• Ch. 4 - Masih Ingin (S2)

669 70 0
                                    

DALAM perjalanan menuju appartement Taehyung, ia sempat menghembuskan nafas sebal beberapa kali. Pasalnya, laki-laki nampak menampilkan senyumannya senang. Benar, bukan Taehyung yang mengemudikannya, melainkan Jungkook yang mengambil alih kemudi setelah Taehyung memberitahukan alamat appartementnya.

"Apakah kalian sudah memiliki anak?" Tanya Jungkook tanpa menatap Taehyung.

"Sudah.." datar Taehyung.

Jungkook lantas hanya mengangguk, pun ia lantas memberhentikan mobilnya di depan appartement Taehyung, yang sudah di beritahukan alamatnya. Tak ada basa-basi atau ucapan terimakasih dari Taehyung, tangan Jungkook yang hampa saat di mobil ingin sekedar mengajak tos, enggan di sambut. Hingga hanya ukiran senyum yang diberikan Jungkook atas kepahaman kekesalan yang Taehyung rasakan.

"Hyung, aku berangkat naik bus ya." Ucap Jungkook tak berbalas sedikitpun, hanya sekelebat angin menerpa tubuh Jungkook sesaat. Pun, Jungkook mengukir senyum dan berotasi menatap gedung di belakang tubuhnya. Angin yang menerpa sekilas; bersaman dengan mobil berlalu dengan pengemudi kesal beberapa saat lalu, pun lekas di balasi senyuman tipis terukir dibibirnya.

............

Mengukir senyum tak kalah senangnya, memukul pipinya berulang serta mencubitnya beberapa saat, menunjukkan giginya kelewat senang, pun Jungkook tak habis pikir dengan apa yang tak ia duga. Bahkan Jungkook sesekali menghembuskan nafasnya, karena sesak akibat degup jantung yang abnormal.

Sejujurnya, bisa saja Jungkook masuk secara lancang masuk ke appartement Taehyung dan bertemu denga nonanya ya, mungkin sekedar bertegur sapa atau bertatap muka. Namun, Jungkook menyadari bahwa kehadirannya tak di harapkan oleh Taehyung sedikitpun.

Memegang dadanya dengan senyuman enggan memudar, bahkan saat ia menjatuhkan punggungnya diatas ranjang, Jungkook terus memikirkan hal tak terduga. Apakah takdir?

..........

Menaruh setumpuk tas belanja diatas meja dapur. Pun, Taehyung menatap agak membelak karena Jieun mulai menginterupsi dengan tangannya membopong tubuh putri cantiknya. "Kenapa lama?"

Mengukir senyuman dengan tipis. "Kedainya ramai. Jadi memakan banyak waktu.."

Jieun melangkah mendekat ke arah Taehyung. "Kenapa wajahmu kaku? Apa ada yang kau sembunyikan?"

Semakin membelak kaku, Taehyung menggeleng. "Tidak sayang. Aku hanya merasa tidak sabar menyipi makanan ini..." Jedanya menghirup makanan yang masih dalam bungkusnya. "Aromanya lezat...."

..........

Stanford Univercity
California, Amerika Serikat
08.00 Waktu Amerika

Mencatat poin penting dari dosen. Iris Jungkook benar-benar fokus dengan penjelasan dosen tanpa melewatkan sedikitpun penjelasan sang dosen.

"Oh?"

Terkejut beberapa saat karena sikunya yang sengaja di senggol oleh Mark. Lekas membuat Jungkook beralih pandang dan mengangkat dagunya, pun di balasi lekukan senyuman oleh Mark. Mengetuk meja secara pelan tanpa menatap Jungkook, seolah paham lelaki itu mengalihkan atensinya kepada tangan Mark yang rupanya menggenggam secarik kertas sobekan yang ia berikan secara perlahan.

"Tomorrow!!!! - Nancy🖤"

Mengedarkan pandang ke sembarang arah, terlihat Seung-ri yang menunjukkan jari manisnya kepada Jungkook, mengukir senyumnya dengan sangat senang di bangku yang didudukinya. Mengepalkan kedua tangannya sebagai pelampiasan perasaan senang. Pun Jungkook lantas membalasnya dengan ukiran senyuman manis dan jari telunjuk diatas bibir, kemudian menunjuk ke arah dosen.

It's My Noona ✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang