
"Mama...aku pulang." kupeluk dia dengan erat melepaskan semua rindu yang sudah tertimbun di hatiku ini. Rasanya sangat nyaman. Aku terkadang egois dan tak ingin melepasnya selamanya. Cinta ini tak akan kutemukan dimanapun.
****
"Tumben kamu pulang gak ngasih kabar apa-apa. Kamu juga keliatannya punya beban ya. Mama bisa merasakannya tadi."mama bertanya sambil menyendok nasi ke piringku. Aku dan keluargaku sedang makan malam bersama.
"Gak papa ko ma, aku pengen ke rumah aja. Aku sangat merindukan kalian. Emang mama gak rindu denganku ya?" aku mulai mengalihkan pembicaraan.
"Ka, jaketnya keren ya. Dimana kaka belinya? Aku suka." adikku si bungsu bergabung dengan kami bertiga. Aku, mama, adikku laki-laki tepat di bawahku, dan si bungsu kami.
"Baguslah nanti kita lihat yang lain lagi ya. Kalo kamu juara semester depan, kaka janji akan belikan kamu apapun yang kau mau." aku teringat jaket itu kubelikan minggu lalu karena ada promo bagus di online. Kebetulan ada 2 pasang dan aku teringat pada kedua adik laki-lakiku. Senang sekali kalau si bungsu suka tapi adikku yang satu lagi cuek-cuek saja. Bilang makasih kek...dasar sok cool nya kelewatan.
Kami makan malam bersama. Rasanya hangat sekali. Andai papa juga disini. Mungkin kami bisa saling berbagi cerita. Papa... aku akan melindungi keluarga kita.
****
Pagi datang begitu cepat. Burung-burung kecil bernyanyi ceria di ranting pepohonan di pekarangan rumah. Sambutan ayam-ayam di kandang meminta jatah dan warga-warga mulai membuat kesibukan. Terdengar suara dentingan sendok goreng mama menyentuh periuk di dapur, suara keras kampak mengoyak kayu bakar tetangga, suara sapu lidi mengumpulkan dedaunan dan kesibukan lain yang memberi ciri khas warna desa.
Tidak ada yang membangunkan aku sama sekali. Padahal dulu sewaktu SMA aku orang yang pertama sekali dibanguni mama. Aku masih ingat teriakannya menggelegar menyebut namaku hingga disebut sebagai alarm pagi oleh tetangga. Hmm... aku memang susah kalau disuruh bangun pagi. Rasanya enggan berpaling dari kehangatan selimut menutupi tubuhku dari udara dingin di pagi hari. Tapi karena sudah terbiasa bangun lebih cepat di kota sekarang aku tidak begitu lagi loh...
![](https://img.wattpad.com/cover/213409227-288-k469411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
From ONS to Making Love (COMPLETE)
Cerita PendekDeskripsi tentangmu: Awalnya aku membencimu karena hari itu. Kamu membuat duniaku hancur seketika. Kau mengingatkanku pada kenangan lama yang menyakitkan juga. Tapi kau bilang kau tak akan melepaskanku. Seakan-akan aku ini adalah milikmu. Kau perlak...