MEMBULATKAN iris atas surat undangan secara dadakan datang. Netra heran ditunjukkan Taehyung dalam surat undangan resmi dari perusahaannya, pun membuat Taehyung menginterupsi menyita atensi Jieun yang tengah menggendong bayi mungilnya.
"Kenapa dadakan seperti ini? Apa dia ingin memotong waktu tidurku?"
"Kenapa?"
Jieun mendekati Taehyung, sementara suaminya menghembuskan nafas dan menaruh surat itu di atas meja. "Undangan perayaan peresmian proyek di cabang New York. Aku di undang hadir untuk acara itu nanti malam..."
Jieun membulatkan irisnya, seolah binggung atas respon suaminya. "Lalu apa masalahnya? Bukankah kau tinggal datang?"
Taehyung menegaskan irisnya, mendekatkan wajahnya ke arah Jieun. "Memang mudah. Tapi hari liburku yang ku siapkan untukmu dan Hyeyon terambil hanya karena ini, bukankah menyebalkan?!"
Jieun mengecup bibir suaminya dan terkekeh. "Kalau begitu mau bagaimana lagi? Bukankah masih ada hari esok? Setelah datang ke acara itu kau bisa menghabiskan waktumu dengan kamikan?"
Taehyung menatap Jieun datar. "Acaranya sampai tengah malam sayang. Bagaimana aku bisa ada waktu?"
"Benarkah?! Kalau begitu setelah acaranya selesai, besok kau ambil cuti saja.."
"Ada proyek.."
"Kalau begitu lain waktu."
Taehyung menatap datar Jieun. "Apakah kau lupa? Saat aku mengambil proyek, hari itu hari spesial?"
"Bukankah kita bisa merayakannya malam hari?" Sahut Jieun polos yang dibalasi senyuman penuh arti dari Taehyung.
"Oh~ apakah sayangku, Kim Jieun. Sudah menyiapkan sesuatu yang romantis di hari itu?" Godanya membuat Jieun terkekeh dan tersipu malu.
"Oh~ apakah benar?" Sahut Jieun asal yang dibalasi tatapan tak suka oleh Taehyung.
"Hyeyon Kim! Aku sangat mencintai Eommamu. Tapi, dia mempermainkanku. Haruskah aku menghukum ibumu?" Adu Taehyung kepada Hyeyon yang berada di dalam pelukkan Jieun.
............
Queen Butiq
Califonia, Amerika Serikat.
08.00 waktu Amerika Serikat.Iris Jungkook menatapi dengan binar setiap gaun yang ia lihat. Mengukir senyum terus menerus dan berjalan perlahan sekedar melihat pajangan gaun di dalam butik.
"Jungkookie! Lihat gaunku!" Pekik Seung-ri berlari ke arah Jungkook dengan ekspresi wajah kegirangan. Pun memutar tubuh menatap gadis yang menyerukan namanya tersebut. Mengulas senyum kemudian, menatap naik turun sebanyak beberapa kali sekedar memastikan gadis dihadapannya yang menatap penuh deguman dari jantungnya.
"Bagus. Gaunnya pas dengan tubuhmu. Tapi, bukankah nampak lebih cantik apabila gaunnya berbentuk 'V' dibagian dadanya?"
Mengerjabkan iris berulang kali, ucapan ambigu Jungkook yang membuat Seung-ri mengukir senyuman tipis, tersipu. Lekas mengangguk dan setuju tanpa basa-basi.
"Baiklah. Aku akan cari gaun yang berbentuk 'V' dibagian dadanya.."
Jungkook terkekeh, mengangguk sebagai balasan. "Ternyata gadisnya sangat penurut.." gumamnya pelan. "Iya, pilihlah gaunnya. Seung-ri tidak boleh terlihat jelek di mata para hadirin sore nanti..." Pinta Jungkook langsung diberi anggukan mantap, semangat atas pujian penuh makna yang Jungkook katakan.
Menyita atensi sesaat, ponsel bergetar di saku jaket. Jungkook langsung meraba jaketnya dan mengambil ponselnya.
Panggilan masuk
Paul Web
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Noona ✓ [COMPLETED]
Fanfic- BELUM TAHAP PERBAIKAN - S1✓ S2✓ Dua minggu seperti Dua tahun, satu bulan seperti satu tahun, kalau lima belas bulan seperti seabad?! Tangan kekar itu menggenggam sebuah lolipop dengan entengnya. Menunggu seseorang yang menjemputnya di tengah kera...