FOKUS terhadap seseorang di depan yang tengah di rias cantik di kaca, ku tatap nafasnya berhembus berulang sembari menutup kedua matanya. Entah apa yang ada dibenaknya. Kurasa ia tengah melawan gugupnya saat ini, pasalnya dalam hitungan jemari lagi; ia akan menyandang status baru dan tentunya lembaran baru yang terbuka bersama seseorang. Lihat gaunnya, memberikan pandangan pertama kali pada bahu mulusnya karena tidak tertutup kain. Lihat dadanya, yang hampir menunjukkan buah dadanya yang untungnya hanya menunuukkan garisnya saja; celah di antara dua dadanya. Serta jangan lupakan cepolan rapi dan sematan bunga cantik di berwarna putih di cepolan itu. Make up tipis elegan dan tentunya sepatu high heells yang tidak terlalu tinggi namun sangat cantik di pakai di kakinya. Dia, Lee Jieun. Diriku yang tak bisa aku percayai akan menempuh hidup baru bersama salah satu seniornya yang sempat dulu di impi-impikan.
Nafasku terus berhembus sekedar menenangkan degupan jantungku yang abnormal. Hingga, saat seseorang menaruh tangannya di bahuku dan mengelusnya perlahan, aku mulai melekukkan senyum kepada lelaki itu. Kim Taehyung.
Ia menunduk ikut menatap wajahnya dan diriku di cermin. "Ayo, kita menempuh hidup baru..." suanya terkesan berat lembut menerpa tengkukku secara perlahan.
..........
"Aku bersedia, menerima Kim Taehyung sebagai suamiku..."
"Aku bersedia, selamanya akan bersamanya sampai mau memisahkan.."
"Aku bersedia, menerimanya dalam hidupku sebagai lelaki yang akan membimbingku ke jalan yang dianggapnya benar.."
"Aku bersedia, mendukungnya dalam setiap langkahnya maupun keputusannya..."
"Aku bersedia menjadi istri sah Kim Taehyung. Baik secara agama, ataupun hukum. Aku bersedia menjadi istrinya.."Kecupan selama beberapa saat, tepukkan gaduh menghiasi ruangan besar penuh romantik, pendeta yang berdiri di samping kami pun tersenyum dan menunduk; seolah memberi selamat.
Netraku menumbruk mata monoloidnya, tatapannya yang begitu hangat dengan lekukan senyum dari bibir tipisnya, cukup ampuh membuatku ingin memeluknya. Sorak-sorak yang menyita pendegaran kami, lekas kami balasi dengan lekukan senyum dan memamerkan cincin emas yang terpasang di jari manis kami. Dengan Taehyung yang menggantungkan tangannya di pinggangku. Pun, karena saking senangnya kami tanpa sadar bersamaan saling menoleh, mendekatkan wajah kami hingga membenturkan hidung hingga tanpa sadar Taehyung ingin segera melakukan kecupan lagi denganku.
"Taehyung-ah! Di appartement saja sepuasmu. Tapi malamnya!" Pekik Chanyeol membuat Taehyung menunjukkan deretan giginya malu dan kembali fokus pada para undangan.
Beberapa jam berlalu, aku yang sudah lelah menyalami para tamu dan berfoto bersama mereka, akhirnya merasakan lega setelah menduduki diriku di kursi. Taehyung yang hanya melempar senyum ke para tamu, pun beralih menatapku dan memegang tanganku sekedar menenangkanku yang begitu sangat lelahnya, sama halnya dengan dirinya.
"Permisi nona, apakah kau bernama Jieun?" Tanya seseorang sembari memegang sebuah kotak besar. Pun aku mengangguk membenarkan sebagai balasan.
"Oh, ini ada paket dari Jeon Jungkook..." ucapnya yang langsung mendapatkan perhatikan dari Taehyung dan mengambilnya terlebih dahulu.
"Taehyung-ah.."
Taehyung membuka paket besar itu tanpa basa basi. Memasang wajah aneh setelahnya dan mengeluarkan semua isi di kotak itu dengan rasa, ya bisa dibilang kesal.
"Apa ini? Hanya kaset dan kertas puisi saja? Apakah orangnya datang kesini?" Ucap Taehyung mengedar pandang.
Aku mengambil barang yang di keluarkan Taehyung. Membaca kertas puisi dari kotak itu dan ternyata ada selembar kertas lainnya di dalam kaset itu saat aku buka.
ROMANTIS.
.........
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Noona ✓ [COMPLETED]
Fanfic- BELUM TAHAP PERBAIKAN - S1✓ S2✓ Dua minggu seperti Dua tahun, satu bulan seperti satu tahun, kalau lima belas bulan seperti seabad?! Tangan kekar itu menggenggam sebuah lolipop dengan entengnya. Menunggu seseorang yang menjemputnya di tengah kera...