Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Yang, jadi kapan kamu mau ngelamar aku?" Ucap Sejeong sambil bergelayut manja di lengan Sehun.
Ya, saat ini Sehun sedang bersama Sejeong mengunjungi satu butik ke butik lain yang ada di mall itu.
Sebenarnya Sehun sangat malas untuk keluar atau bertemu siapapun.
Kalau saja Sejeong tidak mengancamnya dengan berkata akan ke rumah Sehun sendiri untuk langsung menjemputnya.
Sehun hanya tidak ingin mencari masalah lagi dengan orang tuanya, karena kehadiran Sejeong yang tidak mereka inginkan.
Sudah cukup kemarin Sehun mendapat 1 bogeman yang lumayan keras dari papa nya setelah tau kalau perjodohan itu tidak di lanjutkan.
Tidak lagi.
"Untuk saat ini aku belum memikirkan soal itu Sejeong. Tolong mengerti." Jawab Sehun malas.
Entahlah kenapa dia jadi seperti ini? Seperti ada sebagian dari dirinya yang pergi.
Tapi Sehun tidak tau itu apa?
Mungkin Sehun belum menyadarinya.
"Aku sudah cukup mengerti Sehun, sejak pertunanganmu dengan Lisa kemarin aku sudah mengerti dan menunggu. Lalu sekarang apa lagi yang kau tunggu? Tidak ada lagi penghalang hubungan kita Sehun." Sejeong benar-benar marah saat ini.
Bagaimana tidak ? Sudah hampir 2 bulan Lisa pergi dan setiap kali ia mengungkit soal lamaran, selalu saja Sehun mengatakan hal yang sama.
Sejeong juga capek bila terus menunggu seperti ini.
"Tunggulah sebentar lagi."
"Terserah kau saja. Aku mau cincin Sehun, belikan aku cincin." Sejeong menarik lengan Sehun untuk mengikutinya ke toko emas.
"Tunggu. Ini ambil kartu kreditku. Kau pergi sendiri saja Sejeong, aku ingin pulang kepalaku sakit sekali saat ini." Ucap Sehun lemah. Dia lalu mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompet.
Lalu langsung pergi meskipun ditahan oleh Sejeong.
"Ck, kau benar-benar berubah Sehun. Apa yang terjadi padamu?" Pikir Sejeong.
"Bodo, lebih baik aku berbelanja saja." Sejeong tersenyum bahagia sambil melihat kartu kredit di genggamannya. Bahkan ia sudah tidak memikirkan masalah lamaran yang mereka bahas tadi.
____________________________________
"Sehun, ada apa denganmu?"
"Memangnya ada apa denganku pah?" Sehun bingung, di baru sampai dirumah tapi sudah di hadang dengan pertanyaan tak jelas dari ayahnya.
"Kinerja kerjamu benar-benar menurun sehun. Salah satu clien papa komplain soal rapat kemarin. Penjelasanmu benar-benar tak jelas katanya. Hampir saja ia menarik kembali saham nya kalau bukan papa yang memberikan penjelasan. Kau kenapa sehun?"